Aliran Filsafat. Empirisme

Empirisme ialah anutan yang mengakibatkan pengalaman sebagai sumber pengetahuan. Aliran ini beranggapan bahwa pengetahuan diperoleh melalui pengalaman dengan cara observasi/pengindraan. Pengalaman merupakan faktor mendasar dalam pengetahuan, dan ia merupakan sumber dari pengetahuan manusia. 
Empirisme berasal dari kata Yunani “empiris” yang berarti pengalaman indriawi. Karena itu, empirisme dinisbatkan pada paham yang menentukan pengalaman sebagai sumber utama pengenalan, baik pengalaman lahiriah maupun pengalaman batiniah yang menyangkut eksklusif manusia. Pada dasarnya anutan ini sangat bertentangan dengan rasionalisme.

Rasionalisme menyampaikan bahwa pengenalan yang sejati berasal dari rasio, alasannya ialah itu pengenalan indriawi merupakan suatu pengenalan yang kabur. Sebaliknya, empirisme beropini bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman sehingga pengenalan indriawi merupakan pengenalan yang paling terang dan sempurna. Seorang yang beraliran empirisme biasanya berpendirian bahwa pengetahuan didapat melalui penampungan yang secara pasif mendapatkan hasil-hasil pengindraan tersebut. Ini berarti bahwa semua pengetahuan, betapa pun rumitnya, sanggup dilacak kembali dan yang tidak sanggup bukanlah ilmu pengetahuan.

Empirisme radikal berpendirian bahwa semua pengetahuan sanggup dilacak hingga pada pengalaman indriawi dan apa yang tidak sanggup dilacak bukan pengetahuan.

Lebih lanjut, penganut empirisme menyampaikan bahwa pengalaman tidak lain akhir suatu objek yang merangsang alat-alat indriawi, yang kemudian dipahami di dalam otak, dan akhir dari rangsangan tersebut terbentuklah tanggapan-tanggapan mengenai objek yang telah merangsang alat-alat indriawi tersebut. Empirisme memegang peranan yang amat penting bagi pengetahuan. Penganut anutan ini menganggap pengalaman sebagai satu-satunya sumber dan dasar ilmu pengetahuan. Pengalaman indriawi sering dianggap sebagai pengadilan yang tertinggi.

Namun demikian, anutan ini banyak mempunyai kelemahan alasannya ialah (1) indra sifatnya terbatas, (2) indra sering menipu, (3) objek juga menipu, ibarat ilusi/fatamorgana, dan (4) indra dan sekaligus objeknya. Jadi, kelemahan empirisme ini alasannya ialah keterbatasan indra insan sehingga muncullah anutan rasionalisme. Tokoh-tokoh anutan ini antara lain, Francis Bacon* (1210-1292 M), Thomas Hobbes* (1588-1679 M), John Locke* (1632-1704 M), David Hume* (1711-1776 M), George Berkeley (1665-1753 M), Herbert Spencer* (1820-1903 M), dan Roger Bacon* (1214-1294 M).


Download

Sumber
Maksum, Ali. 2016. Pengantar Filsafat. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel