Mazhab Frankfurt

Nama “Mazhab Frankfurt” (Die Frankfurter Schule) dipakai untuk memperlihatkan sekelompok sarjana yang bekerja pada Institut fur Sozialforzchung (Lembaga untuk Penelitian Sosial) di Frankfurt am Main. Lembaga ini didirikan pada tahun 1923 oleh Felix Weil, anak seorang pedagang gandum yang kaya raya dan sarjana dalam ilmu politik, dengan proteksi ayahnya. Maksudnya ialah membentuk sebuah sentra penelitian sosial yang independen dan memiliki dasar finansial sendiri, untuk sanggup menyelidiki persoalan-persoalan sosial yang—entah lantaran apa—tidak ditangani oleh penelitian ilmiah pada waktu itu, ibarat contohnya sejarah gerakan kaum buruh dan asal undangan antisemitisme. Oleh kesudahannya Institut Penelitian ini tidak mau tergantung pada Universitas Frankfurt, yang pada waktu itu masih muda, biarpun beberapa anggotanya mengajar di universitas tersebut. Kebanyakan anggotanya merasa simpati kepada marxisme dan beberapa di antaranya menjadi anggota partai komunis Jerman, sehingga oleh mahasiswa Institute Penelitian ini dijuluki sebagai Café Marx (Café=warung kopi).
Institute Penelitian Sosial di Frankfurt mencapai suatu periode keemasan, dikala Max Horkheimer* menjadi direkturnya pada tahun 1930. Horkheimer* mendirikan suatu majalah baru, Zeitschrift fur Sozialforschung (majalah untuk penelitian sosial), yang menjadi salah satu majalah terkemuka dalam bidangnya.
Sudah semenjak permulaannya, Institut Penelitian di Frakfurt mengumpulkan sarjana-sarjana dari banyak sekali bidang keahlian, supaya persoalan-persoalan yang menyangkut masyarakat sanggup dipelajari dari berbagai-bagai segi ilmiah. Keahlian Horkheimer* sendiri yakni filsafat sosial. Di antara rekan-rekan terdekatnya sanggup disebut: Friedrich Pollock (ekonomi), Leo Lowenthal (sosiologi kesusastraan), Walter Benjamin (ilmu kesusastraan), Theodor W. Adorno* (musikologi, filsafat, psikologi, sosiologi), Erich Fromm* (psikoanalisis), dan Herbert Marcuse* (filsafat). Marcuse* diterima dalam Institut Penelitian pada final tahun 1932, atas dukungan Edmund Husserl*. Horkheimer sangat mementingkan kolaborasi antara para anggota Institut Penelitian, sehingga banyak artikel dalam majalahnya sanggup dipandang sebagai buah hasil diskusi bersama.

Sudah semenjak timbulnya nasionalisme-sosialisme, Horkheimer* dan kawan-kawannya mengkritik dan menentang aliran politik ini. Apalagi, kebanyakan anggota Institut Penelitian keturunan Yahudi. Oleh lantaran itu tidak mengherankan bahwa Institut Penelitian ditutup atas perintah pemerintahan nasional-sosialis, dikala Hitler mulai berkuasa pada tahun 1933. Sudah beberapa tahun sebelumnya Horkheimer* menerka akan terjadi perkembangan serupa itu dan kesudahannya telah mendirikan beberapa cabang di luar negeri, yaitu London, Jenewa, dan Paris. Setelah mereka mengungsi dari Jerman, majalahnya diterbitkan di Paris hingga tahun 1940. Tidak usang lalu menjadi terperinci bahwa Prancis pun tidak selamanya kondusif untuk melanjutkan pekerjaan Institut Penelitian. Pada tahun 1934 Horkheimer* berangkat ke Amerika Serikat untuk menjajagi kemungkinan-kemungkinan di sana dan dengan besar hati ia mendapatkan anjuran rektor Columbia University di New York, biar Institut Penelitian akan bermukim di kampus universitas tersebut. Pada tahun yang sama hampir semua anggota Institut Penelitian pindah ke New York. Mereka sanggup meneruskan pekerjaannya dengan tentang, antara lain lantaran modal yayasannya pada waktu itu sudah disematkan ke luar negeri, sehingga mustahil disita oleh pemerintah nasional-sosialis. Di New York sentra penelitian mereka beroperasi di bawah International Institute of Sosial Research.
 

Pada tahun 1949 dan 1950 Horkheimer*, Adorno*, dan Pollock pulang ke Jerman. Institut fur Sozialforschung di Frankfurt di bangkit kembali dan—lain daripada zaman sebelum perang—berafiliasi dengan universitas. Sekembalinya di tanah air, Lembaga Penelitian mencapai puncak pengaruhnya dalam kalangan intelektual khususnya pada mahasiswa.  Dalam tahun 60-an pemikiran Lembaga Penelitian terutama menjadi sumber ilham bagi Sozialistischer Deutscher Studentenbund (SDS). Ini berlangsung hingga kira-kira tahun 1967, dikala SDS mulai mendapatkan kekerasan sebagai cara beraksi. Pada dikala itu terjadi perpecahan antara aktivis-aktivis mahasiswa dan pemimpin-pemimpin Mazhab Frankfurt. Setelah kembali dari Amerika, Horkheimer* dan Adorno* diangkat sebagai profesor di universitas. Malah Horkheimer dipilih sebagai rector universitas pada tahun 1951 (biarpun tetap memegang warga kenegaraan Amerika). Marcuse*, Lowenthal, dan Fromm* tinggal di Amerika. Di antara sarjana-sarjana muda yang bergabung dengan Mazhab Frakfurt setelah Institut Penelitian bermukim lagi di Frankfurt, boleh disebut juga Jurgen Habermas* dan Alfred Schmidt.

Filsafat yang dipraktekan dalam Mazhab Frankfurt dikenal sebagai “teori kritis”. Kalau kita memilih kedudukan teori kritis dalam rangka filsafat sejarah, maka terutama tiga faktor harus dikemukakan: teori kritis secara khusus dipengaruhi oleh Hegel*, Marx* dan Freud*. Yang dikenal agak umum yakni peranan filsafat Karl Marx* dalam pemikiran para anggota Mazhab Frankfurt, sampai-sampai fatwa mereka tidak jarang ditunjukkan dengan nama “neomarxisme”. Tetapi oleh pengikut-pengikut Mazhab Frankfurt Marx dipandang dengan cara lain daripada yang lazim dibentuk pada waktu itu. Untuk interpretasi gres itu yang memainkan peranan penting yakni karya Karl Korsch Marxismus und Philosophie (1923) (Marxisme dan filsafat). Korsch berkaitan erat dengan Institut Penelitian pada tahun-tahun pertama berdirinya. Karyanya yang disebut tadi dimuat dalam Archiv fur Geschichte des Sozialismus und der Arbeiterbewegung, publikasi yang dipimpin oleh Carl Grunberg, administrator Institut Penelitian sebelum Horkheimer*. Berdasarkan antara lain karya Korsch ini, para anggota Institut Penelitian mengerti Marx* dalam hubungan erat dengan filsafat Hegel*. Mereka terutama menekankan latar belakang Hegelian dari pemikiran Marx. Boleh dikatakan juga, bagi mereka Marx* terutama mewakili “filsuf-filsuf Hegelian sayap kiri”.

Dalam hal ini konsep dialektika sangat dipentingkan. Dengan demikian mereka menolak suatu interpretasi terhadap marxisme sebagai suatu materialism vulgar. Sehubungan dengan interpretasi Hegelian wacana marxisme ini, perlu dicatat bahwa pada waktu itu belum dikenal apa yang disebut “karangan-karangan Marx muda” atau dengan nama lain “naskah-naskah dari Paris” (The Paris Manuscripts). Karangan-karangan Marx muda gres diterbitkan pada tahun 1932 dan dengan terperinci memperlihatkan hubungan antara filsafat Marx* dan Hegel*.

Sudah semenjak tahun-tahun pertama berdirinya Institut Penelitian, Horkheimer dan beberapa rekannya menaruh minat akan psikoanalisis Freud*, alasannya yakni dari psikoanalisis mereka harapkan banyak proteksi lagi bagi penyelidikan masalah-masalah sosial. Horkheimer* memelihara kontak pribadi dengan beberapa mahir psikoanalisis di Frankfurt dan semenjak nomor pertama majalah Zeitschrift fur Sozialforschung Erich Fromm* memperlihatkan sumbangan artikel wacana psikoanalisis. Horkheimer* mendukung terbentuknya “Institut Psikoanalitis di Frakfurt (Institut Freudian pertama yang resmi berhubungan dengan suatu universitas), sehingga Sigmund Freud* sendiri menulis dua surat kepadanya untuk mengucapkan rasa syukurnya. Tetapi percobaan untuk mengintegrasikan psikoanalisis Freud* dalam pandangan marxistis wacana masyarakat gres dilontarkan sungguh-sungguh, dikala Erich Fromm* menjadi anggota penuh Lembaga Penelitian setelah perpindahannya ke Amerika Serikat.


Download di Sini


Sumber.

Bertens, K. 2002. Filsafat Barat Kontemporer; Inggris-Jerman. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Baca Juga Biografi, Pemikiran, dan Karya Tokoh
1. Max Horkheimer
2. Theodor W. Adorno
3. Herbert Marcuse
4. Erich Fromm
5. Jurgen Habermas

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel