Ruang Lingkup. Sosiologi Medis (Medical Sociology)
Sosiologi medis merupakan penggalan dari sosiologi yang kajiannya memfokuskan pada pelestarian ilmu kedokteran, khususnya pada masyarakat modern (Amstrong, 2000:643). Bidang ini berkembang pesat semenjak tahun 1950-an hingga sekarang. Setidaknya ada dua alasan yang mendorong pesatnya perkembangan bidang ini.
a. Berhubungan dengan asumsi-asumsi dan kesadaran bahwa dilema yang terkandung dalam perawatan kesehatan masyarakat modern ialah sebagai penggalan integral masalah-masalah sosial.
b. Meningkatnya minat terhadap pengobatan dalam aspek-aspek sosial dari kondisi sakit (illness), terutama berkaitan dengan psikiatri (berhubungan dengan penyakit jiwa), pediatri (kesehatan anak), praktik umum (pengobatan keluarga), geriatrik (perawatan usia lanjut), dan pengobatan komunitas (Amstrong, 2000:643-644).
Beberapa goresan pena yang menghiasi kelahiran sosiologi medis tahun 1950-an ialah Journal of Health Behavior, yang lalu diubah pada tahun 1960-an menjadi Journal of Health and Social Behavior. Pada awal kelahirannya yang lebih banyak didominasi ialah perspektif medis, psikologi, dan psikologi sosial. Dalam perspektif medis, terutama pada epidemiologi sosial yang berusaha mengidentifikasi kiprah dari faktor-faktor terhadap berjangkitnya penyakit menular yang dilakukan oleh para andal medis dan sosiologi. Hasil kajian awal mengatakan bahwa terdapat efek dari struktur sosial (kelas sosial) terhadap etiologi dari penyakit psikiatris maupun organis (Amstrong, 2000:644).
Kemudian Freidson menulis buku Profesion of Medicine (1970) yang berisikan proposal suatu sintesis dari banyak sekali kajian awal mengenai profesi, pengklasifikasian, organisasi medis, persepsi pasien, dan sebagainya. Khazanah gres ini merupakan teks penting dalam menetapkan identitas formal sosiologi medis ke arah baru. Sebab pada dasarnya, baik kondisi sakit (illnes) maupun penyakit (disease) merupakan konstruksi realitas sosial, refleksi dari organisasi sosial, kepentingan profesional, kekerabatan kekuasaan, dan sebagainya. Dalam hal ini, Friedson (1970) ialah membebaskan sosiologi medis dari batasan-batasan yang menurut kategori medis, serta mengungkapkan pengalaman pasien dan pengetahuan medis hingga analisis yang lebih mendalam dan sistematis.
Dalam perkembangan selanjutnya, khususnya tahun 1990-an, minat terhadap studi detail kehidupan sosial pun dilibatkan yang meneliti ekspresi dalam pengalaman sakit pasien. Pandangan pasien mengenai kondisi sakit ditelaah sebatas sebagai materi pelengkap dari sikap sakit menurut posisi pasien itu sendiri. Konsekuensi logis penerimaan pendapat tersebut yang sama bermanfaatnya dengan bidang medis ialah munculnya kesadaran bahwa pengetahuan medis tersebut sanggup menjadi objek penting dalam sosiologi. Ini berarti pengetahuan medis sanggup dieksplorasi, tidak hanya sebagai suatu bentuk kebenaran pengetahuan tertinggi, tetapi sebagai sarana menuju masyarakat yang sanggup dikendalikan, dialienasi, atau didepolitisasi dalam penyelenggaraan kehidupan mereka. Di mana pengetahuan dan praktik medis terbebas dari ilmu kedokteran lantaran terdapat begitu banyak ikatan dan aliansi untuk hal tersebut. Sekarang ini, banyak para andal sosiologi medis dipekerjakan oleh institusi-institusi medis atau pada tugas-tugas mengandung unsur medis bahkan upaya memperbaiki (ameliorate) pasien yang menderita (Amstrong, 2000:646).
Download
Sumber
Supardan, Dadang. 2008. Pengantar Ilmu Sosial; Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bumi Aksara. Jakarta
Lihat Juga
1. Ruang Lingkup. Sosiologi Seni
2. Ruang Lingkup. Sosiologi Pendidikan (Sociology of Education)
3. Ruang Lingkup. Sosiologi Agama
4. Ruang Lingkup. Sosiologi Keluarga (Family Sociology)
5. Ruang Lingkup. Sosiologi Militer (Military Sociology)
6. Ruang Lingkup. Sosiologi Wanita (Women Sociology)
7. Ruang Lingkup. Sosiologi Perkotaan (Urban Sociology)
8. Ruang Lingkup. Sosiologi Medis (Medical Sociology)
9. Ruang Lingkup. Sosiologi Industri (Industrial Sociology)
10. Ruang Lingkup. Sosiologi Pedesaan (Rural Sociology)
a. Berhubungan dengan asumsi-asumsi dan kesadaran bahwa dilema yang terkandung dalam perawatan kesehatan masyarakat modern ialah sebagai penggalan integral masalah-masalah sosial.
b. Meningkatnya minat terhadap pengobatan dalam aspek-aspek sosial dari kondisi sakit (illness), terutama berkaitan dengan psikiatri (berhubungan dengan penyakit jiwa), pediatri (kesehatan anak), praktik umum (pengobatan keluarga), geriatrik (perawatan usia lanjut), dan pengobatan komunitas (Amstrong, 2000:643-644).
Beberapa goresan pena yang menghiasi kelahiran sosiologi medis tahun 1950-an ialah Journal of Health Behavior, yang lalu diubah pada tahun 1960-an menjadi Journal of Health and Social Behavior. Pada awal kelahirannya yang lebih banyak didominasi ialah perspektif medis, psikologi, dan psikologi sosial. Dalam perspektif medis, terutama pada epidemiologi sosial yang berusaha mengidentifikasi kiprah dari faktor-faktor terhadap berjangkitnya penyakit menular yang dilakukan oleh para andal medis dan sosiologi. Hasil kajian awal mengatakan bahwa terdapat efek dari struktur sosial (kelas sosial) terhadap etiologi dari penyakit psikiatris maupun organis (Amstrong, 2000:644).
Kemudian Freidson menulis buku Profesion of Medicine (1970) yang berisikan proposal suatu sintesis dari banyak sekali kajian awal mengenai profesi, pengklasifikasian, organisasi medis, persepsi pasien, dan sebagainya. Khazanah gres ini merupakan teks penting dalam menetapkan identitas formal sosiologi medis ke arah baru. Sebab pada dasarnya, baik kondisi sakit (illnes) maupun penyakit (disease) merupakan konstruksi realitas sosial, refleksi dari organisasi sosial, kepentingan profesional, kekerabatan kekuasaan, dan sebagainya. Dalam hal ini, Friedson (1970) ialah membebaskan sosiologi medis dari batasan-batasan yang menurut kategori medis, serta mengungkapkan pengalaman pasien dan pengetahuan medis hingga analisis yang lebih mendalam dan sistematis.
Dalam perkembangan selanjutnya, khususnya tahun 1990-an, minat terhadap studi detail kehidupan sosial pun dilibatkan yang meneliti ekspresi dalam pengalaman sakit pasien. Pandangan pasien mengenai kondisi sakit ditelaah sebatas sebagai materi pelengkap dari sikap sakit menurut posisi pasien itu sendiri. Konsekuensi logis penerimaan pendapat tersebut yang sama bermanfaatnya dengan bidang medis ialah munculnya kesadaran bahwa pengetahuan medis tersebut sanggup menjadi objek penting dalam sosiologi. Ini berarti pengetahuan medis sanggup dieksplorasi, tidak hanya sebagai suatu bentuk kebenaran pengetahuan tertinggi, tetapi sebagai sarana menuju masyarakat yang sanggup dikendalikan, dialienasi, atau didepolitisasi dalam penyelenggaraan kehidupan mereka. Di mana pengetahuan dan praktik medis terbebas dari ilmu kedokteran lantaran terdapat begitu banyak ikatan dan aliansi untuk hal tersebut. Sekarang ini, banyak para andal sosiologi medis dipekerjakan oleh institusi-institusi medis atau pada tugas-tugas mengandung unsur medis bahkan upaya memperbaiki (ameliorate) pasien yang menderita (Amstrong, 2000:646).
Download
Sumber
Supardan, Dadang. 2008. Pengantar Ilmu Sosial; Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bumi Aksara. Jakarta
Lihat Juga
1. Ruang Lingkup. Sosiologi Seni
2. Ruang Lingkup. Sosiologi Pendidikan (Sociology of Education)
3. Ruang Lingkup. Sosiologi Agama
4. Ruang Lingkup. Sosiologi Keluarga (Family Sociology)
5. Ruang Lingkup. Sosiologi Militer (Military Sociology)
6. Ruang Lingkup. Sosiologi Wanita (Women Sociology)
7. Ruang Lingkup. Sosiologi Perkotaan (Urban Sociology)
8. Ruang Lingkup. Sosiologi Medis (Medical Sociology)
9. Ruang Lingkup. Sosiologi Industri (Industrial Sociology)
10. Ruang Lingkup. Sosiologi Pedesaan (Rural Sociology)