Jean Piaget. Perkembangan Kognitif

Sebagaimana telah disebutkan, Piaget sangat tertarik mempelajari anak-anak. Teori perkembangan kognitif Piaget yaitu salah satu konsep yang menjelaskan cara anak mengikuti keadaan dengan lingkungan serta menginterpretasi objek dan kejadian-kejadian di sekitarnya. Sebagai contoh, bagaimana seorang anak mempelajari banyak sekali ciri dan fungsi benda-benda serta mainan, perabotan, makanan, serta objek-objek sosial menyerupai diri, orang tua, dan teman.
Atau bisa pula cara anak mengelompokkan objek-objek tersebut untuk mengetahui banyak sekali persamaan dan perbedaan antara satu dengan lainnya. Selanjutnya, bagaimana anak memahami penyebab terjadinya perubahan serta membentuk asumsi perihal objek dan peristiwa.

Menurut pandangan Piaget, belum dewasa tidak pasif dalam mendapatkan informasi. Anak-anak memainkan tugas aktif dalam menyusun pengetahuannya mengenai realitas. Proses berpikir anak perihal konsep realitas telah dimodifikasi oleh pengalaman dengan lingkungan sekitarnya. Namun demikian, belum dewasa juga berperan aktif dalam menginterpretasikan gosip yang ia peroleh melalui pengalaman serta mengadaptasikan pada pengetahuan dan konsepsi mengenai dunia yang telah ia miliki.

Sebagai catatan, kekuatan kognitif anak tidak tiba secara tiba-tiba. Semakin bertambah umur seorang anak, kemampuan kognitifnya kian berkembang. Oleh lantaran itu, Piaget menyatakan bahwa aliran anak berkembang berdasarkan banyak sekali tahap atau periode yang bertambah kompleks seiring berjalannya waktu. Artinya, kemampuan kognitif anak berkembang seiring bertambahnya usia. Inilah argumen dasar dari teori perkembangan kognitif Piaget.

Menurut Piaget, setiap individu akan melewati serangkaian perubahan kualitatif yang bersifat invarian (selalu tetap), tidak melompat ataupun mundur. Perubahan kualitatif ini terjadi lantaran tekanan biologis untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan serta pengorganisasian struktur berpikir. Artinya, perkembangan kognitif seorang anak hampir selalu sama dengan anak lainnya. Pengecualian sanggup terjadi pada kasus-kasus tertentu. Ada seorang anak yang gres berumur 4 tahun, tetapi daya kognitifnya sudah menyerupai berusia 12 tahun.

Piaget menyatakan bahwa perkembangan kognitif dimulai dengan kemampuan bawaan untuk mengikuti keadaan dengan lingkungan. Dengan kemampuan bawaan yang bersifat biologis itu, Piaget mengamati bayi mewarisi refleks-refleks, menyerupai menghisap atau menangis. Dengan demikian, dalam pandangan Piaget, anak yang lahir ke dunia bukan menyerupai kertas kosong (teori tabula rasa), melainkan membawa kemampuan-kemampuan tertentu (teori sifat bawaan). Refleks ini sangat penting dalam bulan-bulan pertama kehidupan bayi. Akan tetapi, signifikansinya semakin berkurang pada perkembangan selanjutnya lantaran sudah mengalami penyesuaian dengan lingkungan.

Perkembangan kognitif berdasarkan Piaget terjadi melalui tiga proses yang saling bekerjasama berikut ini.
a. Organisasi
Organisasi yaitu sistem pengetahuan (integrasi dari pengetahuan-pengetahuan parsial menjadi universal) atau cara berpikir disertai pencitraan realitas yang semakin akurat. Contohnya, bayi yang gres berumur 4 bulan mempunyai kemampuan melihat dan menggenggam (bersifat parsial). Setelah itu, bayi berusaha menggenggam benda-benda yang dilihatnya. Dalam hal ini, tindakan bayi yaitu kombinasi atau sistem (pengorganisasian) dari dua kemampuan parsial tersebut.

Dalam sistem kognitif, organisasi mempunyai kecenderungan untuk menciptakan struktur-struktur (skema) kognitif menjadi semakin kompleks. Skema yaitu pola sikap terorganisasi yang dipakai anak untuk memikirkan dan melaksanakan tindakan dalam situasi tertentu. Sebagai contoh, selain melihat dan menggenggam, bayi mempunyai kemampuan untuk menghisap puting ibunya ketika ia merasa lapar. Setelah itu, ketika lapar bayi akan menggenggam benda apa saja yang dilihatnya untuk diisap.

b. Adaptasi
Adaptasi yaitu cara anak memperlakukan gosip gres dengan mempertimbangkan hal-hal yang telah mereka ketahui. Adaptasi ini dilakukan melalui dua langkah berikut.
1) Asimilasi
Asimilasi yaitu peleburan gosip gres ke dalam struktur kognitif yang sudah ada. Seorang individu dikatakan melaksanakan proses penyesuaian melalui asimilasi apabila ia menggabungkan gosip gres yang diterima ke dalam pengetahuannya yang telah dimiliki. Sebagai contoh, seorang anak diperkenalkan bentuk segitiga sama sisi oleh orang tuanya. Setelah itu, orang tuanya mengatakan sebuah segi tiga siku-siku. Asimilasi terjadi kalau si anak menjawab segitiga siku-siku yang diperlihatkan yaitu segitiga sama sisi.

2) Akomodasi
Akomodasi yaitu perubahan yang terjadi pada sebuah struktur kognitif dalam rangka menampung gosip baru. Seorang anak dikatakan melaksanakan fasilitas kalau ia menyesuaikan diri dengan gosip gres yang diterimanya. Melalui akomodasi, struktur kognitif yang sudah ada pada diri seseorang mengalami perubahan sesuai dengan rangsangan dari objek.

Contohnya, seorang anak diperkenalkan oleh orang tuanya bentuk segitiga sama sisi dan segitiga siku-siku serta perbedaan di antara keduanya. Anak tersebut dikatakan melaksanakan fasilitas apabila suatu ketika diperlihatkan sebuah segitiga siku-siku, ia menjawab bahwa bentuk itu yaitu segitiga siku-siku.

c. Ekuilibrasi
Ekuilibrasi yaitu kemampuan yang mengatur diri individu biar ia bisa mempertahankan keseimbangan dan menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Agar terjadi ekuilibrasi antara diri dengan lingkungan, insiden asimilasi dan fasilitas harus terjadi secara terpadu, bersama-sama, serta komplementer (saling melengkapi). Contohnya, bayi yang sudah biasa menerima susu dari payudara ibu ataupun botol (informasi lama), kemudian diberikan di dalam gelas (informasi baru). Hal tersebut bertujuan untuk melatihnya minum dari gelas. Bayi akan menemukan bahwa menyedot susu di dalam gelas membutuhkan gerakan verbal dan pengecap secara berbeda dari yang biasa dilakukan ketika menyusu dari payudara ibu atau botol. Si bayi akan mengakomodasi gosip gres itu dengan gosip lama. Dengan melaksanakan akomodasi, bayi tersebut telah melaksanakan penyesuaian terhadap denah menghisap yang ia miliki dalam situasi baru, yaitu gelas. Dengan demikian, asimilasi dan fasilitas bekerja sama untuk menghasilkan ekuilibrasi.

Sumber
Irawan, Eka Nova. 2015. Pemikiran Tokoh-tokoh Psikologi; dari Klasik hingga Modern. IrcisoD. Yogyakarta


Download

Baca Juga


Baca Juga
1. Jean Piaget. Biografi Psikolog
2. Jean Piaget. Teori Perkembangan Kognitif
3. Jean Piaget. Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif 
4. Jean Piaget. Tahap Pemikiran Pra-Operasional
5. Jean Piaget. Tahap Operasi Berpikir Konkret
6. Jean Piaget. Tahap Operasi Berpikir Formal
7. Empirisme, Rasionalisme, dan Teori Jean Piaget
8. Jean Piaget. Perkembangan Intelektual
9. Jean Piaget. Tingkat Perkembangan Intelektual
10. Jean Piaget. Faktor-faktor yang Menunjang Perkembangan Intelektual
11. Jean Piaget. Pengetahuan Fisik, Logika-Matematika, dan Sosial

Artikel Terkait

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel