Pengertian Kearifan Lokal Berdasarkan Ahli

Berikut beberapa pandangan para hebat mengenai konsep kearifan lokal.
a. S. Swarsi, menyatakan bahwa secara konseptual, kearifan lokal merupakan budi insan yang bersandar pada filosofi nilai-nilai, etika, cara-cara, dan sikap yang melembaga secara tradisional. Kearifan lokal ialah nilai yang dianggap baik dan benar sehingga sanggup bertahan dalam waktu yang lama, bahkan melembaga (Mariane, 2014).

b. Phongphit dan Nantasuwan, menyatakan kearifan lokal sebagai pengetahuan yang berdasarkan pengalaman masyarakat bebuyutan antargenerasi. Pengetahuan ini menjadi hukum bagi acara sehari-hari masyarakat dikala berafiliasi dengan keluarga, tetangga, masyarakat lain dan lingkungan sekitar (Kongprasertamorn (2007) dalam Afandi dan Wulandari (2012)).

c. I Ketut Gobyah, menyampaikan bahwa kearifan lokal (local genius) ialah kebenaran yang telah mentradisi atau ajeg dalam suatu daerah. Kearifan lokal merupakan perpaduan antara nilai-nilai suci firman Tuhan dan banyak sekali nilai yang ada. Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat setempat maupun kondisi geografis dalam arti luas. Kearifan lokal merupakan produk budaya masa kemudian yang patut secara terus-menerus dijadikan pegangan hidup. Meskipun bernilai lokal tetapi nilai yang terkandung di dalamnya dianggap sangat universal (Samudra, 2010).

d. H. Quaritch Wales, menjelaskan bahwa local genius atau kearifan lokal berarti kemampuan budaya setempat dalam menghadapi efek kebudayaan aneh pada waktu kedua kebudayaan itu berhubungan.


e. Haryati Soebadio, menyampaikan bahwa local genius ialah juga culture identity, identitas/kepribadian budaya bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut bisa menyerap dan mengolah kebudayaan aneh sesuai tabiat dan kemampuan sendiri (Ayatrohaedi (1986) dan Saragih (2013)).

f. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009, memperlihatkan pengertian perihal kearifan lokal, yaitu nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat antara lain untuk melindungi dan mengolah lingkungan hidup secara lestari.

g. Rahyono (2009), menurutnya kearifan lokal merupakan kecerdasan insan yang dimiliki oleh kelompok etnis tertentu yang diperoleh melalui pengalaman masyarakat. Artinya, kearifan lokal di sini ialah hasil dari masyarakat tertentu melalui pengalaman mereka dan belum tentu dialami oleh masyarakat yang lain.

h. Apriyanto (2008), kearifan lokal ialah banyak sekali nilai yang diciptakan, dikembangkan dan dipertahankan oleh masyarakat yang menjadi pemikiran hidup mereka.

i. Paulo Freire (1970), menurutnya pendidikan berbasis kearifan lokal ialah pendidikan yang mengajarkan akseptor didik untuk selalu faktual dengan apa yang mereka hadapi. Hal ini sebagaimana Paulo Freire, seorang filsuf pendidikan dalam bukunya Cultural Action for Freedom (1970), menyebutkan dengan dihadapkannya pada problem dan situasi faktual yang dihadapi, akseptor didik akan semakin tertantang untuk menanggapinya secara kritis. Oleh sebab itu di perlukan adanya integrasi ilmu pengetahuan dengan kearifan lokal.

j. Warigan (2011), menurutnya nilai-nilai yang ada kearifan lokal di Indonesia sudah terbukti turut memilih kemajuan masyarakatnya.

k. Al Musafiri, Utaya & Astina (2016), dalam penelitian yang dilakukan, menyebutkan bahwa kearifan lokal mempunyai tugas untuk mengurangi dampak globalisasi dengan cara menanamkan nilai-nilai positif kepada remaja. Penanaman nilai tersebut didasarkan pada nilai, norma serta susila istiadat yang dimiliki setiap daerah.

l. Sibarani (2012), kearifan lokal merupakan suatu bentuk pengetahuan orisinil dalam  masyarakat yang berasal dari nilai luhur budaya masyarakat setempat untuk mengatur tatanan kehidupan masyarakat atau dikatakan bahwa kearifan lokal

Dari Berbagai Sumber


Download 

Baca Juga
1. Partisipasi masyarakat dalam pembedayaan komunitas. Faktor-faktor yang menghipnotis partisipasi 
2. Partisipasi masyarakat dalam pemberdayaan komunitas. Bentuk dan tipe partisipasi
3. Partisipasi masyarakat dalam pemberdayaan komunitas. Pengertian dan prinsip partisipasi masyarakat
4. Unsur-unsur masyarakat
5. Birokrasi
6. Masyarakat sebagai sebuah sistem sosial
7. Sistem sosial

8. Kolonialisme
9. Daerah budaya (culture area)
10. Prinsip-prinsip perbedayaan komunitas
11. Wewenang
12. Unsur-unsur kebudayaan
13. Tradisi
14. Tabu

15. Masyarakat setempat (comunity)
16. Magis
17. Konsep sosiologi. Permasalahan sosial
18. Konsep sosiologi. Patronase
19. Konsep sosiologi. Patriarki
20. Konsep sosiologi. Hierarki sosial
 
21. Kekuasaan, wewenang, dan kepemimpinan
22. Kekerabatan (kinship)
23. Kebudayaan dan masyarakat
24. Etnosentrisme
25. Enkulturasi
 
26. Di Jawa hak-hak dimengerti secara solidaritas
27. Batas-batas etika harmoni
28. Tuntutan-tuntutan etika harmoni
29. Etika harmoni dalam perbandingan dengan etika Barat
30. Ekspansi pasar global dan krisis solidaritas
31. Tradisi, autoritas, dan pseduo-komunikasi
32. Globalisasi, partikularisasi, dan pengalaman kolonialisme
33. Politik identitas di kurun globalisasi
 
34. Kesadaran
35. Motivasi
36. Kewirausahaan
37. Kebutuhan dasar
38. Wilayah
39. Tanah
40. Demografi
 
41. Lingkungan
42. Tempat (place)
43. Iklim
 


Materi Sosiologi yang Berkaitan 
1. Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4.1 Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013)
2. Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4.2 Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013)
3. Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4.3 Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013)
4. Materi Sosiologi Kelas XII. Bab 4. Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013)
5. Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4.1 Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum Revisi 2016)
6. Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4.2 Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum Revisi 2016)
7. Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4.3 Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum Revisi 2016)
8. Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4.4 Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum Revisi 2016)  

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel