Pythagoras Dan Mazhab Pythagorean. Kosmologi

Teori mazhab Pytagorean ihwal susunan kosmos tentu mengherankan, alasannya ialah untuk pertama kalinya dinyatakan bahwa bukan bumi yang merupakan pusat jagat raya. Menurut mazhab Pythagorean pusat jagat raya ialah api (hestia). Yang beredar sekeliling api sentral itu berturut-turut: kontra bumi (antikhton), bumi, bulan, matahari, kelima planet (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter, Saturnus) dan akibatnya langit dengan bintang-bintang tetap. Demikianlah sepuluh tubuh jagat raya beredar sekeliling api sentral sebagai suatu tetraktys raksasa. Kita tidak melihat api dan kontra-bumi, alasannya ialah permukaan bumi di mana kita hidup tetap berpaling dari api dan kontra bumi, sebagaimana juga bab bulan yang tidak berhadapan dengan tetap berpaling dari bumi. Dengan lain perkataan, kita boleh menarik kesimpulan bahwa, dalam revolusinya sekitar api sentral, bumi juga mengadakan rotasi sekeliling sumbunya sendiri. Matahari dan bulan memantulkan api sentral.
Gerhana-gerhana terjadi, apabila bumi dan kontra-bumi menggelapkan api sentral. Pada pemikir-pemikir Yunani di lalu hari api sentral dari mazhab Pythagorean akan disamakan dengan matahari, sehingga bidang kosmologi mereka menganut pendirian helio-sentris. Demikianlah Herakleides dari Heraklea (abad ke-4), seorang murid Plato*, dan terutama Aristarkos dari Samos (abad ke-3). Tetapi teori itu lekas dilupakan, alasannya ialah pendirian geo-sentris dari Aristoteles* banyak periode lamanya dianut secara umum. Seperti diketahui, gres Kopernikus (1473-1543) akan menemukan kembali teori helio-sentris dan ia sendiri tidak menyembunyikan bahwa ia mengenal pendapat mazhab Pythagorean.

Aristoteles* menyampaikan bahwa berdasarkan kaum Pythagorean seluruh langit merupakan "suatu tangga nada musik serta suatu bilangan". Sekarang kita sudah mengerti bahwa jagat raya tidak lain daripada bilangan tetraktys. Anggapan bahwa jagat raya sama dengan "suatu tangga nada" juga disebut anutan mengenai "the harmony of the spheres". Pada peredarannya keliling api dengan kecepatan tinggi, tiap-tiap tubuh jagat raya mengeluarkan suatu suara yang sesuai dengan salah satu nada dari tangga nada. Hanya ada 8 nada saja, karena--demikian diterangkan oleh beberapa orang Pythagorean--bumi dan kontra-bumi mengeluarkan nada yang sama, sedangkan langit dengan bintang-bintang tetap tidak mengeluarkan bunyi. Telinga kita sudah begitu biasa dengan bunyi-bunyi itu, sehingga kita tidak lagi mendengarnya. Tetapi legenda-legenda dalam kalangan Pythagorean menceritakan bahwa Pythagorean sendiri telah mendengar harmoni itu.


Download di Sini


Sumber.

Bertens, K. 1999. Sejarah Filsafat Yunani. Kanisius. Yogyakarta

Baca Juga
1. Pythagoras dan Mazhab Pythagorean. Biografi dan Karya
2. Pythagoras dan Mazhab Pythagorean. Ajaran ihwal Bilangan-Bilangan
3. Pythagoras dan Mazhab Pythagorean. Ajaran ihwal Jiwa
4. Pythagoras dan Mazhab Pythagorean. Tarekat Pythagorean

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel