George Ritzer. Teori Globalisasi “Of Nothing”

Saat ini keberadaan teori globalisasi begitu banyak menghiasi khazanah keragaman teori-teori sosiologi. Sebagai contoh, teori globalisasi Kellner perihal Techno-Capitalism, Anthony Giddens* perihal Runaway Word Globalization, Zygmunt Bauman* tentang Konsekuensi Globalisasi, George Ritzer* perihal Globalization of Nothing, Arjun Appadurai perihal Teori Landscape, dan lain-lain.

Dalam goresan pena Ritzer* yang berjudul The Globalization of Nothing (2004), maupun Modern Sociological Theory atau Teori Sosiologi Modern (2004:595-597) George Ritzer* dan Douglas J. Goodman, mengemukakan bahwa:


a. Pengertian nothing oleh Ritzer* secara umum ialah bentuk yang dibayangkan dan dikontrol secara sentral yang sebagian besar ialah kosong dari isi yang berbeda (distingtive). Jadi, nothing berarti bukan sesuatu, yakni sesuatu bukan jawaban dari sesuatu yang lain maka globalisasi pada hakikatnya mengembangkan nothing ke seluruh pelosok dunia.

b. Namun sebaliknya, sesuatu (something) dipahami sebagai bentuk yang dibayangkan dan dikontrol secara indigenous yang umumnya kaya dalam isi yang berbeda. Dengan demikian, lebih gampang untuk mengekspor bentuk-bentuk kosong ke seluruh dunia daripada mengekspor bentuk-bentuk yang penuh dengan isi yang berbeda. Karena bentuk-bentuk yang kosong lebih kecil, kemungkinan berkonflik dengan isi-isi lokal. Selain itu, bentuk-bentuk yang kosong alasannya ialah minimalis, mereka gampang bereplikasi terus-menerus dan lebih menguntungkan alasannya ialah reproduksinya relatif murah. Dalam hal ini, contohnya yang gampang kita kenal ialah mall perbelanjaan, merupakan struktur yang sebagian besar kosong dan gampang bereplikasi ke seluruh dunia serta sanggup diisi dengan barang yang spesifik atau diisi something.

c. Secara keseluruhan, ada empat tipe nothing yang sebagian ataupun semuanya kosong dari isi yang distingtif, namun sedang mengglobal, yaitu,
1) Nonplaces atau setting yang sebagian besar kosong dari isi, contohnya mall menyerupai yang telah disebutkan di atas
2) Nonthings, menyerupai kartu kredit, di mana tidak banyak berbeda dengan yang lain
3) Nonpeople, atau jenis karyawan yang diasosiasikan, contohnya telemarketer yang berinteraksi dengan konsumen dengan mengandalkan scripts
4) Nonservis, contohnya yang disediakan oleh ATM di mana pelayanan yang disediakan sama, konsumen mengerjakan sesuatu untuk mendapat layanannya, hal itu berbeda dengan karyawan teller bank

d. Dalam membedakan nothing dengan something, nonplaces dengan places, nonpeople dengan people, nonservices dengan services, terdapat lima hal yang sanggup dilakukan. Kutub sebelah kiri dari perbedaan ini ialah ujung dari kontinum sesuatu (something), sedangkan yang kanan ialah ujung bukan sesuatu (nothing).
1) Unique Generic. Jadi, hal-hal yang unik sanggup dikatakan something. Misalnya, apa yang dinamakan kedai dan kafe lokal. Hal-hal yang berafiliasi dengan makanan dan pelanggannya berada pada ujung unik. Sedangkan gerai rantai fast-food terang merupakan pola yang bersifat generik.


2) Local-Ties-Lack of Local Ties. Jika sesuatu itu mempunyai keterikatan dengan komunitas lokal cenderung diasosiasikan dengan something, sedangkan kurangnya ikatan semacam itu diasosiasikan dengan nothing.

3) Temporally Specific-Timeless. Segala sesuatu yang terikat dengan ruang, hal-hal yang terikat dengan periode waktu tertentu cenderung menjadi something, sedangkan yang terikat dengan waktu tertentu cenderung menjadi nothing.

4) Humanized-Dehumanized. Beberapa kegiatan yang banyak memuat interaksi antarmanusia cenderung menjadi something, sedangkan yang kurang interaksi dengan insan itu cenderung nothing, menyerupai konsep dehumanisasi.

5) Enchanted-Disenchanted. Rentangan ini cenderung mengumpulkan semua yang sudah ada. Yang merupakan something cenderung mempunyai kualitas dan daya “magis” yang memikat, sedangkan yang nothing lebih memungkinkan bersifat tidak begitu memikat. Dengan demikian, makanan yang dibentuk sendiri oleh ahlinya, memungkinkan akan lebih diminati dan menarik daripada makanan yang sanggup dimasak dalam microwave untuk makan malam.


Download di Sini


Sumber.
Supardan, Dadang. 2009. Pengantar Ilmu Sosial; Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bumi Aksara. Jakarta.


Baca Juga
1. George Ritzer. Biografi
2. Paradigma dalam Sosiologi
3. Paradigma Sosiologi. Terpadu
4. Teori-Teori Konsumsi
5. Konvergensi Kultural
6. Teori-Teori Globalisasi
7. Diferensialisme Kultural
8. Hibridisasi Kultur

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel