Hans-George Gadamer
Riwayat hidup dan karya-karya
Hans-George Gadamer dilahirkan pada 11 Februari 1900 di kota Breslau di mana ayahnya bekerja pada universitas selaku profesor kimia. Ayahnya dianggap sebagai hebat terpandang di bidangnya. Di mata ayah Gadamer, filsafat dan kesusastraan serta humaniora secara umum tidak merupakan ilmu pengetahuan yang serius. Tetapi Hans-Georg justru merasa tertarik akan humaniora dan khususnya filsafat, sehingga dalam pilihannya itu ia selalu dalam posisi berseberangan dengan ayahnya. Tetapi ayah ini tidak sempat menyaksikan lagi karier putranya sebagai filsuf, alasannya ialah sudah meninggal dunia pada tahun 1928.
Gadamer mulai mempelajari filsafat di Universitas Breslau, tetapi ketika beberapa bulan sesudahnya ayahnya dipindahkan ke Marburg ia melanjutkan di sana. Di Marburg ia mengikuti kuliah beberapa filsuf besar menyerupai Paul Natrop dan Nicolai Hartman* serta berkenalan juga dengan teolog Protestan ternama, Rudlof Bultmann, salah seorang pemikir besar lengan berkuasa di bidang hermeneutika. Pada tahun 1922 ia meraih gelar “dokter filsafat” dengan sebuah disertasi ihwal Plato* yang dikerjakan di bawah bimbingan Paul Natorp. Sesudah itu ia mengikuti kuliah Heidegger* di Freiburg. Gadamer sangat mengagumi fatwa Heidegger* dan rasa respek itu akan berlangsung terus sepanjang hidupnya. Jika semester berikutnya Heidegger* diangkat sebagai profesor di Marburg, Gadamer dan beberapa mahasiswa lain mengikuti ia ke sana. Dari Heidegger* ia mencar ilmu secara khusus bahwa konsep-konsep filosofis mempunyai suatu sejarah panjang yang sanggup ditelusuri mulai dengan munculnya pertama kali dalam fatwa Yunani. Tetapi alasannya ialah Heidegger* sepertinya tidak begitu meyakini talenta Gadamer di bidang filsafat, ia melanjutkan dengan studi filologi klasik (kesusastraan Yunani dan Romawi). Pada tahun 1927 ketika ujian terakhir untuk studi ini Heidegger* termasuk juga panitia penguji dan setelah itu mengusulkan Gadamer untuk menciptakan Habilitation pada dia, tanda yang mengatakan ketika itu ia menganggap Gadamer sudah lebih mantap sebagai calon profesor filsafat. Dalam sistem akademis di Jerman, orang yang sudah mempunyai gelar “doktor filsafat” harus menciptakan goresan pena Habilitation lagi sebelum sanggup diangkat sebagai dosen universitas. Di bawah bimbingan Heidegger*, pada tahun 1927 Gadamer sanggup mencapai Habilitation dengan goresan pena ihwal obrolan Philebos dari Plato*, yang dalam bentuk direvisi dua tahun kemudian diterbitkan sebagai buku Platos dialektische Ethik (Etika dialektis dari Plato). Setelah menuntaskan Habilitation ini Gadamer menjadi Privatdozent pada Universitas Marburg.
Dalam periode nasional-sosialisme Hitler, Gadamer tidak melibatkan diri dengan politik. Mula-mula ia berpikir Hitler tidak akan tahan lama. Tetapi ketika dugaan ini tidak dibenarkan, ia tidak menolak menandatangani pernyataan pemberian terhadap rezim Hitler menyerupai wajib dilakukan oleh semua profesor Jerman pada tahun 1933. Karena di banyak universitas Jerman profesor-profesor diberhentikan, pada tahun yang sama untuk sementara Gadamer diberi kawasan di Universitas Keil untuk menggantikan dosen yang dipecat oleh rezim nasional-sosialis. Namun demikian, ia sanggup tinggal di situ cukup usang dan tahun 1936 diangkat sebagai profesor. Pada tahun 1939 ia dipanggil ke Universitas Leipzig di Jerman Timur sebagai guru besar penuh. Sesudah Perang Dunia II selesai (1945), kota Leipzig termasuk wilayah yang ditempatkan di bawah penguasaan Uni Soviet dan dijadikan Jerman Timur yang komunistis. Gadamer ditunjuk sebagai rektor universitas. Tetapi agak cepat ia menyadari bahwa di bawah ideologi yang gres itu penelitian filsafat yang bebas semakin dipersulit dan ia mencari kawasan di Jerman Barat. Pada tahun 1948 kemungkinan terbuka untuk pindah ke Frankfurt am Main, tetapi tahun berikutnya ia sudah ditawarkan kawasan di Universitas Heidelberg sebagai pengganti Karl Jaspers*. Heidelberg menjadi kawasan definitif untuk karier ilmiahnya hingga memasuki masa pensiun pada tahun 1968. Sesudah itu ia sering memenuhi permintaan untuk mengajar di Amerika Serikat dan memberi banyak ceramah di Jerman atau kawasan lain. Ketika perjalanan jauh sudah mustahil untuk dia, pada usia tinggi ia tetap ikut serta dalam diskusi-diskusi filosofis dan termasuk salah seorang filsuf yang paling terkenal di Jerman. Pada tahun 2000 ia mencapai usia 100 tahun.
Pada umumnya fatwa Gadamer dilatarbelakangi oleh fenomenologi. Kebanyakan bukunya mengupayakan suatu interpretasi ihwal filsuf-filsuf dan penyair-penyair dari masa lampau, menyerupai contohnya Plato*, Herder, Goethe*, dan Hegel*. Tidak sanggup diragukan, karya Gadamer terbesar ialah buku yang terbit ketika usianya sudah 60 tahun: Wahrheit und Methode. Grundziige einer philosophischen Hermeneutik (1960) (Kebenaran dan metode. Sebuah hermeneutika filosofis berdasarkan garis besarnya). Seandainya ia tidak menulid buku ini, ia hanya akan dikenal sebagai salah seorang profesor filsafat yang biasa.
Dengan menulis buku ini ia menjadi seorang pemikir terkemuka dalam filsafat kontemporer dan membuka perspektif gres untuk hermeneutika filosofis pada ketika fatwa ini sudah usang ditinggalkan oleh Heidegger*. Pada tahun 1965 diterbitkan cetakan kedua dengan suatu kata pendahuluan yang baru, di mana Gadamer menjelaskan maksudnya ihwal beberapa hal dan menjawab atas keberatan-keberatan yang telah dikemukakan sementara dikritisi, ditambah lagi sebuah lampiran. Pada cetakan ketiga dari tahun 1972 masih ditambah suatu kata penutup.
Sesudah opus magnum ini ia menerbitkan lagi Platons dialektische Ethnik und andere Studien zur platonischen Philosophie (1968) (Etika dialektis dari Plato* dan studi-studi lain ihwal filsafat Plato*), studi ihwal Plato* dari tahun 1931 yang sudah kita kenal, ditambah beberapa studi baru. Lagi pula, Hegels Dialektik. Funf hermeneutische Studien (1971) (Dialektika Hegel*. Lima studi hermeneutis). Berbagai artikel yang ditulis bagi majalah atau pada kesempatan lain dikumpulkan dalam empat buku yang berjudul Kleine Schriften, I, II, III, IV (1967, 1967, 1972, 1977) (Karangan-karangan kecil). Dalam suatu buku yang bersifat otobiografis ia melukiskan filsuf-filsuf dan filsafat-filsafat yang telah mensugesti ia di masa mudanya: Philosophische Lehrjahre. Eine Ruckschau (1977) (Tahun-tahun saya mencar ilmu filsafat. Sebuah retrospeksi). Gadamer sendiri mengumpulkan karya-karyanya yang dianggapnya paling penting dalam edisi Hans-Georg Gadamer: Gesammelte Werke, 10 jilid, 1968-1955.
Baca Juga
1. Hermeneutika Produktif Hans Georg Gadamer
2. Dilthey, Gadamer, dan Hermenutika
3. Hermeneutika dan Ilmu-ilmu Sosial
4. Sejarah Hermeneutika
Sumber
Bertens. K. 2002. Filsafat Barat Kontemporer; Inggris-Jerman. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Download
Hans-George Gadamer dilahirkan pada 11 Februari 1900 di kota Breslau di mana ayahnya bekerja pada universitas selaku profesor kimia. Ayahnya dianggap sebagai hebat terpandang di bidangnya. Di mata ayah Gadamer, filsafat dan kesusastraan serta humaniora secara umum tidak merupakan ilmu pengetahuan yang serius. Tetapi Hans-Georg justru merasa tertarik akan humaniora dan khususnya filsafat, sehingga dalam pilihannya itu ia selalu dalam posisi berseberangan dengan ayahnya. Tetapi ayah ini tidak sempat menyaksikan lagi karier putranya sebagai filsuf, alasannya ialah sudah meninggal dunia pada tahun 1928.
Gadamer mulai mempelajari filsafat di Universitas Breslau, tetapi ketika beberapa bulan sesudahnya ayahnya dipindahkan ke Marburg ia melanjutkan di sana. Di Marburg ia mengikuti kuliah beberapa filsuf besar menyerupai Paul Natrop dan Nicolai Hartman* serta berkenalan juga dengan teolog Protestan ternama, Rudlof Bultmann, salah seorang pemikir besar lengan berkuasa di bidang hermeneutika. Pada tahun 1922 ia meraih gelar “dokter filsafat” dengan sebuah disertasi ihwal Plato* yang dikerjakan di bawah bimbingan Paul Natorp. Sesudah itu ia mengikuti kuliah Heidegger* di Freiburg. Gadamer sangat mengagumi fatwa Heidegger* dan rasa respek itu akan berlangsung terus sepanjang hidupnya. Jika semester berikutnya Heidegger* diangkat sebagai profesor di Marburg, Gadamer dan beberapa mahasiswa lain mengikuti ia ke sana. Dari Heidegger* ia mencar ilmu secara khusus bahwa konsep-konsep filosofis mempunyai suatu sejarah panjang yang sanggup ditelusuri mulai dengan munculnya pertama kali dalam fatwa Yunani. Tetapi alasannya ialah Heidegger* sepertinya tidak begitu meyakini talenta Gadamer di bidang filsafat, ia melanjutkan dengan studi filologi klasik (kesusastraan Yunani dan Romawi). Pada tahun 1927 ketika ujian terakhir untuk studi ini Heidegger* termasuk juga panitia penguji dan setelah itu mengusulkan Gadamer untuk menciptakan Habilitation pada dia, tanda yang mengatakan ketika itu ia menganggap Gadamer sudah lebih mantap sebagai calon profesor filsafat. Dalam sistem akademis di Jerman, orang yang sudah mempunyai gelar “doktor filsafat” harus menciptakan goresan pena Habilitation lagi sebelum sanggup diangkat sebagai dosen universitas. Di bawah bimbingan Heidegger*, pada tahun 1927 Gadamer sanggup mencapai Habilitation dengan goresan pena ihwal obrolan Philebos dari Plato*, yang dalam bentuk direvisi dua tahun kemudian diterbitkan sebagai buku Platos dialektische Ethik (Etika dialektis dari Plato). Setelah menuntaskan Habilitation ini Gadamer menjadi Privatdozent pada Universitas Marburg.
Dalam periode nasional-sosialisme Hitler, Gadamer tidak melibatkan diri dengan politik. Mula-mula ia berpikir Hitler tidak akan tahan lama. Tetapi ketika dugaan ini tidak dibenarkan, ia tidak menolak menandatangani pernyataan pemberian terhadap rezim Hitler menyerupai wajib dilakukan oleh semua profesor Jerman pada tahun 1933. Karena di banyak universitas Jerman profesor-profesor diberhentikan, pada tahun yang sama untuk sementara Gadamer diberi kawasan di Universitas Keil untuk menggantikan dosen yang dipecat oleh rezim nasional-sosialis. Namun demikian, ia sanggup tinggal di situ cukup usang dan tahun 1936 diangkat sebagai profesor. Pada tahun 1939 ia dipanggil ke Universitas Leipzig di Jerman Timur sebagai guru besar penuh. Sesudah Perang Dunia II selesai (1945), kota Leipzig termasuk wilayah yang ditempatkan di bawah penguasaan Uni Soviet dan dijadikan Jerman Timur yang komunistis. Gadamer ditunjuk sebagai rektor universitas. Tetapi agak cepat ia menyadari bahwa di bawah ideologi yang gres itu penelitian filsafat yang bebas semakin dipersulit dan ia mencari kawasan di Jerman Barat. Pada tahun 1948 kemungkinan terbuka untuk pindah ke Frankfurt am Main, tetapi tahun berikutnya ia sudah ditawarkan kawasan di Universitas Heidelberg sebagai pengganti Karl Jaspers*. Heidelberg menjadi kawasan definitif untuk karier ilmiahnya hingga memasuki masa pensiun pada tahun 1968. Sesudah itu ia sering memenuhi permintaan untuk mengajar di Amerika Serikat dan memberi banyak ceramah di Jerman atau kawasan lain. Ketika perjalanan jauh sudah mustahil untuk dia, pada usia tinggi ia tetap ikut serta dalam diskusi-diskusi filosofis dan termasuk salah seorang filsuf yang paling terkenal di Jerman. Pada tahun 2000 ia mencapai usia 100 tahun.
Pada umumnya fatwa Gadamer dilatarbelakangi oleh fenomenologi. Kebanyakan bukunya mengupayakan suatu interpretasi ihwal filsuf-filsuf dan penyair-penyair dari masa lampau, menyerupai contohnya Plato*, Herder, Goethe*, dan Hegel*. Tidak sanggup diragukan, karya Gadamer terbesar ialah buku yang terbit ketika usianya sudah 60 tahun: Wahrheit und Methode. Grundziige einer philosophischen Hermeneutik (1960) (Kebenaran dan metode. Sebuah hermeneutika filosofis berdasarkan garis besarnya). Seandainya ia tidak menulid buku ini, ia hanya akan dikenal sebagai salah seorang profesor filsafat yang biasa.
Sesudah opus magnum ini ia menerbitkan lagi Platons dialektische Ethnik und andere Studien zur platonischen Philosophie (1968) (Etika dialektis dari Plato* dan studi-studi lain ihwal filsafat Plato*), studi ihwal Plato* dari tahun 1931 yang sudah kita kenal, ditambah beberapa studi baru. Lagi pula, Hegels Dialektik. Funf hermeneutische Studien (1971) (Dialektika Hegel*. Lima studi hermeneutis). Berbagai artikel yang ditulis bagi majalah atau pada kesempatan lain dikumpulkan dalam empat buku yang berjudul Kleine Schriften, I, II, III, IV (1967, 1967, 1972, 1977) (Karangan-karangan kecil). Dalam suatu buku yang bersifat otobiografis ia melukiskan filsuf-filsuf dan filsafat-filsafat yang telah mensugesti ia di masa mudanya: Philosophische Lehrjahre. Eine Ruckschau (1977) (Tahun-tahun saya mencar ilmu filsafat. Sebuah retrospeksi). Gadamer sendiri mengumpulkan karya-karyanya yang dianggapnya paling penting dalam edisi Hans-Georg Gadamer: Gesammelte Werke, 10 jilid, 1968-1955.
Baca Juga
1. Hermeneutika Produktif Hans Georg Gadamer
2. Dilthey, Gadamer, dan Hermenutika
3. Hermeneutika dan Ilmu-ilmu Sosial
4. Sejarah Hermeneutika
Sumber
Bertens. K. 2002. Filsafat Barat Kontemporer; Inggris-Jerman. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Download