Herakleitos. Riwayat Hidup
Herakleitos hidup di Ephesos di Asia Kecil sekitar tahun 500 SM. Ia yaitu mitra sewaktu Pythagoras* dan Xenophanes*, namun ia lebih muda usianya daripada mereka. Herakleitos sendiri lebih renta usianya daripada Parmenides*, alasannya yaitu ia dikritik oleh filsuf dari Elea itu.
Sulit sekali mengerti maksud pikirannya. Dan rupanya kesulitan tersebut bukan saja dirasakan dalam zaman kita, lantaran telah dalam masa purba ia diberi julukan “si gelap” (ho skoteinos). Herakleitos menulis suatu buku. Buku sendiri sudah hilang, tetapi 130 fragmen disimpan lagi. Semua fragmen ini tidak lain daripada amsal-amsal pendek yang sering kali tidak terang artinya. Boleh diandaikan bahwa seluruh bukunya terdiri dari amsal-amsal serupa itu.
Tidak tidak mungkin bahwa dengan memakai gaya bahasa ini Herakleitos mau menjiplak orakel atau sabda dewata yang diberikan di kota Delphoi, daerah ziarah untuk seluruh Hellas. Kalau begitu, apa yang dikatakan Herakleitos mengenai orakel sanggup diterapkan juga pada filsafatnya sendiri, “Dalam orakelnya di Delphoi sang dewata tidak menyatakan maksudnya dan tidak menyembunyikannya, melainkan ia menunjukkannya dengan suatu pertanda”.
Gaya bahasa tersebut mungkin ada korelasi juga dengan perangai Herakleitos. Kalau kita membaca fragmen-fragmen dan mendengar kesaksian-kesaksian, timbullah kesan bahwa wataknya tinggi hati dan sombong. Ia memandang rendah rakyat yang kolot dan menegaskan bahwa kebanyakan insan jahat. Ia mengutuki para warga Negara Ephesos dan mencela orang-orang terkemuka yang dijunjung tinggi di seluruh negeri Yunani, menyerupai contohnya Homeros, Arkhilokhos, Hesiodos, Pythagoras*, Xenophanes*, dan Hekataios. Demikian juga ia berbalik dari ajaran-ajaran filsuf-filsuf sebelumnya dan mencari jalannya sendiri. Tetapi itu tidak berarti bahwa ia tidak dipengaruhi oleh filsuf-filsuf itu.
Download di Sini
Baca Juga
Herakleitos. Ajaran
Sumber.
Bertens, K. 1999. Sejarah Filsafat Yunani. Kanisius. Yogyakarta
Sulit sekali mengerti maksud pikirannya. Dan rupanya kesulitan tersebut bukan saja dirasakan dalam zaman kita, lantaran telah dalam masa purba ia diberi julukan “si gelap” (ho skoteinos). Herakleitos menulis suatu buku. Buku sendiri sudah hilang, tetapi 130 fragmen disimpan lagi. Semua fragmen ini tidak lain daripada amsal-amsal pendek yang sering kali tidak terang artinya. Boleh diandaikan bahwa seluruh bukunya terdiri dari amsal-amsal serupa itu.
Gaya bahasa tersebut mungkin ada korelasi juga dengan perangai Herakleitos. Kalau kita membaca fragmen-fragmen dan mendengar kesaksian-kesaksian, timbullah kesan bahwa wataknya tinggi hati dan sombong. Ia memandang rendah rakyat yang kolot dan menegaskan bahwa kebanyakan insan jahat. Ia mengutuki para warga Negara Ephesos dan mencela orang-orang terkemuka yang dijunjung tinggi di seluruh negeri Yunani, menyerupai contohnya Homeros, Arkhilokhos, Hesiodos, Pythagoras*, Xenophanes*, dan Hekataios. Demikian juga ia berbalik dari ajaran-ajaran filsuf-filsuf sebelumnya dan mencari jalannya sendiri. Tetapi itu tidak berarti bahwa ia tidak dipengaruhi oleh filsuf-filsuf itu.
Download di Sini
Baca Juga
Herakleitos. Ajaran
Sumber.
Bertens, K. 1999. Sejarah Filsafat Yunani. Kanisius. Yogyakarta