Charles Horton Cooley. Sekilas Pemikiran

Hubungan Cooley* dengan fatwa Chicago menarik sebab beliau menghabiskan kariernya di Universitas Michigan. Akan tetapi, perspektif teoritis Cooley* sejalan dengan teori interaksionisme simbolik yang menjadi produk paling penting fatwa Chicago (Jacob, 2006; Sandstorm dan Kleinman, 2005; Schubert, 2005, 2007).

Cooley* mendapatkan gelar Ph.D.-nya dari Universitas Michigan pada 1894. Dia telah membuatkan perhatian yang berpengaruh pada sosiologi, tetapi pada waktu itu tidak ada jurusan sosiologi di Michigan. Akibatnya, pertanyaan-pertanyaan untuk investigasi Ph.D.-nya tiba dari Universitas Colombia, daerah sosiologi telah diajarkan semenjak 1889 di bawah kepemimpinan Franklik Giddings. Cooley* memulai kariernya mengajar di Michigan pada 1892 sebelum menyelesaikan studi doktoralnya.


Meskipun Cooley* berteori perihal fenomena berskala besar menyerupai kelas-kelas sosial, struktur-struktur sosial, dan lembaga-lembaga sosial, beliau dikenang di masa kini terutama sebab wawasan-wawasannya perihal aspek-aspek psikologis-sosial kehidupan sosial (Schubert, 2005, 2007). Karyanya di wilayah itu sejalan dengan karya George Herbert Mead*, meskipun Mead memiliki imbas yang lebih mendalam dan lebih langgeng pada sosiologi daripada Cooley. Cooley* memiliki perhatian pada kesadaran, tetapi beliau menolak (seperti dilakukan Mead) memisahkan kesadaran dari konteks sosial. Hal itu dicontohkan paling baik oleh suatu konsepnya yang lestari hingga sekarang—diri yang melihat cermin. Dengan konsep itu, Cooley mengerti bahwa orang memiliki kesadaran dan bahwa kesadaran itu dibuat di dalam interaksi sosial yang berkelanjutan.

Konsep dasar kedua yang menggambarkan minat-minat psikologis-sosial Cooley*, dan juga perhatian dan arti pentingnya yang berkelanjutan, ialah mengenai kelompok primer. Kelompok-kelompok primer yakni kelompok-kelompok yang akrab, berhadap-hadapan yang memainkan suatu tugas yang menghubungkan pemain film dengan masyarakat yang lebih besar. Yang sangat penting secara khusus yakni kelompok-kelompok primer orang muda—terutama keluarga dan kelompok sobat sebaya. Di dalam kelompok-kelompok itu, individu bertumbuh ke dalam suatu sifat sosial. Pada dasarnya diri yang melihat cermin muncul di dalam kelompok primer dan anak yang berpusat pada ego mencar ilmu memperhitungkan orang lain dan, oleh sebab itu menjadi anggota masyarakat yang menawarkan kontribusi.

Baik Cooley* (Winterer, 1994) maupun Mead* menolak pandangan behavioristik atas manusia, pandangan bahwa orang secara buta dan tidak sadar memberi respons pada rangsangan luar. Mereka percaya bahwa orang memiliki kesadaran, suatu diri, dan tanggung jawab sosiologlah mempelajari aspek realitas sosial tersebut.

Cooley* mendesak para sosiolog biar mencoba menempatkan diri di daerah para pemain film yang sedang mereka pelajari, memakai metode introspeksi simpatik, untuk menganalisis kesadaran. Dengan menganalisis apa yang sanggup mereka lakukan sebagai para pemain film di dalam banyak sekali keadaan, para sosiolog sanggup memahami makna dan motif yang melandasi sikap sosial. Metode introspeksi simpatik bagi banyak orang tampak sangat tidak ilmiah. Di antaranya, di wilayah itu, karya Mead* menggambarkan suatu kemajuan yang melebihi karya Cooley*. Namun demikian, ada banyak persamaan di bidang minat kedua orang itu, juga tidak kalah pentingnya yakni pandangan mereka yang sama bahwa sosiologi harus berfokus pada fenomena psikologis-sosial menyerupai kesadaran, tindakan, dan interaksi.

Download di Sini


Sumber.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.


Baca Juga
1. Charles Horton Cooley. Biografi
2. Kelompok Primer (Primay Group) dan Kelompok Sekunder (Secondary Group)
3. Teori-Teori Sosiologi Sesudah Comte: Mazhab Psikologi
4. Tokoh-Tokoh yang Mempengaruhi Perkembangan Ilmu Sosiologi

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel