David Ausubel. Subsumsi-Subsumsi Obliteratif
Selama berguru bermakna berlangsung, gosip gres terkait pada konsep-konsep dalam struktur kognitif. Untuk menekankan pada fenomena pengaitan ini, Ausubel mengemukakan istilah subsumer. Subsumer memegang peranan dalam proses perolehan gosip baru.
Dalam berguru bermakna, subsumer memiliki peranan interaktif, memperlancar gerakan gosip yang relevan melalui penghalang-penghalang perseptual dan menyediakan suatu kaitan antara gosip yang gres diterima dan pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya. Lagi pula, dalam proses terjadinya kaitan ini, subsumer itu mengalami sedikit perubahan. Proses interaktif antara materi yang gres dipelajari dengan subsumer-subsumer inilah yang menjadi inti teori berguru asimilasi Ausubel. Proses ini disebut subsumsi dan secara sistematis dinyatakan sebagai berikut.
A = subsumer
Aʼ= subsumer yang mengalami modifikasi
Aʼ dan Aʼʼ= subsumer yang lebih banyak mengalami modifikasi
a₁ = gosip gres yang seakan-akan dengan subsumer A demikian pula aʼ₂ aʼ₃
aʼ₁ aʼ₂ dan aʼ₃ = pengetahuan gres yang telah tersubsumsi
selama berguru bermakna, subsumer mengalami modifikasi dan terdiferensiasi lebih lanjut. Diferensiasi subsumer diakibatkan oleh asimilasi pengetahuan gres selama berguru bermakna berlangsung.
Informasi yang dipelajari secara bermakna biasanya lebih usang diingat daripada gosip yang dipelajari secara hafalan, tetapi adakalanya unsur-unsur yang telah tersubsumsi (yaitu aʼ₁ aʼ₂ dan aʼ₃) tidak sanggup lagi dikeluarkan dari memori, jadi sudah dilupakan. Menurut Ausubel, terjadi subsumsi obliteratif (subsumsi yang telah rusak). Ini berarti bahwa subsumer yang tinggal telah kembali pada keadaan sebelum terjadi proses subsumsi. Kaprikornus walaupun kelihatannya ada suatu unsur subordinat yang hilang, subsumer telah diubah oleh pengalaman berguru bermakna sebelumnya. Peristiwa subsumsi obliteratif sanggup diperhatikan sebagai berikut.
Dari rumus di atas terlihat bahwa unsur aʼ₁ setelah waktu = 4 telah dilupakan, pada waktu = 5 unsur aʼ₂, setelah waktu = 6 unsur aʼ₃ ikut dilupakan. Jadi, setelah waktu = 6 tinggallah Aʼʼʼ yang merupakan subsumer yang telah mengalami modifikasi yang disebabkan lantaran beberapa pengalaman berguru bermakna sebelumnya.
Menurut Ausubel dan juga Novak (1977), ada tiga kebaikan dari berguru bermakna, yaitu:
a. Informasi yang dipelajari secara bermakna lebih usang sanggup diingat
b. Informasi yang tersubsumsi berakibatkan peningkatan diferensiasi dari subsumer-subsumer, jadi memudahkan proses berguru berikutnya untuk materi pelajaran yang mirip
c. Informasi yang dilupakan setelah subsumsi obliteratif meninggalkan imbas residual pada subsumer sehingga mempermudah berguru hal-hal yang mirip, walaupun telah terjadi “lupa”.
Berdasarkan hasil penelitian mereka dan beberapa penelitian lainnya, Ausubel dan Novak sanggup mengharapkan bahwa berguru bermakna gres yang relevan dengan subsumer A akan berlangsung paling cepat pada waktu = 3, tetapi lebih cepat pada waktu = 6 daripada waktu = 0. Penelitian-penelitian laboratorium mengatakan bahwa gosip yang dipelajari secara hafalan menghalang-halangi berguru selanjutnya ihwal gosip gres yang mirip.
Sumber
Dahar, Ratna Wilis. 2006. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Erlangga. Jakarta
Download
Baca Juga
1. David Ausubel. Biografi Psikolog
2. Teori Belajar dari Ausubel
3. David Ausubel. Belajar Bermakna
4. David Ausubel. Variabel yang Mempengaruhi Penerimaan Bermakna
A = subsumer
Aʼ= subsumer yang mengalami modifikasi
Aʼ dan Aʼʼ= subsumer yang lebih banyak mengalami modifikasi
a₁ = gosip gres yang seakan-akan dengan subsumer A demikian pula aʼ₂ aʼ₃
aʼ₁ aʼ₂ dan aʼ₃ = pengetahuan gres yang telah tersubsumsi
selama berguru bermakna, subsumer mengalami modifikasi dan terdiferensiasi lebih lanjut. Diferensiasi subsumer diakibatkan oleh asimilasi pengetahuan gres selama berguru bermakna berlangsung.
Informasi yang dipelajari secara bermakna biasanya lebih usang diingat daripada gosip yang dipelajari secara hafalan, tetapi adakalanya unsur-unsur yang telah tersubsumsi (yaitu aʼ₁ aʼ₂ dan aʼ₃) tidak sanggup lagi dikeluarkan dari memori, jadi sudah dilupakan. Menurut Ausubel, terjadi subsumsi obliteratif (subsumsi yang telah rusak). Ini berarti bahwa subsumer yang tinggal telah kembali pada keadaan sebelum terjadi proses subsumsi. Kaprikornus walaupun kelihatannya ada suatu unsur subordinat yang hilang, subsumer telah diubah oleh pengalaman berguru bermakna sebelumnya. Peristiwa subsumsi obliteratif sanggup diperhatikan sebagai berikut.
Menurut Ausubel dan juga Novak (1977), ada tiga kebaikan dari berguru bermakna, yaitu:
a. Informasi yang dipelajari secara bermakna lebih usang sanggup diingat
b. Informasi yang tersubsumsi berakibatkan peningkatan diferensiasi dari subsumer-subsumer, jadi memudahkan proses berguru berikutnya untuk materi pelajaran yang mirip
c. Informasi yang dilupakan setelah subsumsi obliteratif meninggalkan imbas residual pada subsumer sehingga mempermudah berguru hal-hal yang mirip, walaupun telah terjadi “lupa”.
Berdasarkan hasil penelitian mereka dan beberapa penelitian lainnya, Ausubel dan Novak sanggup mengharapkan bahwa berguru bermakna gres yang relevan dengan subsumer A akan berlangsung paling cepat pada waktu = 3, tetapi lebih cepat pada waktu = 6 daripada waktu = 0. Penelitian-penelitian laboratorium mengatakan bahwa gosip yang dipelajari secara hafalan menghalang-halangi berguru selanjutnya ihwal gosip gres yang mirip.
Sumber
Dahar, Ratna Wilis. 2006. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Erlangga. Jakarta
Baca Juga
Download
Baca Juga
1. David Ausubel. Biografi Psikolog
2. Teori Belajar dari Ausubel
4. David Ausubel. Variabel yang Mempengaruhi Penerimaan Bermakna