Peter M. Blau. Kekuatan-Kekuatan Dialektis Perubahan Sosial
Dilema
Model pertukaran sosial yang orisinil di dalam teori Blau* yaitu model pertukaran timbal balik ganjaran-ganjaran ekstrinsik. Dimensi resiprositas dan laba ekstrinsik itu sanggup disempurnakan di dalam realitas, yang menghasilkan hubungan-hubungan yang mungkin bersifat unilateral menurut kekuasaan atau ganjaran intrinsik menyerupai cinta, kepuasan dan sebagainya.
Sehubungan dengan dilema pertama dari "permainan campuran" tersebut, terdapat tiga hal lain yang sanggup mempengaruhi perubahan sosial. Pertama, walaupun masing-masing pihak mempunyai kepentingan bersama untuk mempertahankan kekerabatan itu, tetapi terdapat dilema mengenai berapa banyak yang diberikan sebelum ganjaran diturunkan ke dalam nilai. Walaupun ada keinginan untuk menjaga kelangsungan kekerabatan (yang membutuhkan pertukaran ganjaran) akan tetapi, pada dikala yang sama, terdapat dilema bahwa kalau ganjaran terlalu sering atau terlalu gampang diberikan maka nilainya akan merosot. Misalnya, kasih sayang seorang perjaka yang secara perlahan menawarkan kasih sayangnya atau sambutan kasih sayang seseorang perempuan yang jarang dinyatakan akan sangat bernilai. Terdapat dilema lain oleh lantaran tindakan-tindakan sosial itu mempunyai konsekuensi ganda. Tindakan yang perlu untuk mencapai satu tujuan sanggup merintangi pencapaian tujuan lain. Dilema kepemimpinan yang sebelumnya dibahas dalam Bab ini, yaitu wacana konflik antara penerimaan sosial dan pelaksanaan hak-hak kekuasaan, yaitu teladan dari duduk masalah demikian.
Blau* menyatakan bahwa dilema individu-individu dalam situasi tanpa struktur akan melahirkan diferensiasi status. Hal ini sanggup mengatasi beberapa dilema tetapi, bersamaan dengan itu, diferensiasi demikian menghasilkan kekuatan-kekuatan dialektis gres bagi perubahan.
Diferensiasi
Sebagaimana yang kita lihat, jago teori pertukaran menyatakan bahwa persaingan untuk memperoleh sumber-sumber yang langka menjurus pada perbedaan alokasi sumber-sumber tersebut. Hal itu terjadi "sepadan dengan nilai sumbangan yang dibutuhkan dari banyak sekali anggota kolektivitas". Perbedaan-perbedaan yang berafiliasi dengan jangkauan terhadap sumber-sumber yang langka diikuti oleh alokasi kepemimpinan atas dasar kedudukan terhormat yang disediakan oleh perbedaan itu. Dengan demikian para pemimpin bisa membuat penetapan kiprah dengan meningkatkan proses-proses diferensiasi melalui pembagian kerja. Oleh lantaran itu pemimpin-pemimpin yang lahir bisa bertindak menurut atas wewenang dan atas kekuasaan.
Dinamika
Diferensiasi struktur sosial bukan bersifat statis. Sebagaimana kita lihat, banyak sekali dinamika kehidupan sosial yang terorganisir bersumber dari kekuatan-kekuatan penantang. Kekuasaan individu-individu yang lebih banyak didominasi sanggup dilaksanakan secara moderat dan adil, sehingga orang lain merasa beruntung untuk tetap berada di bawah dukungan imbas mereka. Akan tetapi kekuasaan sanggup juga menjurus pada penghisapan. Bilamana orang terpaksa tunduk pada kekuasaan yang bersifat menghisap dan tidak adil, maka keadaan tersebut sanggup mengakibatkan oposisi yang menentang kekuasaan yang dominan. Di sinilah kita melihat bibit-bibit perkembangan konflik, ketika nilai-nilai yang sah berhadapan dengan impian oposisi.
Dialektika
Dalam kehidupan sosial terdapat banyak kekuatan kontradiktoris yang dikenal sebagai dialektika. Resiprositas (reciprocity) yaitu kekuatan yang bisa mengakibatkan keseimbangan struktur sosial, akan tetapi yaitu suatu paradoks bahwa "resiprositas yang terjadi di tingkat tertentu sanggup membuat ketidakseimbangan di tingkat lain". Oleh lantaran itu kekuatan-kekuatan sosial tersebut sanggup dikatakan mempunyai banyak sekali implikasi banyak sekali implikasi yang bersifat kontradiktoris.
Blau* mengakui bahwa perubahan sosial berjalan lambat. Hal ini disebabkan oleh resistensi dari kepentingan dan kekuasaan yang telah berakar, (vested interest and power), nilai-nilai tradisional, organisasi yang telah mapan, serta lembaga-lembaga yang telah berakar. Kekuatan-kekuatan stabilitas dan penolakan bagi perubahan sosial itu sangat kuat. Walau demikian, disebabkan lahirnya kebutuhan serta masalah-masalah baru, kekuatan-kekuatan perubahan sosial sangat lah kuat. Akan tetapi, demikian bibit-bibit gres dan masalah-masalah gres timbul, kekuatan-kekuatan perubahan sosial yang bersifat dialektis ini akan bergerak dan memungkinkan terjadinya reorganisasi struktural.
Download di Sini
Sumber.
Poloma, Margaret. M. 2007. Sosiologi Kontemporer. Jakarta. PT. Raja GrafindoPerkasa
Baca Juga
1. Peter M. Blau. Biografi
2. Peter M. Blau. Strukturalisme Pertukaran
3. Peter M. Blau. Pertukaran dan Kekuasaan dalam Kehidupan Sosial
4. Peter M. Blau. Keabsahan Kekuasaan dalam Kelompok
5. Peter M. Blau. Diferensiasi Kekuasaan