Georg Simmel. Fesyen

Di dalam salah satu esainya yang memesona secara khas dan dualistik, Simmel* (1904/1971; Gronow, 1997; Nedelmann, 1990) menggambarkan kontradiksi-kontradiksi di dalam fesyen dengan aneka macam cara. Di satu sisi, fesyen yaitu suatu bentuk korelasi sosial yang mengizinkan orang-orang yang ingin beradaptasi dengan tuntutan kelompok berbuat demikian. Di sisi lain, fesyen juga menunjukkan norma yang sanggup dilanggar orang-orang yang ingin tampil individualistik. Fesyen juga mencakup suatu proses historis: pada tahap awal, setiap orang mendapatkan apa yang mengikuti fesyen; secara tidak terhindarkan, para individu menyimpang dari mode itu; dan akhirnya, di dalam proses penyimpangan itu mereka mungkin mengadopsi suatu pandangan yang benar-benar gres mengenai apa yang sedang fesyen. Fesyen juga bersifat dialektis di dalam arti bahwa keberhasilan dan penyebaran suatu fesyen tertentu pada balasannya menghasilkan kegagalannya. Yakni, kekhasan sesuatu menjadikan ia dianggap fesyen; akan tetapi, sesudah banyak orang menerimanya, kekhasan itu berhenti sebagai hal yang khas sehingga kehilangan daya tariknya. Dualitas lainnya lagi mencakup tugas pemimpin suatu gerakan fesyen. Orang ibarat itu memimpin kelompok, secara paradoksal, dengan mengikuti fesyen yang lebih baik daripada orang lain, yakni, mengadopsinya dengan lebih tekun.
Akhirnya, Simmel* berargumen bahwa dualisme tidak hanya terdapat di dalam perjuangan orang yang mengikuti fesyen, tetapi juga di dalam perjuangan orang-orang yang tidak mengikuti fesyen. Orang yang tidak mengikuti fesyen memandang orang-orang yang mengikuti fesyen sebagai peniru dan mereka sendiri sebagai orang yang tidak memihak, tetapi Simmel menyatakan bahwa orang yang belakangan hanya terlibat dalam suatu bentuk peniruan terbalik. Para individu sanggup menghindari apa yang sedang populer sebab mereka takut bahwa mereka, ibarat teman sebayanya, akan kehilangan individualitasnya, tetapi di dalam pandangan Simmel*, ketakutan ibarat itu nyaris bukan merupakan tanda kekuatan langsung dan independensi yang besar. Singkatnya, Simmel mencatat bahwa di dalam fesyen “semua... membawa tendensi-tendensi antitesis... yang digambarkan dalam suatu atau lain cara” (1904/1971:317).

Pemikiran dialektis Simmel* juga sanggup dilihat pada level yang lebih umum. Ia sangat tertarik pada konflik dan kontradiksi-kontradiksi yang ada di antara individu dan struktur-struktur sosial dan budaya yang lebih besar yang di bangkit para individu. Struktur-struktur tersebut pada balasannya memiliki kehidupannya sendiri, yang hanya sedikit sanggup dikendalikan atau tidak sanggup dikendalikan oleh individu.


Download di Sini


Sumber:
Ritzer, George. "Teori Sosiologi". 2012. Pustaka Pelajar. Yogyakarta


Baca Juga
1. Georg Simmel. Biografi 
2. Georg Simmel. Kebudayaan Objektif
3. Georg Simmel. Bentuk-Bentuk dan Tipe-Tipe Interaksi Sosial
4. Georg Simmel. Geometri Sosial
5. Georg Simmel. Kerahasiaan; Sebuah Geometri Sosial
6. Georg Simmel. The Philosphy of Money
7. Georg Simmel. Level-Level dan Wilayah-Wilayah Perhatian
8. Georg Simmel. Pemikiran Dialektis
9. Georg Simmel. Bentuk-Bentuk Sosial; Superordinasi dan Subordinasi
10. Georg Simmel. Kebudayaan Individual (Subjektif) dan Kebudayaan Objektif 
11. Tokoh-Tokoh yang Mempengaruhi Perkembangan Ilmu Sosiologi
12. Teori-Teori Sosiologi Sesudah Comte: Mazhab Formal

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel