Georg Simmel
Sketsa Biografis
Georg Simmel lahir di jantung kota Berlin pada 1 Maret 1858. Dia mempelajari formasi luas mata kuliah di Universitas Berlin. Akan tetapi, usahanya yang pertama untuk menghasilkan suatu desertasi ditolak, dan salah seorang profesornya berkomentar: “Kami akan memberinya pelayanan yang mahir jikalau kami tidak mendorongnya lebih lanjut ke arah ini (Frisby, 1982:17). Meskipun hal itu terjadi, Simmel gigih dan mendapatkan gelar doktoralnya di bidang filsafat pada 1881. Dia menduduki suatu posisi yang tidak begitu penting sebagai Privatdozent mulai dari 1885 sampai 1900. Di dalam posisinya yang belakangan, Simmel bertugas sebagai seorang dosen yang tidak digaji yang penghidupannya tergantung kepada biaya kuliah mahasiswanya. Meskipun ia dipinggirkan, Simmel bekerja dengan cukup baik di dalam posisinya, sebagian besar alasannya yaitu ia seorang dosen yang unggul dan menarik sejumlah besar mahasiswa (yang membayar) (Frisby, 1981:17; Salomon, 1963/1997). Gayanya begitu terkenal sehingga para anggota masyarakat Berlin yang berbudaya pun tertarik mengikuti kuliahnya yang menjadi peristiwa-peristiwa publik (Leck, 2000). Keterpinggiran Simmel seiring dengan fakta bahwa ia yaitu seseorang yang agak kontradiktif dan oleh alasannya yaitu itu merupakan orang yang membingungkan:
“Jika kita menggabungkan kesaksian-kesaksian yang ditinggalkan pada kerabat, sahabat, mahasiswa, dan orang-orang sezamannya, kita menemukan sejumlah petunjuk yang kadang kala bertentangan mengenai Georg Simmel. Oleh sebagian orang, ia digambarkan sebagai pria yang tinggi dan langsing, sebagian lainnya melukiskan ia pendek dan menampakkan raut wajah yang sedih. Penampilannya dilaporkan tidak menarik, khas Yahudi, tetapi juga intelektual yang bersemangat dan mulia. Dia dilaporkan seorang yang bekerja keras, tetapi juga humoris dan terlalu cendekia bicara sebagai seorang dosen. Pada hasilnya kita mendengar bahwa ia yaitu seorang yang brilian secara intelektual (Lukacs, 1991:145), bersikap bersahabat, baik—tetapi juga bahwa di dalam ia yaitu seorang yang tidak rasional, buram, dan liar”. (Schnabel, dikutip di dalam Poggi, 1993:55)
Simmel menulis artikel yang sangat banyak (“Metropolis dan Kehidupan Mental” [1903/1971] dan buku-buku [The Philosophy of Money* [1907/1978]). Dia dikenal baik di lingkungan akademik Jerman dan bahkan memiliki pengikut internasional, khususnya di Amerika Serikat, daerah karyanya memiliki signifikansi yang besar dalam lahirnya sosiologi. Akhirnya pada 1900, Simmel mendapatkan legalisasi resmi, suatu gelar penghormatan semata di Universitas Berlin, yang tidak memberi ia status akademik yang penuh. Simmel berusaha memperoleh banyak posisi akademik, tetapi ia gagal meskipun menerima santunan para sarjana menyerupai Max Weber*.
Salah satu alasan bagi kegagalan Simmel ialah alasannya yaitu ia yaitu orang Yahudi di Jerman periode kesembilan belas yang penuh dengan anti-Semitisme (Kasler, 1985; Birnbaum, 2008). Oleh alasannya yaitu itu, di dalam suatu laporan mengenai Simmel yang ditulis kepada menteri pendidikan, Simmel dilukiskan sebagai “seorang Israel tulen, di dalam penampilan luarnya, dalam pembawaan, dan cara berpikirnya” (Frisby, 1981:25). Alasan lain ialah jenis pekerjaan yang ia lakukan. Banyak artikelnya muncul di koran-koran dan majalah-majalah; artikel-artikel itu ditulis untuk audiens yang lebih umum daripada sosiolog akademis saja (Rammstedt,1991). Selain itu, alasannya yaitu ia tidak memegang suatu jabatan akademis, ia terpaksa menghasilkan uang melalui kuliah-kuliah publik. Audiens Simmel, baik untuk tulisan-tulisannya maupun kuliah-kuliahnya, lebih berupa publik intelektual ketimbang para sosiolog profesional, dan hal itu cenderung menghasilkan penilaian-penilaian yang bersifat mengejek dari rekan profesionalnya. Contohnya, salah satu dari rekan sezamannya mengutuk ia alasannya yaitu “pengaruhnya tetap... pada atmosfir umum dan mempengaruhi, terutama, level-level jurnalisme yang lebih tinggi” (Troeltsch, dikutip dalam Frisby, 1981:13). Kegagalan-kegagalan langsung Simmel juga sanggup dikaitkan dengan perilaku menganggap remeh akademisi Jerman pada masa itu kepada sosiologi.
Pada 1914 hasilnya Simmel memperoleh pengangkatan akademis reguler di universitas kecil (Starsburg), tetapi sekali lagi ia merasa diasingkan. Di satu sisi, ia meratapi telah meninggalkan audiens para intelektualnya di Berlin. Oleh alasannya yaitu itu, istrinya menulis kepada istri Max Weber*: “Georg mohon diri dari auditorium dengan sangat menyesal... para mahasiswa sangat penuh kasih sayang dan simpatik... hal itu merupakan kepergian pada ketika kehidupan yang puncak” (Frisby, 1981:29). Di sisi lain, Simmel tidak merasa merupakan bab dari kehidupan di universitasnya yang baru. Oleh alasannya yaitu itu, ia menulis kepada Nyonya Weber. “Hampir tidak ada apa pun yang perlu kami laporkan. Kami hidup... terpencil, tertutup, tidak diperhatikan, sunyi dari lingkungan luar. Kegiatan akademik yaitu 0, orang-orang... absurd dalam hati bersikap bermusuhan” (Frisby, 1981:32).
Perang Dunia I segera mulai sesudah pengangkatan Simmel di Starsbourg; ruang-ruang kuliah berkembang menjadi rumah sakit militer, para mahasiswa diliburkan untuk berperang. Dengan demikian, Simmel tetap menjadi tokoh pinggiran di sekolah tinggi Jerman sampai kematiannya pada 1918. Dia tidak pernah melaksanakan karier akademik yang normal. Namun demikian, Simmel menarik pengikut akademik yang besar di zamannya, dan ketenangannya sebagai seorang sarjana, jikalau memang ada, terus bertamumbuh selama tahun demi tahun.
Download di Sini
Teori
1. Georg Simmel. Kebudayaan Objektif
2. Georg Simmel. Bentuk-Bentuk dan Tipe-Tipe Interaksi Sosial
3. Georg Simmel. Geometri Sosial
4. Georg Simmel. Kerahasiaan; Sebuah Geometri Sosial
5. Georg Simmel. The Philosphy of Money
6. Georg Simmel. Level-Level dan Wilayah-Wilayah Perhatian
7. Georg Simmel. Pemikiran Dialektis
8. Georg Simmel. Bentuk-Bentuk Sosial; Superordinasi dan Subordinasi
9. Georg Simmel. Fesyen
10. Georg Simmel. Kebudayaan Individual (Subjektif) dan Kebudayaan Objektif
11. Tokoh-Tokoh yang Mempengaruhi Perkembangan Ilmu Sosiologi
12. Teori-Teori Sosiologi Sesudah Comte: Mazhab Formal
13. Georg Simmel. Lebih-Hidup dan Melampaui-Kehidupan
14. Georg Simmel. Tentang Kesadaran Individual
15. Georg Simmel. Interaksi Sosial (“Asosiasi”)
16. Georg Simmel. Tipe-tipe Sosial
17. Georg Simmel. Struktur-Struktur Sosial
Sumber.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Georg Simmel lahir di jantung kota Berlin pada 1 Maret 1858. Dia mempelajari formasi luas mata kuliah di Universitas Berlin. Akan tetapi, usahanya yang pertama untuk menghasilkan suatu desertasi ditolak, dan salah seorang profesornya berkomentar: “Kami akan memberinya pelayanan yang mahir jikalau kami tidak mendorongnya lebih lanjut ke arah ini (Frisby, 1982:17). Meskipun hal itu terjadi, Simmel gigih dan mendapatkan gelar doktoralnya di bidang filsafat pada 1881. Dia menduduki suatu posisi yang tidak begitu penting sebagai Privatdozent mulai dari 1885 sampai 1900. Di dalam posisinya yang belakangan, Simmel bertugas sebagai seorang dosen yang tidak digaji yang penghidupannya tergantung kepada biaya kuliah mahasiswanya. Meskipun ia dipinggirkan, Simmel bekerja dengan cukup baik di dalam posisinya, sebagian besar alasannya yaitu ia seorang dosen yang unggul dan menarik sejumlah besar mahasiswa (yang membayar) (Frisby, 1981:17; Salomon, 1963/1997). Gayanya begitu terkenal sehingga para anggota masyarakat Berlin yang berbudaya pun tertarik mengikuti kuliahnya yang menjadi peristiwa-peristiwa publik (Leck, 2000). Keterpinggiran Simmel seiring dengan fakta bahwa ia yaitu seseorang yang agak kontradiktif dan oleh alasannya yaitu itu merupakan orang yang membingungkan:
“Jika kita menggabungkan kesaksian-kesaksian yang ditinggalkan pada kerabat, sahabat, mahasiswa, dan orang-orang sezamannya, kita menemukan sejumlah petunjuk yang kadang kala bertentangan mengenai Georg Simmel. Oleh sebagian orang, ia digambarkan sebagai pria yang tinggi dan langsing, sebagian lainnya melukiskan ia pendek dan menampakkan raut wajah yang sedih. Penampilannya dilaporkan tidak menarik, khas Yahudi, tetapi juga intelektual yang bersemangat dan mulia. Dia dilaporkan seorang yang bekerja keras, tetapi juga humoris dan terlalu cendekia bicara sebagai seorang dosen. Pada hasilnya kita mendengar bahwa ia yaitu seorang yang brilian secara intelektual (Lukacs, 1991:145), bersikap bersahabat, baik—tetapi juga bahwa di dalam ia yaitu seorang yang tidak rasional, buram, dan liar”. (Schnabel, dikutip di dalam Poggi, 1993:55)
Simmel menulis artikel yang sangat banyak (“Metropolis dan Kehidupan Mental” [1903/1971] dan buku-buku [The Philosophy of Money* [1907/1978]). Dia dikenal baik di lingkungan akademik Jerman dan bahkan memiliki pengikut internasional, khususnya di Amerika Serikat, daerah karyanya memiliki signifikansi yang besar dalam lahirnya sosiologi. Akhirnya pada 1900, Simmel mendapatkan legalisasi resmi, suatu gelar penghormatan semata di Universitas Berlin, yang tidak memberi ia status akademik yang penuh. Simmel berusaha memperoleh banyak posisi akademik, tetapi ia gagal meskipun menerima santunan para sarjana menyerupai Max Weber*.
Salah satu alasan bagi kegagalan Simmel ialah alasannya yaitu ia yaitu orang Yahudi di Jerman periode kesembilan belas yang penuh dengan anti-Semitisme (Kasler, 1985; Birnbaum, 2008). Oleh alasannya yaitu itu, di dalam suatu laporan mengenai Simmel yang ditulis kepada menteri pendidikan, Simmel dilukiskan sebagai “seorang Israel tulen, di dalam penampilan luarnya, dalam pembawaan, dan cara berpikirnya” (Frisby, 1981:25). Alasan lain ialah jenis pekerjaan yang ia lakukan. Banyak artikelnya muncul di koran-koran dan majalah-majalah; artikel-artikel itu ditulis untuk audiens yang lebih umum daripada sosiolog akademis saja (Rammstedt,1991). Selain itu, alasannya yaitu ia tidak memegang suatu jabatan akademis, ia terpaksa menghasilkan uang melalui kuliah-kuliah publik. Audiens Simmel, baik untuk tulisan-tulisannya maupun kuliah-kuliahnya, lebih berupa publik intelektual ketimbang para sosiolog profesional, dan hal itu cenderung menghasilkan penilaian-penilaian yang bersifat mengejek dari rekan profesionalnya. Contohnya, salah satu dari rekan sezamannya mengutuk ia alasannya yaitu “pengaruhnya tetap... pada atmosfir umum dan mempengaruhi, terutama, level-level jurnalisme yang lebih tinggi” (Troeltsch, dikutip dalam Frisby, 1981:13). Kegagalan-kegagalan langsung Simmel juga sanggup dikaitkan dengan perilaku menganggap remeh akademisi Jerman pada masa itu kepada sosiologi.
Pada 1914 hasilnya Simmel memperoleh pengangkatan akademis reguler di universitas kecil (Starsburg), tetapi sekali lagi ia merasa diasingkan. Di satu sisi, ia meratapi telah meninggalkan audiens para intelektualnya di Berlin. Oleh alasannya yaitu itu, istrinya menulis kepada istri Max Weber*: “Georg mohon diri dari auditorium dengan sangat menyesal... para mahasiswa sangat penuh kasih sayang dan simpatik... hal itu merupakan kepergian pada ketika kehidupan yang puncak” (Frisby, 1981:29). Di sisi lain, Simmel tidak merasa merupakan bab dari kehidupan di universitasnya yang baru. Oleh alasannya yaitu itu, ia menulis kepada Nyonya Weber. “Hampir tidak ada apa pun yang perlu kami laporkan. Kami hidup... terpencil, tertutup, tidak diperhatikan, sunyi dari lingkungan luar. Kegiatan akademik yaitu 0, orang-orang... absurd dalam hati bersikap bermusuhan” (Frisby, 1981:32).
Perang Dunia I segera mulai sesudah pengangkatan Simmel di Starsbourg; ruang-ruang kuliah berkembang menjadi rumah sakit militer, para mahasiswa diliburkan untuk berperang. Dengan demikian, Simmel tetap menjadi tokoh pinggiran di sekolah tinggi Jerman sampai kematiannya pada 1918. Dia tidak pernah melaksanakan karier akademik yang normal. Namun demikian, Simmel menarik pengikut akademik yang besar di zamannya, dan ketenangannya sebagai seorang sarjana, jikalau memang ada, terus bertamumbuh selama tahun demi tahun.
Download di Sini
Teori
1. Georg Simmel. Kebudayaan Objektif
2. Georg Simmel. Bentuk-Bentuk dan Tipe-Tipe Interaksi Sosial
3. Georg Simmel. Geometri Sosial
4. Georg Simmel. Kerahasiaan; Sebuah Geometri Sosial
5. Georg Simmel. The Philosphy of Money
6. Georg Simmel. Level-Level dan Wilayah-Wilayah Perhatian
7. Georg Simmel. Pemikiran Dialektis
8. Georg Simmel. Bentuk-Bentuk Sosial; Superordinasi dan Subordinasi
9. Georg Simmel. Fesyen
10. Georg Simmel. Kebudayaan Individual (Subjektif) dan Kebudayaan Objektif
11. Tokoh-Tokoh yang Mempengaruhi Perkembangan Ilmu Sosiologi
12. Teori-Teori Sosiologi Sesudah Comte: Mazhab Formal
13. Georg Simmel. Lebih-Hidup dan Melampaui-Kehidupan
14. Georg Simmel. Tentang Kesadaran Individual
15. Georg Simmel. Interaksi Sosial (“Asosiasi”)
16. Georg Simmel. Tipe-tipe Sosial
17. Georg Simmel. Struktur-Struktur Sosial
Sumber.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.