John Watson. Prinsip Pembelajaran
Dalam pembelajaran yang didasarkan pada hubungan stimulus-respons, Watson mengemukakan dua prinsip penting berikut.
a. Recency principle (prinsip kebaruan)
Berdasarkan recency principle, suatu stimulus mungkin mengakibatkan respons yang sama dengan sebelumnya apabila diberikan umpan kembali. Stimulus akan mengakibatkan respons yang lebih besar apabila umpan diberikan tidak usang sehabis stimulus pertama.
Sebagai contoh, seorang anak suka tidak menanggapi pertanyaan. Namun, orang tuanya terus memaksanya dengan lembut, sehingga ia mau menanggapi pertanyaan tersebut. Respons yang sama dari si anak kemungkinan terjadi lagi apabila tak usang berselang orang tuanya kembali bertanya kepadanya. Akan tetapi, kemungkinan itu sangat kecil kalau orang renta menciptakan stimulus serupa (bertanya kepada anaknya) tiga hari kemudian. Sebab, sangat mungkin anaknya tidak akan menanggapinya.
b. Frequency principle (prinsip frekuensi)
Berdasarkan frequency principle, apabila suatu stimulus dibentuk lebih sering mengakibatkan respons, maka kemungkinan stimulus itu akan mengakibatkan respons yang sama dan pada waktu lain lebih besar. Misalnya, orang renta terus-menerus bertanya kepada anaknya setiap hari sehingga anak terus menanggapi. Di hari lain, si anak akan senantiasa menanggapi pertanyaan orang tuanya alasannya yaitu hal itu sudah dibiasakan melalui pertolongan stimulus berfrekuensi tinggi.
Sumber
Irawan, Eka Nova. 2015. Pemikiran Tokoh-tokoh Psikologi; dari Klasik hingga Modern. IrcisoD. Yogyakarta
Download
Baca Juga
1. John Watson. Biografi Psikolog
2. John Watson. Teori Behaviorisme
3. John Watson. Eksperimen "Little Albert"
4. John Watson. Ikatan Stimulus-Respons (S-R Bond)
5. John Watson. Prinsip Behaviorisme
a. Recency principle (prinsip kebaruan)
Berdasarkan recency principle, suatu stimulus mungkin mengakibatkan respons yang sama dengan sebelumnya apabila diberikan umpan kembali. Stimulus akan mengakibatkan respons yang lebih besar apabila umpan diberikan tidak usang sehabis stimulus pertama.
b. Frequency principle (prinsip frekuensi)
Berdasarkan frequency principle, apabila suatu stimulus dibentuk lebih sering mengakibatkan respons, maka kemungkinan stimulus itu akan mengakibatkan respons yang sama dan pada waktu lain lebih besar. Misalnya, orang renta terus-menerus bertanya kepada anaknya setiap hari sehingga anak terus menanggapi. Di hari lain, si anak akan senantiasa menanggapi pertanyaan orang tuanya alasannya yaitu hal itu sudah dibiasakan melalui pertolongan stimulus berfrekuensi tinggi.
Sumber
Irawan, Eka Nova. 2015. Pemikiran Tokoh-tokoh Psikologi; dari Klasik hingga Modern. IrcisoD. Yogyakarta
Baca Juga
Baca Juga
2. John Watson. Teori Behaviorisme
3. John Watson. Eksperimen "Little Albert"
4. John Watson. Ikatan Stimulus-Respons (S-R Bond)
5. John Watson. Prinsip Behaviorisme