Dinamika Korelasi Antarkelompok

Hubungan antarkelompok (inter-group relations) yaitu hubungan antara dua kelompok atau lebih yang mempunyai ciri khusus. Dalam hubungan antarkelompok, ada beberapa dimensi yang menjadikan munculnya dinamika, antara lain, dimensi sikap dan dimensi perilaku. Keduanya bisa mengarah pada konflik atau terciptanya situasi hubungan yang harmonis.
1. Dimensi sikap
Berbicara perihal dimensi sikap artinya membahas mengenai sikap-sikap yang mungkin ditunjukkan oleh suatu kelompok (anggota) terhadap kelompok lain. Dalam hubungan antarkelompok, ada beberapa sikap yang kerap muncul:
a. Prasangka (prejudice)
Prasangka mengacu pada sikap bermusuhan yang ditujukan terhadap suatu kelompok tertentu atas dasar dugaan bahwa kelompok tersebut mempunyai ciri yang tidak menyenangkan. Sikap ini dinamakan prasangka, alasannya yaitu dugaan yang dianut orang yang berprasangka tidak didasar pada pengetahuan, pengalaman, ataupun bukti memadai. Contohnya, pandangan orang kulit putih di Amerika Serikat bahwa orang kulit gelap yaitu orang yang kasar, agresif, dan cenderung menyimpang.

b. Stereotip (stereotype)
Stereotip* (stereotype) bersahabat kaitannya dengan prasangka. Orang yang menganut stereotip tertentu mengenai kelompok lain cenderung berprasangka terhadap kelompok tersebut. Stereotip merupakan gambaran yang kaku mengenai suatu kelompok yang dianut tanpa memperhatikan kebenaran gambaran tersebut. Stereotip* mungkin ada benarnya, tapi tidak seluruhnya benar.
Stereotip* sanggup dibedakan atas:
- Stereotip superego (the superego stereotype) melihat bahwa suatu kelompok mempunyai sifat langsung tertentu, menyerupai berambisi, rajin, penuh usaha, cerdas, curang, tidak jujur.
- Stereotip id (the id stereotype) melihat bahwa suatu kelompok yang cenderung berada pada lapisan bawah masyarakat bersifat malas, tanpa tanggung jawab, tidak berambisi, bodoh, dan tak bisa menahan diri.


2. Dimensi perilaku
a. Diskirminasi
Diskriminasi yaitu perlakuan berbeda yang ditujukan pada seseorang atau suatu kelompok lantaran mereka mempunyai ciri-ciri tertentu. Padahal, suatu prinsip universalism, semua orang berhak memperoleh perlakuan yang sama, tanpa adanya diskriminasi dalam bentuk apa pun.
1) Primordialisme
Primordialisme yaitu pandangan atau paham yang mengatakan sikap berpegang teguh pada hal-hal yang semenjak semula menempel pada diri individu, menyerupai suku bangsa, ras, dan agama. Primordialisme sebagai identitas sebuah golongan atau kelompok sosial merupakan faktor penting dalam memperkuat ikatan golongan atau kelompok yang bersangkutan dalam menghadapi bahaya dari luar. Namun seiring dengan itu, primordialisme juga sanggup membangkitkan prasangka dan permusuhan terhadap golongan atau kelompok sosial lain.

2) Etnosentrisme
Primordialisme yang berlebihan berpotensi menghasilkan sebuah pandangan subjektif yang disebut etnosentrisme* atau fanatisme suku bangsa. Etnosentrisme yaitu suatu sikap menilai kebudayaan kelompok atau masyarakat lain dengan memakai ukuran-ukuran yang berlaku di kelompok atau masyarakatnya. Karena yang digunakan yaitu ukuran-ukuran sendiri, maka orang tersebut akan selalu menganggap kebudayaannya mempunyai nilai lebih tinggi daripada kebudayaan lain.

Etnosentrisme* sanggup menghambat hubungan antarkelompok dan kebudayaan. Etnosentrisme juga menghambat proses asimilasi dan integrasi sosial. Bahkan, etnosentrisme bisa menjadi potensi konflik antarkelompok (SARA=Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan).

Meskipun begitu, etnosentrisme* juga mempunyai segi-segi positif, antara lain, menjaga keutuhan dan kestabilan budaya, mempertinggi semangat patriotisme dan kesetiaan kepada kelompok, serta memperteguh rasa cinta terhadap kelompok dan kebudayaan.

3) Rasisme dan rasialisme
Rasisme didefinisikan sebagai suatu ideologi. Ideologi ini didasarkan pada kenyataan bahwa ciri tertentu yang dibawa semenjak lahir pertanda bila pemilik ciri tersebut lebih rendah sehingga mereka sanggup didiskriminasi. Dalam rasisme, ciri yang diperoleh melalui kelahiran itu dikaitkan dengan ada tidaknya ciri dan kemampuan sosial tertentu sehingga perlakuan berbeda terhadap suatu kelompok ras tertentu bisa dibenarkan.

Bila berbicara perihal rasisme, ini berarti membahas mengenai ideologi yang membenarkan diskriminasi terhadap anggota kelompok ras lain. Sedangkan bila beralih pada rasialisme, yang dibahas yaitu praktik diskriminasi terhadap kelompok ras lain.

4) Seksisme
Para penganut ideologi ini percaya bahwa dalam hal kecerdasan dan kekuatan fisik pria melebihi perempuan, atau bahwa wanita lebih emosional dibanding laki-laki. Atas dasar ideologi ini dilakukanlah diskriminasi terhadap perempuan.

5) Politik fatwa (sektarian)
Politik fatwa merupakan keadaan di mana suatu kelompok atau organisasi tertentu dikelilingi oleh sejumlah organisasi massa (ormas) baik formal maupun informal yang mengikutinya. Tali pengikat antara kelompok dan organisasi-organisasi massa ini yaitu ideologi atau fatwa (agama) tertentu.

b. Jarak sosial
Dalam hal ini, suatu kelompok membatasi pergaulan dan menjaga jarak dengan kelompok lain yang berbeda dari kelompoknya.

Selain itu, masih ada sejumlah konsep lain yang menyangkut dinamika hubungan antarkelompok sosial, di antaranya:
1. Disfranchisement, yakni kecerdikan mencabut hak pilih suatu kelompok tertentu.

2. Genocide, yaitu pembunuhan yang secara sengaja dan sistematis terhadap anggota suatu kelompok tertentu, biasanya terkait dengan upaya pencucian etnis.

3. Lynching, ialah intimdasi, penganiayaan, dan praktik pembunuhan oleh massa kulit putih terhadap orang kulit gelap di Amerika Serikat dulu.

4. Paternalisme, merupakan suatu bentuk dominasi ras pendatang terhadap kelompok ras pribumi. Kebalikannya yaitu indigenous superordination, di mana pribumi mendominasi kelompok pendatang.

5. White supremacy, yaitu ideologi rasis yang menganggap bahwa orang kulit putih lebih unggul dibandingkan orang kulit berwarna.


Download di Sini

Materi Sosiologi SMA
1. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 1.1 Kelompok Sosial di Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016) 
2. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 1.2 Kelompok Sosial di Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)
3. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 1.3 Kelompok Sosial di Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)
4. Materi Sosiologi Kelas XI. Bab 1. Kelompok Sosial di Masyarakat (Kurikulum 2013)
5. Materi Sosiologi Kelas XI. Bab 5. Kelompok Sosial di Masyarakat (KTSP)
6. Materi Ujian Nasional Kompetensi Kelompok Sosial

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel