Pythagoras Dan Mazhab Pythagorean. Tarekat Pythagorean

Tarekat yang didirikan oleh Pythagoras bersifat religius, bukan politik, sebagaimana pernah diperkirakan. Mereka menghormati yang kuasa Apollo. Pythagoras dijunjung tinggi dalam kalangan mereka. Kewibawaannya tampak antara lain dalam semboyan yang lazim pada kaum Pythagorean: autos epha = ia sendiri (Pythagoras) telah menyampaikan begitu. Perkataan ini sanggup menuntaskan setiap diskusi.

Iamblikhos (abad ke-3 Masehi) melukiskan hidup harian dalam tarekat itu. Tarekat terbuka baik untuk laki-laki maupun untuk wanita. Kalau orang hendak masuk, lebih dulu ia harus menjalankan masa percobaan. Lantas ia boleh masuk, untuk memulai masa latihan yang berlangsung tiga tahun lamanya. Sesudah itu lima tahun lagi ia harus rahasia dan dalam waktu ini milik kepunyaannya menjadi milik bersama.

Ada peraturan-peraturan mengenai pakaian dan mengenai pantang, hal mana tentu memiliki hubungan dengan anutan Pythagoras perihal perpindahan jiwa, sebagaimana akan diterangkan lagi. Mereka juga mempraktekan pembacaan bersama. Lagi pula, berdasarkan kesaksian Diogenes Laertios (abad ke-3 Masehi), di waktu malam anggota-anggota tarekat mengadakan investigasi batin perihal tingkah lakunya pada hari yang lalu. Semuanya itu merupakan ciri-ciri yang mengizinkan kita mengerti kaum Pythagorean sebagai suatu aliran kebatinan. Sudah konkret bahwa kesaksian Iamblikhos dan Diogenes tadi tidak bau tanah (baru kala ke-3 Masehi), tetapi tidak tidak mungkin bahwa mereka bersandar pada unsur-unsur yang memang tua.

Kita melihat bahwa filsuf-filsuf dari Miletos mempraktekan filsafat berdasarkan keingintahuan yang ilmiah. Kaum Pythagorean tidak berfilsafat alasannya ialah alasan-alasan ilmiah saja, melainkan mereka mempraktekan filsafat sebagai "a way of life". Buat mereka, filsafat (dan ilmu pengetahuan) merupakan suatu cara bagaimana insan menjadi tahir, sehingga ia sanggup luput dari bulat perpindahan jiwa terus-menerus. Cara berfilsafat ini kuat atas filsafat Yunani selanjutnya.


Di antara pengikut-pengikut Pythagoras di kemudian hari berkembanglah dua aliran. Yang pertama disebut akusmatikoi (akusma = apa yang telah didengar; peraturan): mereka mengindahkan penyucian dengan mentaati semua peraturan secara seksama. Yang kedua disebut mathematikoi (mathesis = ilmu pengetahuan): mereka mengutamakan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pasti.

Setelah Pythagoras meninggal, dan bergotong-royong sudah selama hidupnya, kaum Pythagorean tersebar dalam aneka macam kota di Italia Selatan. Kira-kira pada tahun 450 mereka diusir dari Kroton dan dari hampir semua kota Italia lainnya dan mulai berpusat di kota Thebai dan Pleios (dekat Korinthos) di daratan Yunani. Seorang Pythagorean yang populer di Thebai ialah Philolaos. Lama kelamaan beberapa orang Pythagoeran kembali ke Italia. Di sini sentra Pythagorean yang gres ialah kota Taras, yang juga disebut Tarentum. Pada tamat kala ke-4 kita tidak mendengar lagi mengenai keaktifan mazhab Pythagorean.


Download di Sini


Sumber.

Bertens, K. 1999. Sejarah Filsafat Yunani. Kanisius. Yogyakarta

Baca Juga
1. Pythagoras dan Mazhab Pythagorean. Biografi dan Karya
2. Pythagoras dan Mazhab Pythagorean. Ajaran perihal Bilangan-Bilangan
3. Pythagoras dan Mazhab Pythagorean. Ajaran perihal Jiwa
4. Pythagoras dan Mazhab Pythagorean. Kosmologi

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel