Fredric Jameson. Logika Kultural Kapitalisme Akhir

Istilah “kapitalisme lanjut” (late capitalism) mulai digunakan di Eropa menjelang simpulan tahun 1930-an, yakni saat banyak andal ekonomi percaya kapitalisme bergerak mendekati ajalnya. Di penghujung Perang Dunia II, cukup banyak pakar ekonomi termasuk Paul K. Samuelson dan Joseph Schumpeter* yang percaya bahwa simpulan dari kapitalisme akan segera terjadi, dalam arti berbagai hambatan dan duduk kasus ekonomi yang tak tertanggulangi.

Menurut andal ekonomi berhaluan Marxis, Ernest Mandel, yang mempopulerkan penggunaan istilah “late capitalism” ini dalam disertasi doktoralnya 1972, Late-Stage Capitalism akan didominasi oleh machinations—atau fluiditas dari modal finansial. Dalam tradisi klasik Marxis, Mandel mencoba menegaskan hakikat dari epos modern sebagai satu keutuhan, guna menawarkan bagaimana kekuatan-kekuatan yang sama telah mendorong pengumpulan keuntungan sehabis perang dunia terjadi pada jadinya akan berbalik arah secara dialektis, dan menjadi penyebab dari keruntuhannya.

Periode Late Capitalism yang digunakan Jameson dipinjam dari periodisasi yang dibentuk oleh Mandel, yang membagi perkembangan kapitalisme menjadi tiga fase, yakni (1) kapitalisme pasar, (2) monopoli (imperialisme), dan (3) modal multinasional. Periode terakhir ini (kapitalisme lanjut atau kapitalisme konsumer, atau modal multinasional) bukan hanya konsisten dengan analisis Marx*, melainkan diklaim sebagai fase kapitalisme yang paling murni alasannya fase ini merupakan perluasan luar biasa dari kapital ke wilayah-wilayah yang belum dikomodifikasi. Contoh dari fase Late Capitalism ini, contohnya penetrasi dan kolonialisasi alam dan dunia bawah sadar, penghancuran sistem agribudaya negara-negara berkembang oleh Revolusi Hijau serta mentasnya industri media dan iklan ke panggung keseharian.

Sumber
Maksum, Ali. 2016. Pengantar Filsafat; dari Masa Klasik sampai Postmodern”. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta.

Download