Max Weber. Rasionalisasi
Ada kesadaran yang terus tumbuh di tahun-tahun terakhir ini bahwa rasionalisasi terletak di jantung sosiologi substantif Weber (Brubaker, 1984; R. Collins, 1980; Eisen, 1978; Kalberg, 1980, 1990; D. Levine, 1981a; Ritzer, 2008b; Scaff, 2005, 1989; Schluchter, 1981; Sica, 1988). Seperti dinyatakan Kalberg, “Keadaan yang sebetulnya ialah perhatian Weber* pada suatu tema yang luas dan melingkupi—“rasionalisme” ‘spesifik dan khas kebudayaan barat’ dan asal permintaan dan perkembangannya yang unik—terletak di sentra sosiologinya” (1994:18). Akan tetapi, sulit untuk merumuskan definisi rasionalisasi yang terperinci dari karya Weber, “Sesungguhnya, Weber* bekerja dengan sejumlah definisi istilah itu yang berbeda-beda, dan beliau sering gagal menguraikan secara spesifik definisi mana yang sedang beliau gunakan di dalam suatu diskusi tertentu (Brubaker, 1984:1).
Weber* benar-benar mendefinisikan rasionalitas; beliau membedakan di antara dua tipe—rasionalitas alat-tujuan dan rasionalitas nilai. Akan tetapi, konsep-konsep itu mengacu pada tipe-tipe tindakan.
Konsep-konsep itu ialah dasar, tetapi tidak memiliki batas yang sama dengan pengertian Weber* atas rasionalisasi berskala besar. Weber tertarik bukan pada orientasi-orientasi tindakan yang terpecah-pecah, tetapi terutama pada keteraturan-keteraturan dan pola-pola tindakan di dalam peradaban, lembaga-lembaga, organisasi-organisasi, strata, kelas-kelas, dan kelompok-kelompok. Donald Levine (1981a) menyatakan bahwa Weber* tertarik pada rasionalitas “yang diobjektifikasi”, yakni tindakan yang sesuai dengan proses sistematisasi eksternal.
Stephen Kalberg (1980) melaksanakan kiprah yang bermanfaat dengan mengidentifikasi empat tipe dasar rasionalitas (‘objektif’) di dalam karya Weber (Levine memperlihatkan pembedaan yang sangat mirip). Tipe-tipe rasionalitas tersebut adalah: alat-alat heuristik dasar [Weber] yang dipakai untuk meneliti nasib historis rasionalisasi sebagai proses sosiokultural (Kalberg, 1980:1172; untuk penerapannya, lihat Takayama, 1998).
Download di Sini
Sumber
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Baca Juga
1. Max Weber. Biografi
2. Tokoh-Tokoh yang Mempengaruhi Perkembangan Ilmu Sosiologi
3. Teori-Teori Sosiologi Sesudah Comte: Mazhab Ekonomi
4. Max Weber. Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme
5. Max Weber. Metodologi: Sejarah dan Sosiologi
6. Max Weber. Sosiologi Substantif
7. Max Weber. Verstehen dan Kausalitas
8. Max Weber. Tindakan Sosial
9. Paradigma Sosiologi. Definisi Sosial
10. Max Weber. Struktur-Struktur Otoritas
11. Weber dan Teori Tindakan
12. Max Weber. Tipe-Tipe Ideal
13. Pokok Bahasan Sosiologi
14. Weber dan Teori Tindakan
Konsep-konsep itu ialah dasar, tetapi tidak memiliki batas yang sama dengan pengertian Weber* atas rasionalisasi berskala besar. Weber tertarik bukan pada orientasi-orientasi tindakan yang terpecah-pecah, tetapi terutama pada keteraturan-keteraturan dan pola-pola tindakan di dalam peradaban, lembaga-lembaga, organisasi-organisasi, strata, kelas-kelas, dan kelompok-kelompok. Donald Levine (1981a) menyatakan bahwa Weber* tertarik pada rasionalitas “yang diobjektifikasi”, yakni tindakan yang sesuai dengan proses sistematisasi eksternal.
Download di Sini
Sumber
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Baca Juga
1. Max Weber. Biografi
2. Tokoh-Tokoh yang Mempengaruhi Perkembangan Ilmu Sosiologi
3. Teori-Teori Sosiologi Sesudah Comte: Mazhab Ekonomi
4. Max Weber. Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme
5. Max Weber. Metodologi: Sejarah dan Sosiologi
6. Max Weber. Sosiologi Substantif
7. Max Weber. Verstehen dan Kausalitas
8. Max Weber. Tindakan Sosial
9. Paradigma Sosiologi. Definisi Sosial
10. Max Weber. Struktur-Struktur Otoritas
11. Weber dan Teori Tindakan
12. Max Weber. Tipe-Tipe Ideal
13. Pokok Bahasan Sosiologi
14. Weber dan Teori Tindakan