Joseph Schumpeter
Sketsa Biografis
Lahir dan dididik di Hungaria-Austria, kehidupan Joseph Schumpeter penuh dengan pencampuran keberhasilan, paradoks, dan tragedi. Dia mendapatkan gelar Ph.D pada 1906 di Universitas Wina dan, sesudah berpraktik di bidang aturan di Mesir selama setahun, memperoleh kesuksesan awal sebagai seorang ekonom muda yang menjanjikan. Akan tetapi, karier akademiknya disela oleh Perang Dunia I. Ia bertugas sebagai Menteri Keuangan di pemerintahan Austria, satu-satunya pemerintahan yang sosialis di antara Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Kemudian ia menjadi administrator sebuah bank. Bank itu runtuh tahun 1924 ketika bursa saham Wina hancur, yang menciptakan Schumpeter bangkrut. Meskipun mengalami bencana pribadi, Schumpeter menerima wawasan mudah yang tidak ternilai mengenai kapitalisme dan “badai-badai”-nya terus hadir.
Ia mendapatkan posisi di Universitas Bonn (Jerman) pada 1925, tetapi mulai mengunjungi Harvard pada final 1920-an dan dengan bangkitnya Nazisme di Jerman, ia pindah ke Harvard sebagai anggota permanen pada 1932. Dia mengajar di sana sampai wafat pada 1950.
Schumpeter membawakan diri dengan cara yang aristokratis dengan banyak waktu dan perjuangan dicurahkan untuk penampilan dan pakaiannya (dia menceritakan kepada istri seorang kolega bahwa ia membutuhkan waktu satu jam untuk berpakaian di pagi hari) (Allen, 1991a:134). Dia juga bahagia menyampaikan kepada para mahasiswanya bahwa ketika masih muda ia memiliki tiga ambisi dalam kehidupan: menjadi ekonom terbesar dunia, penunggang kuda terhebat di dunia, dan pecinta terbesar di dunia (Swedberg, 1991:12). Akan tetapi, meskipun ada keberanian yang dibuat-buat dan petualangan-petualangannya, kehidupan langsung Schumpeter juga penuh dengan tragedi. Tampaknya Schumpeter memiliki dua cinta yang besar di dalam hidupnya. Pertama yakni ibunya, yang sangat sayang padanya dan rela mendapatkan penderitaan yang besar untuk memastikan biar ia menerima pengasuhan yang sempurna bahkan dengan cara menikah dengan seorang aristokrat kecil untuk memastikan biar Schumpeter sanggup memasuki sekolah yang terbaik (Allen, 1991a:18). Yang lainnya yakni istrinya yang kedua, yang dinikahi Schumpeter pada 1925. Pada Juni 1926, ibu Schumpeter meninggal; pada Agustus tahun yang sama, istrinya dan putranya yang pertama meninggal ketika dilahirkan. Meskipun Schumpeter sanggup pulih dari tragedi-tragedi tersebut, ia sering mencirikan kehidupannya sebagai kehidupan yang tenang tetapi tidak bergembira (Allen, 1991b).
Pada demam isu gugur 1926 ia mulai menyalin kembali catatan harian istrinya yang telah meninggal, pada jadinya menyisipkan komentar-komentarnya sendiri dan pemikiran-pemikiranya pada masa itu ke dalam catatan itu. Schumpeter juga mulai menaikkan jenjang istri dan ibunya ke tingkat dewa-dewa pribadinya yang ia mintai nasehat dan pertolongan (Allen, 1991a:225-229).
Dikenal terutama sebagai seorang ekonom, Schumpeter yakni seorang pemikir multidisipliner yang mengetahui bahwa “hukum, matematika, dan sejarah sangat penting, menyerupai halnya bidang-bidang sosiologi, psikologi, dan ilmu politis yang baru” (McCraw, 2007:55; pemiringan ditambahkan). Memadukan wawasan-wawasan dari aneka macam disiplin, dan berfokus pada isu-isu ekonomi yang besar di zamannya, Schumpeter, menyerupai banyak teoritisi lainnya yang dibahas dalam buku ini, “sedang mengikuti suatu tradisi panjang Eropa yang bertujuan membangun teori sosial yang besar” (McCow, 2007:156).
Download di Sini
Sumber.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Lahir dan dididik di Hungaria-Austria, kehidupan Joseph Schumpeter penuh dengan pencampuran keberhasilan, paradoks, dan tragedi. Dia mendapatkan gelar Ph.D pada 1906 di Universitas Wina dan, sesudah berpraktik di bidang aturan di Mesir selama setahun, memperoleh kesuksesan awal sebagai seorang ekonom muda yang menjanjikan. Akan tetapi, karier akademiknya disela oleh Perang Dunia I. Ia bertugas sebagai Menteri Keuangan di pemerintahan Austria, satu-satunya pemerintahan yang sosialis di antara Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Kemudian ia menjadi administrator sebuah bank. Bank itu runtuh tahun 1924 ketika bursa saham Wina hancur, yang menciptakan Schumpeter bangkrut. Meskipun mengalami bencana pribadi, Schumpeter menerima wawasan mudah yang tidak ternilai mengenai kapitalisme dan “badai-badai”-nya terus hadir.
Schumpeter membawakan diri dengan cara yang aristokratis dengan banyak waktu dan perjuangan dicurahkan untuk penampilan dan pakaiannya (dia menceritakan kepada istri seorang kolega bahwa ia membutuhkan waktu satu jam untuk berpakaian di pagi hari) (Allen, 1991a:134). Dia juga bahagia menyampaikan kepada para mahasiswanya bahwa ketika masih muda ia memiliki tiga ambisi dalam kehidupan: menjadi ekonom terbesar dunia, penunggang kuda terhebat di dunia, dan pecinta terbesar di dunia (Swedberg, 1991:12). Akan tetapi, meskipun ada keberanian yang dibuat-buat dan petualangan-petualangannya, kehidupan langsung Schumpeter juga penuh dengan tragedi. Tampaknya Schumpeter memiliki dua cinta yang besar di dalam hidupnya. Pertama yakni ibunya, yang sangat sayang padanya dan rela mendapatkan penderitaan yang besar untuk memastikan biar ia menerima pengasuhan yang sempurna bahkan dengan cara menikah dengan seorang aristokrat kecil untuk memastikan biar Schumpeter sanggup memasuki sekolah yang terbaik (Allen, 1991a:18). Yang lainnya yakni istrinya yang kedua, yang dinikahi Schumpeter pada 1925. Pada Juni 1926, ibu Schumpeter meninggal; pada Agustus tahun yang sama, istrinya dan putranya yang pertama meninggal ketika dilahirkan. Meskipun Schumpeter sanggup pulih dari tragedi-tragedi tersebut, ia sering mencirikan kehidupannya sebagai kehidupan yang tenang tetapi tidak bergembira (Allen, 1991b).
Dikenal terutama sebagai seorang ekonom, Schumpeter yakni seorang pemikir multidisipliner yang mengetahui bahwa “hukum, matematika, dan sejarah sangat penting, menyerupai halnya bidang-bidang sosiologi, psikologi, dan ilmu politis yang baru” (McCraw, 2007:55; pemiringan ditambahkan). Memadukan wawasan-wawasan dari aneka macam disiplin, dan berfokus pada isu-isu ekonomi yang besar di zamannya, Schumpeter, menyerupai banyak teoritisi lainnya yang dibahas dalam buku ini, “sedang mengikuti suatu tradisi panjang Eropa yang bertujuan membangun teori sosial yang besar” (McCow, 2007:156).
Download di Sini
Sumber.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.