Ciri-Ciri Organisasi Sosial
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, bahwa dalam organisasi sosial tercermin suatu tumpuan tingkah laris yang terstruktur dalam setiap proses perubahannya. Dengan kondisi yang bersifat dinamis dan sekaligus bersifat struktural, kiranya relatif sulit untuk sanggup memastikan secara mutlak definisi organisasi sosial yang sanggup diterapkan dalam banyak sekali bentuk perubahan hubungan masyarakat.
Sebagai fatwa biar sanggup lebih gampang untuk memahami ruang lingkup kajian dari organisasi sosial itu, maka perlu diketahui beberapa ciri-cirinya, yaitu sebagai berikut:
1. Rumusan batas-batas operasionalnya (organisasi) jelas. Artinya dalam organisasi sosial terdapat tujuan yang telah ditetapkan menurut kepentingan bersama. Organisasi sosial ini sanggup memiliki lebih dari satu tujuan atau beberapa tujuan, alasannya ialah ia diciptakan harus sanggup memenuhi banyak sekali kepentingan anggota-anggotanya yang senantiasa berubah dan berkembang.
2. Memiliki identitas yang jelas. Organisasi pada umumnya selalu memiliki identitas yang jelas, biasanya bersifat kolektif dan diubahsuaikan dengan unsur-unsur warta mengenai organisasi, tujuan khusus dari pembentukan organisasi, daerah organisasi dan sebagainya. Bisa juga identitas ini berupa kartu anggota, akan tetapi sifatnya tidak kolektif.
3. Formal membership, status dan role. Menurut Wila Huky biasanya suatu organisasi memutuskan para anggotanya secara formal. Penjabaran kiprah biasanya dinyatakan secara tertulis dan terperinci untuk menghindari kiprah dan tanggung jawab yang tumpang tindih (overlapping).
Dalam kenyataannya Huky mengatakan, bahwa ada beberapa aspek yang bekerjasama dengan keanggotaan suatu organisasi, yaitu:
a. Keanggotaan sukarela, biasanya didorong oleh minat khusus individu.
b. Keanggotaan diperoleh sehabis memenuhi kualifikasi dan persyaratan minimal lainnya, menyerupai jenis kelamin, berat badan, minat dan sebagainya.
c. Keanggotaan yang disertai dengan santunan hak istimewa serta keuntungan-keuntungan tertentu. Setiap anggota dituntut secara ketat untuk memenuhi semua kewajiban yang dibebankan serta taat kepada aturan-aturan yang dirumuskan secara terperinci.
4. Bersifat relatif langgeng. Organisasi sosial berlaku cukup usang dan biasanya ditetapkan masa-masa berlakunya. Mulai dari batas waktu kepemimpinan, batas operasional kerja, sasaran yang harus dicapai dan sebagainya selalu diperhatikan, baik melalui rapat-rapat ataupun melalui pengawasan sehari-hari.
5. Adanya daftar anggota. Keanggotaan dari organisasi sosial ataupun organisasi-organisasi lainnya, biasanya tercatat secara jelas.
6. Adanya kegiatan kerja. Dalam organisasi pada umumnya selalu ada kegiatan kerja dalam rangka mencapai tujuannya. Program kerja pada organisasi sosial biasanya dikaitkan dengan pencapaian kepuasan sosial atau untuk mendapat kesejahteraan anggota. Sedangkan bagi organisasi yang bergerak dalam bidang ekonomi senantiasa diarahkan pada pengambilan keuntungan. Bagi organisasi yang bergerak dalam bidang politik, diarahkan pada kegiatan yang bekerjasama dengan kekuasaan, dan seterusnya.
Sumber
Syani, Abdul. 1992. Sosiologi; Skematika, Teori, dan Terapan. Bumi Aksara. Jakarta
Download
Baca Juga
1. Organisasi Sosial
2. Tipe-tipe Organisasi Sosial
Materi Sosiologi SMA
1. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 1.1 Kelompok Sosial di Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)
2. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 1.2 Kelompok Sosial di Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)
3. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 1.3 Kelompok Sosial di Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)
4. Materi Sosiologi Kelas XI. Bab 1. Kelompok Sosial di Masyarakat (Kurikulum 2013)
5. Materi Sosiologi Kelas XI. Bab 5. Kelompok Sosial di Masyarakat (KTSP)
6. Materi Ujian Nasional Kompetensi Kelompok Sosial
Sebagai fatwa biar sanggup lebih gampang untuk memahami ruang lingkup kajian dari organisasi sosial itu, maka perlu diketahui beberapa ciri-cirinya, yaitu sebagai berikut:
1. Rumusan batas-batas operasionalnya (organisasi) jelas. Artinya dalam organisasi sosial terdapat tujuan yang telah ditetapkan menurut kepentingan bersama. Organisasi sosial ini sanggup memiliki lebih dari satu tujuan atau beberapa tujuan, alasannya ialah ia diciptakan harus sanggup memenuhi banyak sekali kepentingan anggota-anggotanya yang senantiasa berubah dan berkembang.
2. Memiliki identitas yang jelas. Organisasi pada umumnya selalu memiliki identitas yang jelas, biasanya bersifat kolektif dan diubahsuaikan dengan unsur-unsur warta mengenai organisasi, tujuan khusus dari pembentukan organisasi, daerah organisasi dan sebagainya. Bisa juga identitas ini berupa kartu anggota, akan tetapi sifatnya tidak kolektif.
3. Formal membership, status dan role. Menurut Wila Huky biasanya suatu organisasi memutuskan para anggotanya secara formal. Penjabaran kiprah biasanya dinyatakan secara tertulis dan terperinci untuk menghindari kiprah dan tanggung jawab yang tumpang tindih (overlapping).
Dalam kenyataannya Huky mengatakan, bahwa ada beberapa aspek yang bekerjasama dengan keanggotaan suatu organisasi, yaitu:
a. Keanggotaan sukarela, biasanya didorong oleh minat khusus individu.
b. Keanggotaan diperoleh sehabis memenuhi kualifikasi dan persyaratan minimal lainnya, menyerupai jenis kelamin, berat badan, minat dan sebagainya.
c. Keanggotaan yang disertai dengan santunan hak istimewa serta keuntungan-keuntungan tertentu. Setiap anggota dituntut secara ketat untuk memenuhi semua kewajiban yang dibebankan serta taat kepada aturan-aturan yang dirumuskan secara terperinci.
4. Bersifat relatif langgeng. Organisasi sosial berlaku cukup usang dan biasanya ditetapkan masa-masa berlakunya. Mulai dari batas waktu kepemimpinan, batas operasional kerja, sasaran yang harus dicapai dan sebagainya selalu diperhatikan, baik melalui rapat-rapat ataupun melalui pengawasan sehari-hari.
5. Adanya daftar anggota. Keanggotaan dari organisasi sosial ataupun organisasi-organisasi lainnya, biasanya tercatat secara jelas.
6. Adanya kegiatan kerja. Dalam organisasi pada umumnya selalu ada kegiatan kerja dalam rangka mencapai tujuannya. Program kerja pada organisasi sosial biasanya dikaitkan dengan pencapaian kepuasan sosial atau untuk mendapat kesejahteraan anggota. Sedangkan bagi organisasi yang bergerak dalam bidang ekonomi senantiasa diarahkan pada pengambilan keuntungan. Bagi organisasi yang bergerak dalam bidang politik, diarahkan pada kegiatan yang bekerjasama dengan kekuasaan, dan seterusnya.
Sumber
Syani, Abdul. 1992. Sosiologi; Skematika, Teori, dan Terapan. Bumi Aksara. Jakarta
Baca Juga
Baca Juga
2. Tipe-tipe Organisasi Sosial
Materi Sosiologi SMA
1. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 1.1 Kelompok Sosial di Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)
2. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 1.2 Kelompok Sosial di Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)
4. Materi Sosiologi Kelas XI. Bab 1. Kelompok Sosial di Masyarakat (Kurikulum 2013)
5. Materi Sosiologi Kelas XI. Bab 5. Kelompok Sosial di Masyarakat (KTSP)
6. Materi Ujian Nasional Kompetensi Kelompok Sosial