Alfred Adler. Psikodinamika, Metafisika, Dan Holisme

Adler menyatakan bahwa psikologi insan bersifat dinamis (psikodinamika). Namun, berbeda dengan metapsikologi Freud* yang menekankan tuntutan naluriah, psikodinamika Adlerian dipandu tujuan semu dan didorong oleh kekuatan diri kreatif yang belum diketahui. Tujuan semu pada diri seseorang sebagian besar timbul dalam keadaan tidak sadar.
Tujuan ini mempunyai fungsi teleologis. Biasanya, ada tujuan semu alhasil yang sanggup diuraikan dengan subtujuan yang jumlahnya tak terhitung. Dinamika inferioritas dan superioritas terus bergulir melalui banyak sekali bentuk kompensasi dan overkompensasi.

Sebagai sistem psikodinamika, psikologi Adlerian menggali masa kemudian klien untuk mempersiapkan masa depannya sekaligus meningkatkan integrasi ke dalam masyarakat. Aspek teleologis dalam psikodinamika mengarah pada gagasan metafisika. Gagasan teleologi Adlerian tidak mempermasalahkan sejauh konsep-konsep metafisika, ibarat keabadian sesuai atau diubahsuaikan dengan aspek-aspek religius yang diselenggarakan bantu-membantu oleh masyarakat.

Metafisika Adlerian menekankan pada holisme rohani, yaitu daya spiritual yang memandang realitas sebagai satu kesatuan, holistik, dan penuh. Sesuatu yang partikular mengintegrasi ke dalam hal universal. Dengan kata lain, sesuatu yang partikular yakni bab yang tak terpisahkan dari universalitas. Sebagai contoh, spiritualitas individu harus diarahkan pada ranah publik sehingga rasa saling terhubung antarindividu menjadi kuat. Konsep kesatuan semacam ini dikenal di dalam fatwa Islam, Kristen, Yahudi, Buddha, serta Baha’i.

Menurut Adler, metafisika mempunyai dampak besar pada kehidupan dan pembangunan diri. Manusia dilahirkan ke dunia tidak serta merta mempunyai pemikiran wacana kebenaran mutlak. Manusia “dipaksa” membentuk ilham wacana masa depan, tindakan dan hasil, dan sebagainya. Ide-ide tersebut—menurut Adler—sebenarnya lahir dan berorientasi sosial. Jadi, perasaan sosial atau disebut gemeinschaftsgefuhl merupakan bentuk selesai kemanusiaan.

Semua nilai yang terus bertahan dan abadi dalam kehidupan insan yakni produk dari perasaan sosial ini. Adler menyatakan bahwa perasaan sosial yakni perasaan masyarakat di mana seseorang merasa senasib dan saling mempunyai dengan orang lain. Perasaan ini akan berkembang dalam hubungannya dengan lingkungan sekitar serta kosmos secara keseluruhan.

Sumber
Irawan, Eka Nova. 2015. Pemikiran Tokoh-tokoh Psikologi; dari Klasik hingga Modern. IrcisoD. Yogyakarta


Download

Baca Juga

Baca Juga

1. Alfred Adler. Biografi Psikolog
2. Prinsip-prinsip Dasar Psikologi Adlerian
3. Pendekatan Adler terhadap Kepribadian
4. Alfred Adler. Tipologi Kepribadian

Artikel Terkait

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel