Jean-Francois Lyotard
Riwayat hidup dan karyanya
Jean-Francois Lyotard dilahirkan di Versailles, kota kecil di sebelah selatan Paris yang terkenal sebagai daerah istana para raja Prancis dulu, pada tahun 1924. Seusai Perang Dunia II, ia diterima di Universitas Sorbonne dan mengambil filsafat sebagai pokok studinya. Setelah memperoleh agregation de philosophie (1950), ia menjadi guru filsafat di sekolah menengah (Lycee) di kota Constantine, Aljazair Timur, yang pada waktu itu masih berstatus sebagai koloni Prancis (1950-1952). Karena sempat menyaksikan penindasan kolonial di situ dengan mata kepalanya sendiri, dalam hati kecilnya mulai tumbuh kesadaran politik.
Setelah pulang ke tanah airnya ia menjadi guru filsafat di salah satu Lycee. Pada tahun 1954 ia menerbitkan bukunya yang pertama yang berjudul La phenomenologie (Fenomenologi), yang dimaksudkan sebagai pengantar pada filsafat Edmund Husserl*, pendiri fenomenologi. Buku kecil ini mengalami sukses besar, alasannya dinilai sebagai uraian singkat dan terperinci perihal suatu aliran filsafat yang banyak diminati pada waktu itu. Buku itu sering dicetak ulang dan diterjemahkan ke dalam banyak bahasa lain, antara lain bahasa Jepang (1965).
Pada tahun 1954 pula Lyotard bergabung dengan kelompok Marxistis yang menerbitkan majalah berjulukan Socialisme ou barbarie (Sosialisme atau keadaan barbar), nama yang berasal dari perkataan Karl Marx* bahwa dunia modern harus menentukan antara sosialisme atau keadaan barbar. Claude Lefort, yang sudah kita kenal sebagai murid Maurice Merleau-Ponty*, termasuk juga anggotanya. Kelompok ini menganut suatu pandangan kritis terhadap pemikiran Karl Marx* dan alasannya itu menolak semua interpretasi dogmatik, ibarat Stalinisme, Trotskyisme, atau Maosime. Lyotard diberi tanggung jawab atas pemberitaan perihal Aljazair dalam majalah tersebut dan ia sendiri menulis dua belas artikel panjang perihal problem koloni Prancis itu. Ketika nama Lyotard menjadi terkenal, artikel-artikel itu dikumpulkan dan diterbitkan dalam buku La guerre des Algeriens (1989) (Perang orang-orang Aljazair).
Karena selisih pendapat, pada tahun 1964 bersama sahabat-sahabatnya Pierre Souyri dan beberapa teman lain ia meninggalkan kelompok Socialisme ou barbarie dan mendirikan majalah Marxistis lain yang berjudul Pouvoir ouvrier (Kuasa buruh). Namun demikian, antusiasme Lyotard untuk Marxisme semakin memudar dan pada tahun 1966 periode Marxistis secara definitif lewat dalam hidupnya. Dengan demikian Lyotard senasib dengan begitu banyak cendekiawan muda lain di Prancis sekitar tahun 1950-an yang menaruh harapan besar atas potensi Marxisme untuk membangun masyarakat yang dicita-citakan, tetapi kesannya kecewa juga.
Pada tahun 1971 ia meraih gelar docteur es lettres dengan sebuah tesis perihal topik yang paling terkenal di antara filsuf-filsuf Prancis waktu itu, yaitu bahasa. Judul tesisnya yakni Discours, figure (Diskursus, figur). Dalam buku ini ia berusaha membandingkan fenomenologi dengan strukturalisme, dengan maksud semoga dua-duanya sanggup dilampaui. Dengan demikian Lyotard menerima tempatnya dalam periode poststrukturalisme dari filsafat Prancis.
Sementara itu ia sudah diangkat sebagai dosen di Universitas Nanterre, yang menjadi salah satu pusat “revolusi mahasiswa” pada bulan Mei 1968. Lyotard secara aktif mengikuti dan mengomentari insiden yang menggemparkan dunia pendidikan Prancis itu. Kemudian ia diangkat sebagai profesor di Universitas Paris VIII, universitas yang didirikan dalam rangka reformasi akademi tinggi Prancis di Vincennes, sebelum menerima daerah definitifnya di Saint Denis, sebelah utara Paris. Tugas mengajar Lyotard di situ terutama berkonsentrasi pada estetika atau filsafat kesenian.
