Karl Marx
Karl Marx lahir di Trier, Prussia, pada 5 Mei 1818 (Beilharz, 2005e). Ayahnya seorang pengacara, memperlihatkan kehidupan keluarga kelas menengah yang agak khas. Kedua orangtuanya berasal dari keluarga rabbi, tetapi alasannya ialah alasan-alasan bisnis, sang ayah telah berpindah agama ke Lutherianisme ketika Karl masih sangat muda. Pada 1841 Marx mendapatkan gelar doktornya di bidang filsafat dari Universitas Berlin, yang sangat dipengaruhi oleh Hegel* dan para Hegelian muda, yang bersikap mendukung, namun kritis terhadap guru mereka. Disertasi Marx ialah suatu risalat filosofis yang kering, tetapi benar-benar mengantisipasi banyak dari idenya dikemudian hari. Setelah lulus beliau menjadi seorang penulis untuk sebuah koran yang liberal-radikal dan dalam sepuluh bulan beliau telah menjadi kepala editornya. Akan tetapi, alasannya ialah pendirian-pendirian politisnya, koran itu ditutup oleh pemerintah tidak usang kemudian. Esai-esai awal yang diterbitkan di dalam periode ini mulai mencerminkan sejumlah pendirian yang akan menuntun Marx di sepanjang hidupnya.
Pendirian-pendirian itu dibubuhi secara liberal dengan prinsip-prinsip demokratis, humanisme, dan idealisme anak muda. Dia menolak keabstrakan filsafat Hegelian*, mimpi yang naif para komunis utopian, dan menolak para penggerak yang sedang mendesakkan hal yang oleh Marx dianggap sebagai tindakan politis prematur. Dalam menolak para penggerak tersebut, Mark meletakkan dasar bagi pekerjaannya sepanjang hayat.
Usaha-usaha praktis, oleh massa sekalipun, sanggup segera dijawab dengan meriam kalau sudah membahayakan, tetapi ide-ide yang telah mengalahkan intelek kita dan menundukkan keyakinan kita, ide-ide yang telah memaku bunyi hati kita, ialah rantai-rantai yang tidak sanggup dilepaskan orang tanpa mematahkan hatinya; mereka ialah setan-setan yang sanggup dikalahkan orang hanya dengan menyerahkan diri kepadanya. (Marx, 1842/1977:20)
Marx menikah pada 1843 dan tidak usang kemudian terpaksa meninggalkan Jerman untuk mencari suasana yang lebih liberal di Paris. Di sana beliau terus bergumul dengan ide-ide Hegel* dan para pendukungnya, tetapi beliau juga menjumpai dua kumpulan wangsit yang baru—sosialisme Prancis dan ekonomi politis Inggris. Caranya menggabungkan Hegelianisme, sosialisme, dan ekonomi politik yang membentuk orientasi intelektualnya unik. Juga yang sangat penting pada titik tersebut ialah pertemuannya dengan orang yang kemudian menjadi sahabat seumur hidup, bahagia memberi dan kerabatnya—Friedrich Engels (Carver, 1983). Putra seorang pemilik pabrik tekstil, Engels menjadi seorang sosialis yang kritis terhadap kondisi-kondisi yang dihadapi kelas pekerja. Banyak rasa iba Marx terhadap kesengsaraan kelas pekerja berasal dari pembukaan dirinya kepada Engels dan ide-idenya. Pada 1844 Engels dan Marx melaksanakan percakapan yang panjang disebuah kafe yang populer di Paris dan meletakan dasar-dasar bagi relasi mereka yang berlangsung seumur hidup. Mengenai percakapan itu Engels mengatakan, “Kesepakatan kami yang lengkap disemua bidang teoritis menjadi jelas... dan kolaborasi kami dimulai semenjak ketika itu” (McLellan, 1973: 131). Pada tahun berikutnya, Engels menerbitkan suatu karya yang terkenal, The Condition on the Working Class in England. Selama periode tersebut Marx menulis sejumlah karya yang sulit dimengerti (banyak yang tidak diterbitkan semasa hidupnya), termasuk The Holy Family (1845/1956) dan The German Ideology* (1845-1846/1970) (keduanya ditulis bersama Engels), tetapi beliau juga menulis The Economic and Philosophic Manuscript of 1844* (1932/1964), yang membayangkan pergulatannya kelak yang kian meningkat di ranah ekonomi.
Sementara Marx dan Engels menganut orientasi teoritis yang sama, ada banyak perbedaan di antara kedua laki-laki itu. Marx cenderung seorang intelektual teoritis yang tidak teratur, dan sangat berorientasi kepada keluarganya. Engels ialah seorang pemikir praktis, seorang pebisnis yang rapi dan teratur, dan seorang yang tidak percaya pada forum keluarga. Kendati terdapat perbedaan, Marx dan Engels menjalin persahabatan yang erat, bekerjasama dalam menulis buku dan artikel dan bekerjasama dibidang organisasi-organisasi radikal. Engels bahkan menopang kehidupan finansial Marx di seluruh sisa hidupnya sehingga Marx sanggup mencurahkan diri kepada usaha-usaha intelektual dan politisnya.
Meskipun relasi Marx dan Engels erat, Engels memperlihatkan dengan terperinci bahwa beliau ialah kawan junior:
Marx sanggup bekerja sangat baik tanpa aku. Apa yang dicapai oleh Marx tidak akan sanggup kucapai. Marx bangun lebih tinggi, melihat lebih jauh, dan mengambil pandangan yang lebih luas dan lebih cepat daripada orang lainnya di antara kami. Marx ialah seorang jenius. (Engels, dikutip dalam McLellan, 1973: 131-132)
Sebenarnya, banyak orang percaya bahwa Engels gagal memahami banyak hal dari kepelikan karya Marx (c. Smith, 1997). Setelah maut Marx, Engels menjadi juru bicara utama bagi teori Marxian dan dalam banyak sekali hal membelokan dan terlalu menyederhanakannya, meskipun beliau tetap setia pada perspektif politis yang telah beliau tempa bersama Marx.
Karena beberapa tulisanya telah mengganggu pemerintah Prusia, pemerintah Prancis, (atas permohonan pemerintah Prusia) mengusir Marx pada 1845, dan beliau pindah ke Brussels. Radikalismenya sedang bertumbuh, dan beliau menjadi seorang anggota aktif gerakan revolusioner internasional. Dia juga berafiliasi dengan Liga Komunis dan diminta untuk menulis suatu dokumen (bersama Engels) yang menguraikan secara terperinci tujuan-tujuan dan kepercayaan-kepercayaannya. Hasilnya ialah Comunis Manifesto 1848* (1848/1948), suatu karya yang dicirikan oleh slogan-slogan politis yang berdengung (misalnya, “kelas pekerja di seluruh negeri, bersatulah”).
Pada 1849 Marx pindah ke London dan, mengingat kegagalan-kegagalan revolusi-revolusi politis pada 1849, beliau mulai menarik diri dari kegiatan-kegiatan revolusioner aktif dan beralih ke riset yang lebih serius dan mendalam mengenai cara kerja sistem kapitalis. Pada 1852, beliau memulai studi-studinya yang populer di museum Inggris mengenai kondisi-kondisi kerja di dalam kapitalisme. Studi-studi itu pada kesannya menghasilkan Capital* yang memiliki tiga volume, volume yang pertama terbit pada 1867; kedua volume lainnya diterbitkan sehabis kematiannya. Dia hidup dalam kemiskinan selama tahun-tahun tersebut, berhasil bertahan hidup hanya dengan penghasilannya yang kecil dari tulisan-tulisannya dan dari pemberian Engels. Pada tahun 1864 Marx menjadi terlibat kembali dalam kegiatan politis dengan bergabung dengan Internasionale, suatu gerakan internasional para pekerja. Dia segera menerima keunggulan di dalam gerakan itu dan mencurahkan waktu selama bertahun-tahun untuknya. Dia segera menerima ketenaran di dalam pergerakkan itu baik sebagai seorang pemimpin Internasionale dan sebagai pengarang Capital*. Akan tetapi, perpecahan Internasionale pada tahun 1876, kegagalan banyak sekali gerakan revolusioner, dan penyakitnya meminta korban pada Marx. Istrinya wafat pada 1881, putrinya pada 1882, dan Marx sendiri pada 14 Maret 1883.
Download di Sini
Teori
1. Pemikiran Karl Marx (1818-1883)
2. Karl Marx (1818-1883)
3. Analisa Masyarakat Kapitalis Periode Modern dan Postmodern
4. Teori Karl Marx sebagai Model Pengembangan Paradigma Terpadu dalam Sosiologi
5. Karl Marx. Das Kapital (1848, Terbit 1861)
6. Karl Marx. Manifesto Komunis (1848, Brussel Belgia)
7. Karl Marx. The German Ideology (1845, Paris Prancis)
8. Karl Marx. Dialektika
9. Karl Marx. Manuskrip Ekonomi dan Filsafat (April 1844, Paris Prancis)
10. Karl Marx. Kerja
11. Karl Marx. Konflik Kelas
12. Karl Marx. Eksploitasi
13. Karl Marx. Pemberhalaan Komoditas
14. Karl Marx. Komunisme
15. Karl Marx. Konsepsi Materialis atas Sejarah
16. Karl Marx. Struktur-Struktur Masyarakat Kapitalis
17. Karl Marx. Determinisme Ekonomi
18. Karl Marx. Alienasi
19. Karl Marx. Modal, Kaum Kapitalis, dan Kaum Proletariat
20. Karl Marx. Potensi Manusia
21. Karl Marx. Kebebasan, Kesetaraan, dan Ideologi
22. Karl Marx. Ideologi
23. Karl Marx. Agama
24. Karl Marx. Komoditas
25. Marx, Hegel, dan Feuerbach
Sumber.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Usaha-usaha praktis, oleh massa sekalipun, sanggup segera dijawab dengan meriam kalau sudah membahayakan, tetapi ide-ide yang telah mengalahkan intelek kita dan menundukkan keyakinan kita, ide-ide yang telah memaku bunyi hati kita, ialah rantai-rantai yang tidak sanggup dilepaskan orang tanpa mematahkan hatinya; mereka ialah setan-setan yang sanggup dikalahkan orang hanya dengan menyerahkan diri kepadanya. (Marx, 1842/1977:20)
Marx menikah pada 1843 dan tidak usang kemudian terpaksa meninggalkan Jerman untuk mencari suasana yang lebih liberal di Paris. Di sana beliau terus bergumul dengan ide-ide Hegel* dan para pendukungnya, tetapi beliau juga menjumpai dua kumpulan wangsit yang baru—sosialisme Prancis dan ekonomi politis Inggris. Caranya menggabungkan Hegelianisme, sosialisme, dan ekonomi politik yang membentuk orientasi intelektualnya unik. Juga yang sangat penting pada titik tersebut ialah pertemuannya dengan orang yang kemudian menjadi sahabat seumur hidup, bahagia memberi dan kerabatnya—Friedrich Engels (Carver, 1983). Putra seorang pemilik pabrik tekstil, Engels menjadi seorang sosialis yang kritis terhadap kondisi-kondisi yang dihadapi kelas pekerja. Banyak rasa iba Marx terhadap kesengsaraan kelas pekerja berasal dari pembukaan dirinya kepada Engels dan ide-idenya. Pada 1844 Engels dan Marx melaksanakan percakapan yang panjang disebuah kafe yang populer di Paris dan meletakan dasar-dasar bagi relasi mereka yang berlangsung seumur hidup. Mengenai percakapan itu Engels mengatakan, “Kesepakatan kami yang lengkap disemua bidang teoritis menjadi jelas... dan kolaborasi kami dimulai semenjak ketika itu” (McLellan, 1973: 131). Pada tahun berikutnya, Engels menerbitkan suatu karya yang terkenal, The Condition on the Working Class in England. Selama periode tersebut Marx menulis sejumlah karya yang sulit dimengerti (banyak yang tidak diterbitkan semasa hidupnya), termasuk The Holy Family (1845/1956) dan The German Ideology* (1845-1846/1970) (keduanya ditulis bersama Engels), tetapi beliau juga menulis The Economic and Philosophic Manuscript of 1844* (1932/1964), yang membayangkan pergulatannya kelak yang kian meningkat di ranah ekonomi.
Sementara Marx dan Engels menganut orientasi teoritis yang sama, ada banyak perbedaan di antara kedua laki-laki itu. Marx cenderung seorang intelektual teoritis yang tidak teratur, dan sangat berorientasi kepada keluarganya. Engels ialah seorang pemikir praktis, seorang pebisnis yang rapi dan teratur, dan seorang yang tidak percaya pada forum keluarga. Kendati terdapat perbedaan, Marx dan Engels menjalin persahabatan yang erat, bekerjasama dalam menulis buku dan artikel dan bekerjasama dibidang organisasi-organisasi radikal. Engels bahkan menopang kehidupan finansial Marx di seluruh sisa hidupnya sehingga Marx sanggup mencurahkan diri kepada usaha-usaha intelektual dan politisnya.
Meskipun relasi Marx dan Engels erat, Engels memperlihatkan dengan terperinci bahwa beliau ialah kawan junior:
Marx sanggup bekerja sangat baik tanpa aku. Apa yang dicapai oleh Marx tidak akan sanggup kucapai. Marx bangun lebih tinggi, melihat lebih jauh, dan mengambil pandangan yang lebih luas dan lebih cepat daripada orang lainnya di antara kami. Marx ialah seorang jenius. (Engels, dikutip dalam McLellan, 1973: 131-132)
Sebenarnya, banyak orang percaya bahwa Engels gagal memahami banyak hal dari kepelikan karya Marx (c. Smith, 1997). Setelah maut Marx, Engels menjadi juru bicara utama bagi teori Marxian dan dalam banyak sekali hal membelokan dan terlalu menyederhanakannya, meskipun beliau tetap setia pada perspektif politis yang telah beliau tempa bersama Marx.
Karena beberapa tulisanya telah mengganggu pemerintah Prusia, pemerintah Prancis, (atas permohonan pemerintah Prusia) mengusir Marx pada 1845, dan beliau pindah ke Brussels. Radikalismenya sedang bertumbuh, dan beliau menjadi seorang anggota aktif gerakan revolusioner internasional. Dia juga berafiliasi dengan Liga Komunis dan diminta untuk menulis suatu dokumen (bersama Engels) yang menguraikan secara terperinci tujuan-tujuan dan kepercayaan-kepercayaannya. Hasilnya ialah Comunis Manifesto 1848* (1848/1948), suatu karya yang dicirikan oleh slogan-slogan politis yang berdengung (misalnya, “kelas pekerja di seluruh negeri, bersatulah”).
Pada 1849 Marx pindah ke London dan, mengingat kegagalan-kegagalan revolusi-revolusi politis pada 1849, beliau mulai menarik diri dari kegiatan-kegiatan revolusioner aktif dan beralih ke riset yang lebih serius dan mendalam mengenai cara kerja sistem kapitalis. Pada 1852, beliau memulai studi-studinya yang populer di museum Inggris mengenai kondisi-kondisi kerja di dalam kapitalisme. Studi-studi itu pada kesannya menghasilkan Capital* yang memiliki tiga volume, volume yang pertama terbit pada 1867; kedua volume lainnya diterbitkan sehabis kematiannya. Dia hidup dalam kemiskinan selama tahun-tahun tersebut, berhasil bertahan hidup hanya dengan penghasilannya yang kecil dari tulisan-tulisannya dan dari pemberian Engels. Pada tahun 1864 Marx menjadi terlibat kembali dalam kegiatan politis dengan bergabung dengan Internasionale, suatu gerakan internasional para pekerja. Dia segera menerima keunggulan di dalam gerakan itu dan mencurahkan waktu selama bertahun-tahun untuknya. Dia segera menerima ketenaran di dalam pergerakkan itu baik sebagai seorang pemimpin Internasionale dan sebagai pengarang Capital*. Akan tetapi, perpecahan Internasionale pada tahun 1876, kegagalan banyak sekali gerakan revolusioner, dan penyakitnya meminta korban pada Marx. Istrinya wafat pada 1881, putrinya pada 1882, dan Marx sendiri pada 14 Maret 1883.
Download di Sini
Teori
1. Pemikiran Karl Marx (1818-1883)
2. Karl Marx (1818-1883)
3. Analisa Masyarakat Kapitalis Periode Modern dan Postmodern
4. Teori Karl Marx sebagai Model Pengembangan Paradigma Terpadu dalam Sosiologi
5. Karl Marx. Das Kapital (1848, Terbit 1861)
6. Karl Marx. Manifesto Komunis (1848, Brussel Belgia)
7. Karl Marx. The German Ideology (1845, Paris Prancis)
8. Karl Marx. Dialektika
9. Karl Marx. Manuskrip Ekonomi dan Filsafat (April 1844, Paris Prancis)
10. Karl Marx. Kerja
11. Karl Marx. Konflik Kelas
12. Karl Marx. Eksploitasi
13. Karl Marx. Pemberhalaan Komoditas
14. Karl Marx. Komunisme
15. Karl Marx. Konsepsi Materialis atas Sejarah
16. Karl Marx. Struktur-Struktur Masyarakat Kapitalis
17. Karl Marx. Determinisme Ekonomi
18. Karl Marx. Alienasi
19. Karl Marx. Modal, Kaum Kapitalis, dan Kaum Proletariat
20. Karl Marx. Potensi Manusia
21. Karl Marx. Kebebasan, Kesetaraan, dan Ideologi
22. Karl Marx. Ideologi
23. Karl Marx. Agama
24. Karl Marx. Komoditas
25. Marx, Hegel, dan Feuerbach
Sumber.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.