Georg Lukacs. Kesadaran Kelas Dan Kesadaran Palsu

Kesadaran kelas mengacu pada sistem-sistem iktikad yang dianut bersama oleh orang-orang yang menduduki posisi kelas yang sama di dalam masyarakat. Lukacs* menjelaskan bahwa kesadaran kelas bukan jumlah total juga bukan kesadaran rata-rata individual; lebih tepatnya, itu yakni suatu sifat kelompok orang yang menerima daerah yang serupa di dalam sistem produktif. Pandangan tersebut menghasilkan suatu fokus pada kesadaran kelas kaum borjuis dan khususnya kesadaran kelas kaum proletariat. Di dalam karya Lukacs*, ada relasi yang terang di antara posisi ekonomi, kesadaran kelas, dan “pemikiran-pemikiran psikologis faktual insan perihal kehidupan mereka” (1922/1968:51).

Konsep kesadaran kelas tentu saja menyiratkan, setidaknya di dalam kapitalisme, keadaan kesadaran palsu sebelumnya. Yakni, kelas-kelas di dalam kapitalisme pada umumnya tidak memiliki pengertian yang terang mengenai kepentingan-kepentingan kelasnya yang sebenarnya. Contohnya, sampai tahap revolusioner, para anggota kaum proletariat tidak menyadari sepenuhnya hakikat dan keluasan eksploitasi atas mereka di dalam kapitalisme. Kepalsuan kesadaran kelas berasal dari posisi kelas di dalam struktur ekonomi masyarakat: “Kesadaran kelas menyiratkan suatu ketidaksadaran yang dikondisikan oleh kelas atas kondisi sosio-historis dan ekonomi seseorang... ‘Kepalsuan’, delusi yang tersirat di dalam situasi ini, bukan berarti keserampangan” (Lukacs, 1922/1968:52). Sebagian besar kelas sosial di sepanjang sejarah tidak bisa mengatasi kesadaran palsu sehingga mencapai ketidaksadaran kelas. Akan tetapi, posisi struktural kaum proletariat di dalam kapitalisme memberinya kemampuan yang unik untuk mencapai kesadaran kelas.

Kemampuan untuk mencapai kesadaran kelas khas bagi masyarakat kapitalis. Di dalam masyarakat-masyarakat prakapitalis, banyak sekali faktor mencegah perkembangan kesadaran kelas. Oleh alasannya yakni itu, alasannya negara yang bebas dari ekonomi mensugesti strata sosial, dengannya kesadaran palsu (prestise) cenderung menutupi kesadaran kelas (ekonomi). Akibatnya, Lukacs* menyimpulkan, “Oleh alasannya yakni itu, di dalam masyarakat demikian tidak ada posisi yang sanggup menyadarkan dasar ekonomi semua relasi sosial” (1922/1968:57). Kontrasnya, dasar ekonomi kapitalisme lebih terang dan lebih sederhana. Orang-orang mungkin tidak menyadari efek-efeknya, tetapi setidaknya mereka secara tidak sadar waspada terhadapnya. Hasilnya, “kesadaran kelas datang pada titik saat ia bisa sadar” (Lukacs, 1922/1968:59). Pada tahap itu, masyarakat menjelma suatu medan perang ideologis yaitu orang-orang yang berusaha menyembunyikan susila masyarakat yang berkelas-kelas mengadu domba orang-orang yang berusaha membeberkannya.

Lukacs* membandingkan banyak sekali kelas di dalam kapitalisme sehubungan dengan kesadaran kelas. Dia menyatakan bahwa borjuis kecil dan para petani tidak sanggup berbagi kesadaran kelas alasannya yakni ambiguitas posisi struktural mereka di dalam kapitalisme. Oleh alasannya yakni kedua kelas itu menggambarkan sisa-sisa masyarakat di dalam kala feodal, mereka tidak bisa berbagi suatu pengertian yang terang akan hakikat kapitalisme. Kaum borjuis sanggup berbagi kesadaran kelas, tetapi paling jauh ia memahami perkembangan kapitalisme sebagai sesuatu yang bersifat internal, tunduk kepada hukum-hukum objektif, yang sanggup dialami hanya secara pasif.


Kaum proletariat memiliki kemampuan untuk berbagi kesadaran kelas yang sejati, dan kalau hal itu dilakukan, kaum borjuis mengambil perilaku bertahan. Lukacs* menolak untuk menganggap kaum proletariat hanya didorong oleh daya-daya eksternal, sebagai gantinya ia memandang mereka sebagai kreator aktif nasibnya sendiri. Di dalam konfrontasi antara kaum borjuis dan proletariat, kelas yang pertama memiliki segala senjata intelektual maupun organisasional, sementara kelas-kelas yang kedua, setidaknya mula-mula, memiliki kemampuan untuk melihat tujuan masyarakat. Sewaktu pertempuran berlanjut, kaum proletariat bergerak dari sebagai “kelas dalam dirinya sendiri”, yakni suatu entitas yang diciptakan secara struktural, menuju suatu “kelas untuk dirinya”, suatu kelas yang sadar atas posisi dan misinya (Bottero, 2007). Dengan kata lain “perjuangan kelas harus dinaikkan dari level kebutuhan ekonomi ke level tujuan sadar dan kesadaran kelas yang efektif” (Lukacs, 1922/1968:76). Bila usaha mencapai titik itu, kaum proletariat bisa melaksanakan tindakan yang sanggup menumbangkan sistem kapitalisme.

Lukacs* memiliki teori sosiologis yang kaya, meskipun tertancap di dalam istilah-istilah Marxian. Dia memerhatikan relasi dialektis antara struktur-struktur (terutama ekonomi) kapitalisme, sistem-sistem inspirasi (khususnya kesadaran kelas), ajaran individual, dan pada kesannya tindakan individual. Perspektif teoritisnya memperlihatkan suatu jembatan penting antara para determinis ekonomi dan para Marxis yang lebih modern.


Download di Sini


Sumber.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.


Baca Juga
1. Georg Lukacs. Biografi
2. Georg Lukacs. Reifikasi

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel