Pemikiran Filosofis Peter Strawson

Peter Federick Strawson (1919- ) yaitu filsuf Oxford lain lagi yang patut dibahas di sini. Karyanya yang paling banyak menarik perhatian yaitu Individuals. An Essay in Descriptive Metaphysics (1959). Selain itu ia mengarang pula: Introduction to Logical Theory (1952); The Bounds of Sense (1966): suatu buku wacana pemikiran Kant dalam Kritik Atas Rasio Murni; Meaning and Truth (1970): kuliah umum yang diberikan Strawson dikala ia dilantik sebagai profesor di Oxford pada tahun 1969, mengganti G. Ryle*; Logico-Linguistic Papers (1971): mengumpulkan 12 karangan yang diterbitkan dalam banyak sekali majalah antara tahun 1950 dan 1970; Subject and Predicate in Logic and Grammar (1974); Freedom and Resentment and Other Essays (1992); Scepticism and Naturalism (1985); Analysis and Metaphysics (1992): mengupayakan suatu penguraian umum wacana seluruh pemikirannya yang ditujukan kepada publik luas; Entity and Identity and Other Essay (1997).

Sebagai filsuf yang masih muda Strawson menerima nama alasannya yaitu sebuah artikel yang berjudul "On reffering" yang dimuat dalam majalah Mind. Artikel ini mengkritik pemikiran Russell* yang dikenal sebagai The theory of definite descriptions. Sebenarnya teori itu tidak pernah sembuh dari luka-luka yang diakibatkan kritik pedas Strawson. Tujuh tahun kemudian Russell* menjawab dalam majalah Mind juga, tetapi filsuf yang tersohor itu memberi tanggapan yang agak emosional dan argumen-argumennya tidak meyakinkan.

Kepada bukunya Individuals Strawson memberi anak judul An Essay in Descriptive Metaphysics. Yang mengherankan di sini ialah munculnya kata "metafisika". Dalam karangan-karangan sebelumnya buku itu Strawson telah menampilkan kesan ia termasuk kalangan ordinary language philosophers, menyerupai juga Ryle* dan Austin* umpamanya, antara lain alasannya yaitu ia membela suatu pengertian lebih luas wacana logika, semacam budi wacana bahasa biasa, bertentangan dengan budi formal yang menganalisis proposisi-proposisi terlepas dari konteksnya. Para penganut ordinary language philosophy tidak menyerang metafisika secara eksplisit- sebagaimana terang sekali terjadi pada positivisme logis-, tetapi harus diakui bahwa dalam kalangan mereka pun nama metafisika tidak harum kedengarannya. Dalam hal ini sanggup kita saksikan suatu perubahan sekitar tahun 60-an dan buku Strawson tentu menyumbang banyak untuk memungkinkan nilai lebih positif bagi kata metafisika di Inggris. Namun demikian, dalam buku tersebut Strawson tidak bermaksud tetapkan keterlibatannya dengan ordinary language philosophy. Ia masih tetap beropini bahwa penyelidikan mengenai penggunaan kata-kata dalam bahasa biasa merupakan salah satu jalan yang paling cocok bagi filsafat. Tetapi berdasarkan ia filsafat dihentikan membatasi diri pada penyelidikan itu saja. Filsafat harus berusaha juga melukiskan our conceptual structure, susunan konsep-konsep dasar yang menandai pemikiran kita. Susunan konseptual itu diandaikan begitu saja, kalau kita menyidik cara bagaimana ucapan-ucapan kita pakai. Nah, apa yang diandaikan itu sanggup diperlihatkan juga. Ini pun merupakan suatu kiprah filsafat.

Strawson beranggapan bahwa dalam pemikiran kita terdapat sejumlah konsep dan kategori yang tidak berubah dan alasannya yaitu itu tidak mengenal sejarah. Struktur konseptual tersebut memainkan peranan dalam pemikiran sehari-hari maupun dalam pemikiran lebih teknis menyerupai dipraktekan oleh ilmu pengetahuan. Usaha "metafisika deskriptif" yaitu menggali dan menelanjangi struktur itu. Buat Strawson, istilah descriptive metaphysics bertentangan dengan revisionary metaphysics. Dengan istilah yang terakhir ini dimaksudkan suatu metafisika yang "meninjau kembali" realitas, suatu metafisika yang mengetengahkan struktur baru. Metafisika deskriptif is content to describe the actual structure of our thought about the world dan tidak mengubahkan sesuatu pun. Filsuf-filsuf yang digolongkan Strawson sebagai penganut metafisika revisioner yaitu Descartes*, Leibniz*, dan Berkeley dan dalam bukunya terutama Descartes* dan Leibniz* dengan panjang lebar dikritik. Metafisika deskriptif lebih menyerupai dengan cara filsafat dipraktekan oleh Aristoteles* dan Kant*. Maklumlah, Strawson menaruh simpati khusus untuk filsafat Kant, teristimewa bukunya Kritik atas rasio murni, alasannya yaitu Kant* pun berusaha menganalisis struktur pengertian kita.

Masalah pokok yang dibahas dalam Individuals ialah dilema referensi atau "menunjuk kepada suatu objek" (referring to an object). Dalam ucapan-ucapan yang kita kemukakan selalu kita menunjuk kepada sesuatu. Bagaimana mungkin bahasa yang saya pakai menunjuk kepada sesuatu demikian rupa sehingga para pendengar niscaya mengerti apa yang saya maksud? Atas cara bagaimanakah suatu objek sanggup diindentifikasikan oleh si penutur dan si pendengar tanpa kedwiartian apa pun juga? Untuk memecahkan masalah referensi ini kita harus mencari objek-objek individual atau the basic particulars dalam realitas. Dalam tradisi empirisisme Inggris tidak jarang bahwa objek-objek individual yaitu sense-data atau sense-impressions, contohnya "merah", dan bahwa objek lain sanggup diasalkan kepada data-data atau kesan-kesan itu. Untuk Strawson basic particulars bukannya unsur yang terdapat dalam hal-hal lain (bukan semacam atom), tetapi suatu objek individual dan semua objek lain sanggup diidentifikasi melalui objek individual itu. Kasus yang paling praktis yaitu bilamana objek yang ditunjukkan itu hadir sendiri. Misalnya, "orang yang duduk di situ di ujung kiri gugusan pertama". Dalam hal ini tidak ada kesulitan apa-apa. Tetapi bagaimana kalau kita memaksudkan objek yang tidak hadir? Misalnya, "orang yang pakai topi hitam". Selalu mungkin terjadi si pendengar mengerti ucapan itu wacana orang lain daripada yang dimaksudkan. Apakah harus disimpulkan bahwa tidak pernah suatu objek individual sanggup ditunjukkan tanpa resiko kedwiartian? Menurut Strawson, selalu mungkin menghindari kedwiartian dengan memilih objek individual itu dalam sistem ruang dan waktu. Dalam rujukan "orang yang pakai topi hitam" tadi, individu yang dimaksud selalu sanggup dilukiskan sebagai contohnya "orang yang pakai topi hitam" tadi, individu yang dimaksudkan selalu sanggup dilukiskan sebagai contohnya "orang yang pakai topi hitam yang bangkit lima meter di depan pintu masuk gedung Mahkamah Agung di Jakarta pada tanggal 10 Oktober 1980 jam 10.05 pagi WIB". Menurut Strawson, objek-objek individual yang dilukiskan dalam rangka sistem ruang dan waktu yaitu objek-objek material. Jadi, itulah individu-individu yang memungkinkan kita mengidentifikasi hal-hal lain menyerupai pengalaman psikis (private experience), peristiwa-peristiwa, proses-proses, dan bagian-bagian fisis yang terkecil.

Yang menarik secara khusus ialah uraian Strawson wacana "persona". Konteksnya yaitu kesulitan yang dialami para filsuf untuk mengidentifikasikan "keadaan-keadaan sadar" (state of consciousness) dengan menunjuk kepada objek-objek material. Lebih dulu Strawson menyidik dua kemungkinan yang ternyata harus ditolak kedua-duanya. Kemungkinan pertama disebut the-no-ownership theory, pendirian bahwa keadaan-keadaan sadar tidak memiliki pemiliknya. Teori serupa ini sering kali dikemukakan di zaman modern. Tetapi kalau keadaan-keadaan sadar memang tidak memiliki pemiliknya, apakah artinya berbicara wacana "saya", bila dikatakan "pengalaman saya", "rasa sakit saya", dan lain sebagainya.

Pengalaman contohnya hanya sanggup diidentifikasikan sebagai pengalaman seseorang. Kemungkinan kedua disajikan oleh teori-teori Descartes* dan kawan-kawannya, jadi teori-teori yang berdasarkan dualisme. Kalau begitu, keadaan-keadaan sadar dimiliki suatu private ego, suatu saya yang tersembunyi bagi orang lain. Tetapi ini sulit juga. Kalau pengalaman saya hanya merupakan pengalaman saya, bagaimana mungkin berbicara wacana pengalaman saya? Berbicara wacana pengalaman atau rasa sakit contohnya selalu berarti membedakannya dengan pengalaman atau rasa sakit Anda dan orang lain. Menurut Strawson, hanya ada satu jalan ke luar dari kesulitan-kesulitan ini, yaitu mengakui "persona" sebagai konsep yang tidak sanggup dianalisis lagi. Konsep "persona" tidak dibuat oleh konsep "tubuh" dan konsep "roh", tetapi merupakan suatu individu tunggal. Tentang suatu persona sanggup dikatakan baik hal-hal yang juga sanggup dikatakan wacana benda-benda material ("beratnya 70 kilo misalnya), maupun hal-hal yang hanya dikatakan wacana persona saja ("main piano", "belajar ilmu pasti", "percaya akan Tuhan", dan lain sebagainya). Ucapan-ucapan terakhir ini sanggup dikatakan wacana orang lain berdasarkan tingkah lakunya. Kalau contohnya kita berbicara wacana "kegembiraan saudara X", kita maksudkan apa yang tampak atas dasar tingkah lakunya.

Dalam arti tertentu buku Individuals tidak memperlihatkan sesuatu yang baru; tidak menyajikan sesuatu yang tidak diketahui sebelum kita membaca buku ini. Bahwa objek-objek material dan persona-persona merupakan basic particulars, gotong royong sudah diketahui oleh pendirian penalaran atau common sense thinking. Memang begitu. Tetapi Strawson memperlihatkan pendirian penalaran itu, melawan semua percobaan dari pihak metafisika revisioner.


Download di Sini


Sumber.
Bertens, Kees. 2002. Filsafat Barat Kontemporer: Inggris-Jerman. Jakarta. Gramedia

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel