Mulla Shadra. Karya Filsafat
Aliran isyraq dan banyak sekali aliran filsafat Islam sebelumnya, memperlihatkan imbas terhadap kuantitas karya Mulla Shadra. Karya-karya besar Mulla Shadra lebih dari 20 karya, yaitu sebagai berikut.
1. Al-Hikmah Al-Muta’aliyah Fi Asfar Al-A’qliyah Al-Arba’ah (teosofi transendental yang membicarakan empat perjalanan budi pada jiwa) lebih dikenal dengan Asfar. Kitab ini merupakan karya monumental alasannya menjadi dasar bagi karya pendeknya dan menjadi risalah pemikiran pasca-Avicennian pada umumnya. Kitab ini menjelaskan pengembaraan intelektual dan spiritual insan ke hadirat Tuhan. Juga memuat hampir semua kasus yang berkaitan dengan wacana pemikiran dalam Islam, yaitu ilmu kalam, tasawuf, dan filsafat. Penyajiannya memakai pendekatan morfologis, metafisis, dan historis. Hingga ketika ini, kitab Asfar digunakan sebagai teks tertinggi dalam memahami pesan yang tersirat dan hanya dipakai oleh mereka yang telah memahami teks-teks standar ilmu kalam Syi’ah Imamiyah, filsafat peripatetis Neo-Platonisme yang dikembangkan oleh Ibnu Sina*, teosofi isyraqi Suhrawardi*, dasar-dasar anutan gnostis Ibnu Arabi, dan wahyu, termasuk di dalamnya sabda Nabi SAW dan para imam Syi’ah.
2. Al-Hasyr (tentang kebangkitan). Buku ini terdiri atas delapan pecahan yang menjelaskan hari kebangkitan dan semua ciptaan Tuhan; benda materi, insan dan flora akan kembali kepada-Nya. Nama lainnya ialah Tarh Al-Kawnayn Fi Hasyr Al-Alamin.
3. Al-Hikmah Al-Arsyiyah (hikmah diturunkan dari ‘Arsy Ilahi). Buku ini menjelaskan Tuhan dan kebangkitan (resurrection) dan kehidupan insan sesudah mati. Buku ini menerima kritikan dari para ulama kalam.
4. Huduts Al-‘Alam (penciptaan alam) membicarakan wacana asal-muasal penciptaan alam dan kejadiannya dalam “waktu” berlandaskan atas al-harakah al-jauharriyyah dan penolakan atas pemikiran Mir Damad.
5. Kasr Al-Ashnam Al-Jahiliyak Fi Dkaimni Al-Mutasawwifin (pemusnahan berhala jahiliyyah dalam mendebati mereka yang berpura-pura menjadi mahir sufi). Mutasawifin ialah mereka yang berpura-pura menjadi sufi dan meninggalkan syari’at.
6. Kalq Al-A’mal, membicarakan sifat insiden perbuatan manusia; kebebasan atau ketentuan ash tindakan manusia. Shadra mengeluarkan pandangan yang berbeda dengan pendapat para ulama kalam.
7. Al-Lama’ah Al-Masyriqiyyyah Fi Al-Funun Al-Mantiqiyyah (percikan cahaya iluminasionis dan seni logika). Buku ini terdiri atas sembilan bab, merupakan modifikasi dari hikmat al-Isyraq Suhrawardi* alasannya Shadra memperlihatkan sumbangsih pemikiran gres dalam bidang logika, metafisika.
8. Al-Mabda’ wa Al-Ma’ad (permulaan dan pengembalian). Berisikan wacana metafisika, kosmologi, dan eksatologi.
9. Mafatih Al-Ghaib (Kunci alam Ghaib). Buku ini tersusun sesudah shadra mencapai puncak kematangan ilmu, bersisikan keyakinan gnosis wacana metafisika, kosmologi, dan eskatologi yang berlandaskan dalil-dalil naqli.
10. Kitab Al-Masya’ir (kitab penebusan metafisika). Salah satu dari kitab Shadra yang menjelaskan teori ontologi yang cukup ringkas. Buku ini banyak dikaji oleh pemikir Persia.
11. Al-Mizaj (perilaku perasaan). Kitab ini membicarakan sikap akhir dari bawaan, perangai dan sifat sebagai cabang dari ilmu jiwa.
12. Mutasyabihat Al-Qur’an (ayat-ayat mutasyabihat dalam Qur’an), membicarakan ayat-ayat Qur’an yang sukar dipahami dan metaforis dari sudut gnosis.
13. Al-Qadha wa Al-Qadar Fi Af’ali Al-Basyar (masalah Qadha dan Qadar dalam perbuatan manusia). Kitab ini membahas ketetapan, kebebasan dan cara tunjangan Ilahi sanggup dilihat dari kacamata manusia.
14. As-Syawahid Al-Rububiyah Fi Al-Manahij As-Sulukiyah (Penyaksian Ilahi akan jalan ke arah kesederhanaan rohani) ialah ringkasan keyakinan Mulla Shadra paling lengkap yang ditulis menurut tujuan gnosis.
15. Sharh-i Shafa
16. Sharh-i Hikmat Al-Ishraq
17. Ittihad Al-‘Aquil wa’I-Ma’qul
18. Ajwibah Al-Masa’il
19. Ittisaf Al-Mahiyyah Bi’I Wujud
20. Al-Tashakhkhus
21. Sarayan Nur Wujud
22. Limmi’yya Ikhtisas Al-Mintaqah
23. Khalq Al-A’mal
24. Zad Al-Musafir
25. Isalat-i Ja’I-i Wujud
26. Al-Hashriyyah
27. Al-Alfazh Al-mufradah
28. Radd-i Shubahat-i Iblis
29. At-Tanqih
30. At-Tasawwur wa’I-Tasdiq
31. Diwan Shi’r
Keberhasilan seorang guru ditentukan pula banyaknya murid yang berbagi ilmunya sehingga tercipta suatu mazhab. Hal ini berlaku bagi Mulla Shadra yang mempunyai pelanjut dan pengembang filsafatnya. Di antaranya ialah Faidh Al-Kasyani, Abdurrazaq Lahiji, Mulla Husain Tunkabuni, Aqa Jani, Mula Ali Nuri, Mulla Isma’il Khwaju’i, Mulla Hadi Sabziwai, dan Mulla Hadi Mudarris yang dilanjutkan generasi Muhammad Baqir As-Sadr.
Sumber
Hasan, Mustofa. 2015. Sejarah Filsafat Islam; Genealogi dan Transmisi Filsafat Timur ke Barat. Pustaka Setia. Bandung
Download
Baca Juga
1. Mulla Shadra. Riwayat Hidup
2. Mulla Shadra. Pemikiran Filsafat
3. Mulla Shadra. Kebangkitan Jasmani
4. Kunci Filsafat Mulla Shadra
5. Mulla Shadra. Pemikiran Teologis
6. Mulla Shadra. Dasar-Dasar Filsafat Hikmah
1. Al-Hikmah Al-Muta’aliyah Fi Asfar Al-A’qliyah Al-Arba’ah (teosofi transendental yang membicarakan empat perjalanan budi pada jiwa) lebih dikenal dengan Asfar. Kitab ini merupakan karya monumental alasannya menjadi dasar bagi karya pendeknya dan menjadi risalah pemikiran pasca-Avicennian pada umumnya. Kitab ini menjelaskan pengembaraan intelektual dan spiritual insan ke hadirat Tuhan. Juga memuat hampir semua kasus yang berkaitan dengan wacana pemikiran dalam Islam, yaitu ilmu kalam, tasawuf, dan filsafat. Penyajiannya memakai pendekatan morfologis, metafisis, dan historis. Hingga ketika ini, kitab Asfar digunakan sebagai teks tertinggi dalam memahami pesan yang tersirat dan hanya dipakai oleh mereka yang telah memahami teks-teks standar ilmu kalam Syi’ah Imamiyah, filsafat peripatetis Neo-Platonisme yang dikembangkan oleh Ibnu Sina*, teosofi isyraqi Suhrawardi*, dasar-dasar anutan gnostis Ibnu Arabi, dan wahyu, termasuk di dalamnya sabda Nabi SAW dan para imam Syi’ah.
2. Al-Hasyr (tentang kebangkitan). Buku ini terdiri atas delapan pecahan yang menjelaskan hari kebangkitan dan semua ciptaan Tuhan; benda materi, insan dan flora akan kembali kepada-Nya. Nama lainnya ialah Tarh Al-Kawnayn Fi Hasyr Al-Alamin.
3. Al-Hikmah Al-Arsyiyah (hikmah diturunkan dari ‘Arsy Ilahi). Buku ini menjelaskan Tuhan dan kebangkitan (resurrection) dan kehidupan insan sesudah mati. Buku ini menerima kritikan dari para ulama kalam.
4. Huduts Al-‘Alam (penciptaan alam) membicarakan wacana asal-muasal penciptaan alam dan kejadiannya dalam “waktu” berlandaskan atas al-harakah al-jauharriyyah dan penolakan atas pemikiran Mir Damad.
5. Kasr Al-Ashnam Al-Jahiliyak Fi Dkaimni Al-Mutasawwifin (pemusnahan berhala jahiliyyah dalam mendebati mereka yang berpura-pura menjadi mahir sufi). Mutasawifin ialah mereka yang berpura-pura menjadi sufi dan meninggalkan syari’at.
6. Kalq Al-A’mal, membicarakan sifat insiden perbuatan manusia; kebebasan atau ketentuan ash tindakan manusia. Shadra mengeluarkan pandangan yang berbeda dengan pendapat para ulama kalam.
7. Al-Lama’ah Al-Masyriqiyyyah Fi Al-Funun Al-Mantiqiyyah (percikan cahaya iluminasionis dan seni logika). Buku ini terdiri atas sembilan bab, merupakan modifikasi dari hikmat al-Isyraq Suhrawardi* alasannya Shadra memperlihatkan sumbangsih pemikiran gres dalam bidang logika, metafisika.
8. Al-Mabda’ wa Al-Ma’ad (permulaan dan pengembalian). Berisikan wacana metafisika, kosmologi, dan eksatologi.
9. Mafatih Al-Ghaib (Kunci alam Ghaib). Buku ini tersusun sesudah shadra mencapai puncak kematangan ilmu, bersisikan keyakinan gnosis wacana metafisika, kosmologi, dan eskatologi yang berlandaskan dalil-dalil naqli.
10. Kitab Al-Masya’ir (kitab penebusan metafisika). Salah satu dari kitab Shadra yang menjelaskan teori ontologi yang cukup ringkas. Buku ini banyak dikaji oleh pemikir Persia.
11. Al-Mizaj (perilaku perasaan). Kitab ini membicarakan sikap akhir dari bawaan, perangai dan sifat sebagai cabang dari ilmu jiwa.
12. Mutasyabihat Al-Qur’an (ayat-ayat mutasyabihat dalam Qur’an), membicarakan ayat-ayat Qur’an yang sukar dipahami dan metaforis dari sudut gnosis.
13. Al-Qadha wa Al-Qadar Fi Af’ali Al-Basyar (masalah Qadha dan Qadar dalam perbuatan manusia). Kitab ini membahas ketetapan, kebebasan dan cara tunjangan Ilahi sanggup dilihat dari kacamata manusia.
14. As-Syawahid Al-Rububiyah Fi Al-Manahij As-Sulukiyah (Penyaksian Ilahi akan jalan ke arah kesederhanaan rohani) ialah ringkasan keyakinan Mulla Shadra paling lengkap yang ditulis menurut tujuan gnosis.
15. Sharh-i Shafa
16. Sharh-i Hikmat Al-Ishraq
17. Ittihad Al-‘Aquil wa’I-Ma’qul
18. Ajwibah Al-Masa’il
19. Ittisaf Al-Mahiyyah Bi’I Wujud
20. Al-Tashakhkhus
21. Sarayan Nur Wujud
22. Limmi’yya Ikhtisas Al-Mintaqah
23. Khalq Al-A’mal
24. Zad Al-Musafir
25. Isalat-i Ja’I-i Wujud
26. Al-Hashriyyah
27. Al-Alfazh Al-mufradah
28. Radd-i Shubahat-i Iblis
29. At-Tanqih
30. At-Tasawwur wa’I-Tasdiq
31. Diwan Shi’r
Keberhasilan seorang guru ditentukan pula banyaknya murid yang berbagi ilmunya sehingga tercipta suatu mazhab. Hal ini berlaku bagi Mulla Shadra yang mempunyai pelanjut dan pengembang filsafatnya. Di antaranya ialah Faidh Al-Kasyani, Abdurrazaq Lahiji, Mulla Husain Tunkabuni, Aqa Jani, Mula Ali Nuri, Mulla Isma’il Khwaju’i, Mulla Hadi Sabziwai, dan Mulla Hadi Mudarris yang dilanjutkan generasi Muhammad Baqir As-Sadr.
Sumber
Hasan, Mustofa. 2015. Sejarah Filsafat Islam; Genealogi dan Transmisi Filsafat Timur ke Barat. Pustaka Setia. Bandung
Download
Baca Juga
1. Mulla Shadra. Riwayat Hidup
2. Mulla Shadra. Pemikiran Filsafat
3. Mulla Shadra. Kebangkitan Jasmani
4. Kunci Filsafat Mulla Shadra
5. Mulla Shadra. Pemikiran Teologis
6. Mulla Shadra. Dasar-Dasar Filsafat Hikmah