Dalam disertasinya dari tahun 1971 Lyotard juga membahas tema kesenian dan mau menyelamatkanya dari suatu pendekatan strukturalistis yang terlalu sempit. Setelah menuntaskan disertasinya, Lyotard menjadi seorang pengarang yang sangat produktif. Di antara buku-bukunya sanggup disebut Economie libidinale (1974) (Ekonomi libidinal), di mana ia menginterpretasikan pemikiran Karl Marx* dengan memakai sebagian kerangka psikoanalisa Sigmund Freud*. Dengan demikian Lyotard bergabung dengan beberapa percobaan lain dalam paruh kedua periode ke-20 untuk mensintesakan pemikiran Marx dan Freud. Di kemudian hari ia menulis agak kritis perihal buku terakhir ini yang dilihatnya sebagai menandakan krisis besar yang dialaminya bekerjasama dengan pemikiran Marx.
Buku yang menciptakan namanya mengemuka baik di Prancis maupun luar negeri yakni La condition postmoderne-rapport sur le savoir (1979) (Kondisi postmodern-Laporan perihal pengetahuan). Lyotard menulis buku ini atas ajakan “Conseil des universites” (Dewan universitas-universitas) dari pemerintah Quebec (Kanada), sehingga dalam judul ia menyebut bukunya sebagai sebuah laporan. Walaupun Lyotard sendiri tidak menyatakan dengan terperinci mengapa persisnya buku ini ditulis, rupanya di sini ia menjawab pertanyaan apakah pengandaian-pengandaian yang mendasari politik pendidikan dan ilmu pengetahuan dalam masyarakat informatika sampaumur ini masih sanggup dianggap adekuat.
Pada tahun 1979 pula diterbitkan percakapan Lyotard dengan Jean-Loup Thebaud dengan judul Au juste. Conversations (dalam bahasa Inggris diterjemahkan sebagai Just Gaming, Minneapolis, University of Minnesota Press, 1985). Salah satu buku penting berjudul Le differend (1983) (diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai The Differend. Pharses in Dispute, Manchester, Manchester University Press, 1998; terjemahan Inggris ini mempertahankan istilah Prancisnya alasannya ekuivalen Inggris ibarat “dispute”, “difference of opinion”, dan sebagainya tidak memadai). Sejumlah surat yang sebelumnya pernah dipublikasikan dalam beberapa majalah, dikumpulkan dalam Le postmoderne explique aux enfants (1986) (yang postmodern: Dijelaskan kepada anak-anak), buku yang memang menjelaskan posisi Lyotard di bidang postmodernisme.
Di antara buku-buku yang diterbitkan sesudahnya boleh disebut lagi: L’ethousiasme. La critique kantienne de I’histoire (1968) (Antusiasme. Kritik Kant perihal sejarah); heidegger et’les juifs (1998) (Heidegger dan orang Yahudi); L’inbumain. Causeries sur le temps (Yang tidak manusiawi. Percakapan perihal waktu); Peregrinations (1990) (Petualangan) yakni versi Prancis dari sejumlah ceramah yang diberikan pada University of California di Amerika Serikat dan sudah diterbitkan dalam bahasa Inggris (Peregrinations, New York, Columbia University Press, 1998); Lecons sur I’analytique du sublime (1991) (Pelajaran perihal Analitika mengenai yang sublim); Moralites postmodernes (1993) (Cerita-cerita moral yang postmodern) mengumpulkan beberapa teks yang sudah pernah dipublikasikan sebelumnya.
Lyotard turut mendirikan “College Internasional de Philosophie” (bersama Jacques Derrida*) dan untuk beberapa waktu memimpin pusat pendidikan filsafat ini. Tahun 1987 ia memasuki masa pensiunnya sebagai profesor di Universitas Paris VIII, tetapi dengan itu ia tidak mengakhiri kegiatannya sebagai filsuf. Secara penggal waktu ia mengajar di University of California, Amerika Serikat, dan banyak diminta sebagai penceramah di dalam dan luar negeri.
Sumber
Bertens. K. 2001. Filsafat Barat Kontemporer; Prancis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Download
Baca Juga
1. Jean-Francois Lyotard. Diskusi dengan Habermas
2. Jean-Francois Lyotard. Berpikir Bersama Kant
3. Lyotard dan Postmodernisme
Jean-Francois Lyotard dilahirkan di Versailles, kota kecil di sebelah selatan Paris yang terkenal sebagai daerah istana para raja Prancis dulu, pada tahun 1924. Seusai Perang Dunia II, ia diterima di Universitas Sorbonne dan mengambil filsafat sebagai pokok studinya. Setelah memperoleh agregation de philosophie (1950), ia menjadi guru filsafat di sekolah menengah (Lycee) di kota Constantine, Aljazair Timur, yang pada waktu itu masih berstatus sebagai koloni Prancis (1950-1952). Karena sempat menyaksikan penindasan kolonial di situ dengan mata kepalanya sendiri, dalam hati kecilnya mulai tumbuh kesadaran politik.
Setelah pulang ke tanah airnya ia menjadi guru filsafat di salah satu Lycee. Pada tahun 1954 ia menerbitkan bukunya yang pertama yang berjudul La phenomenologie (Fenomenologi), yang dimaksudkan sebagai pengantar pada filsafat Edmund Husserl*, pendiri fenomenologi. Buku kecil ini mengalami sukses besar, alasannya dinilai sebagai uraian singkat dan terperinci perihal suatu aliran filsafat yang banyak diminati pada waktu itu. Buku itu sering dicetak ulang dan diterjemahkan ke dalam banyak bahasa lain, antara lain bahasa Jepang (1965).
Pada tahun 1954 pula Lyotard bergabung dengan kelompok Marxistis yang menerbitkan majalah berjulukan Socialisme ou barbarie (Sosialisme atau keadaan barbar), nama yang berasal dari perkataan Karl Marx* bahwa dunia modern harus menentukan antara sosialisme atau keadaan barbar. Claude Lefort, yang sudah kita kenal sebagai murid Maurice Merleau-Ponty*, termasuk juga anggotanya. Kelompok ini menganut suatu pandangan kritis terhadap pemikiran Karl Marx* dan alasannya itu menolak semua interpretasi dogmatik, ibarat Stalinisme, Trotskyisme, atau Maosime. Lyotard diberi tanggung jawab atas pemberitaan perihal Aljazair dalam majalah tersebut dan ia sendiri menulis dua belas artikel panjang perihal problem koloni Prancis itu. Ketika nama Lyotard menjadi terkenal, artikel-artikel itu dikumpulkan dan diterbitkan dalam buku La guerre des Algeriens (1989) (Perang orang-orang Aljazair).
Karena selisih pendapat, pada tahun 1964 bersama sahabat-sahabatnya Pierre Souyri dan beberapa teman lain ia meninggalkan kelompok Socialisme ou barbarie dan mendirikan majalah Marxistis lain yang berjudul Pouvoir ouvrier (Kuasa buruh). Namun demikian, antusiasme Lyotard untuk Marxisme semakin memudar dan pada tahun 1966 periode Marxistis secara definitif lewat dalam hidupnya. Dengan demikian Lyotard senasib dengan begitu banyak cendekiawan muda lain di Prancis sekitar tahun 1950-an yang menaruh harapan besar atas potensi Marxisme untuk membangun masyarakat yang dicita-citakan, tetapi kesannya kecewa juga.
Pada tahun 1971 ia meraih gelar docteur es lettres dengan sebuah tesis perihal topik yang paling terkenal di antara filsuf-filsuf Prancis waktu itu, yaitu bahasa. Judul tesisnya yakni Discours, figure (Diskursus, figur). Dalam buku ini ia berusaha membandingkan fenomenologi dengan strukturalisme, dengan maksud semoga dua-duanya sanggup dilampaui. Dengan demikian Lyotard menerima tempatnya dalam periode poststrukturalisme dari filsafat Prancis.
Sementara itu ia sudah diangkat sebagai dosen di Universitas Nanterre, yang menjadi salah satu pusat “revolusi mahasiswa” pada bulan Mei 1968. Lyotard secara aktif mengikuti dan mengomentari insiden yang menggemparkan dunia pendidikan Prancis itu. Kemudian ia diangkat sebagai profesor di Universitas Paris VIII, universitas yang didirikan dalam rangka reformasi akademi tinggi Prancis di Vincennes, sebelum menerima daerah definitifnya di Saint Denis, sebelah utara Paris. Tugas mengajar Lyotard di situ terutama berkonsentrasi pada estetika atau filsafat kesenian.
Dalam disertasinya dari tahun 1971 Lyotard juga membahas tema kesenian dan mau menyelamatkanya dari suatu pendekatan strukturalistis yang terlalu sempit. Setelah menuntaskan disertasinya, Lyotard menjadi seorang pengarang yang sangat produktif. Di antara buku-bukunya sanggup disebut Economie libidinale (1974) (Ekonomi libidinal), di mana ia menginterpretasikan pemikiran Karl Marx* dengan memakai sebagian kerangka psikoanalisa Sigmund Freud*. Dengan demikian Lyotard bergabung dengan beberapa percobaan lain dalam paruh kedua periode ke-20 untuk mensintesakan pemikiran Marx dan Freud. Di kemudian hari ia menulis agak kritis perihal buku terakhir ini yang dilihatnya sebagai menandakan krisis besar yang dialaminya bekerjasama dengan pemikiran Marx.
Buku yang menciptakan namanya mengemuka baik di Prancis maupun luar negeri yakni La condition postmoderne-rapport sur le savoir (1979) (Kondisi postmodern-Laporan perihal pengetahuan). Lyotard menulis buku ini atas ajakan “Conseil des universites” (Dewan universitas-universitas) dari pemerintah Quebec (Kanada), sehingga dalam judul ia menyebut bukunya sebagai sebuah laporan. Walaupun Lyotard sendiri tidak menyatakan dengan terperinci mengapa persisnya buku ini ditulis, rupanya di sini ia menjawab pertanyaan apakah pengandaian-pengandaian yang mendasari politik pendidikan dan ilmu pengetahuan dalam masyarakat informatika sampaumur ini masih sanggup dianggap adekuat.
Pada tahun 1979 pula diterbitkan percakapan Lyotard dengan Jean-Loup Thebaud dengan judul Au juste. Conversations (dalam bahasa Inggris diterjemahkan sebagai Just Gaming, Minneapolis, University of Minnesota Press, 1985). Salah satu buku penting berjudul Le differend (1983) (diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai The Differend. Pharses in Dispute, Manchester, Manchester University Press, 1998; terjemahan Inggris ini mempertahankan istilah Prancisnya alasannya ekuivalen Inggris ibarat “dispute”, “difference of opinion”, dan sebagainya tidak memadai). Sejumlah surat yang sebelumnya pernah dipublikasikan dalam beberapa majalah, dikumpulkan dalam Le postmoderne explique aux enfants (1986) (yang postmodern: Dijelaskan kepada anak-anak), buku yang memang menjelaskan posisi Lyotard di bidang postmodernisme.
Di antara buku-buku yang diterbitkan sesudahnya boleh disebut lagi: L’ethousiasme. La critique kantienne de I’histoire (1968) (Antusiasme. Kritik Kant perihal sejarah); heidegger et’les juifs (1998) (Heidegger dan orang Yahudi); L’inbumain. Causeries sur le temps (Yang tidak manusiawi. Percakapan perihal waktu); Peregrinations (1990) (Petualangan) yakni versi Prancis dari sejumlah ceramah yang diberikan pada University of California di Amerika Serikat dan sudah diterbitkan dalam bahasa Inggris (Peregrinations, New York, Columbia University Press, 1998); Lecons sur I’analytique du sublime (1991) (Pelajaran perihal Analitika mengenai yang sublim); Moralites postmodernes (1993) (Cerita-cerita moral yang postmodern) mengumpulkan beberapa teks yang sudah pernah dipublikasikan sebelumnya.
Lyotard turut mendirikan “College Internasional de Philosophie” (bersama Jacques Derrida*) dan untuk beberapa waktu memimpin pusat pendidikan filsafat ini. Tahun 1987 ia memasuki masa pensiunnya sebagai profesor di Universitas Paris VIII, tetapi dengan itu ia tidak mengakhiri kegiatannya sebagai filsuf. Secara penggal waktu ia mengajar di University of California, Amerika Serikat, dan banyak diminta sebagai penceramah di dalam dan luar negeri.
Sumber
Bertens. K. 2001. Filsafat Barat Kontemporer; Prancis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Download
Baca Juga
1. Jean-Francois Lyotard. Diskusi dengan Habermas
2. Jean-Francois Lyotard. Berpikir Bersama Kant
3. Lyotard dan Postmodernisme