Sistem Sosial

Sebelum lebih jauh menguraikan wacana sistem sosial, terlebih dahulu akan kita bahas mengenai pengertian sistem. Memahami sistem sebagai sebuah konsep sangat penting untuk menghindarkan diri kita dari mispersepsi mengenai konsep tersebut sehingga sanggup menghindarkan kita dari kesalahan penafsiran mengenai sistem itu sendiri.
Sistem intinya merupakan satu kesatuan yang kompleks, terdiri atas aneka macam antarhubungan dan dipisahkan dari lingkungan sekitarnya oleh batas tertentu, menyerupai contoh: organisme, molekul, bangunan, planet, dan sebagainya (Sztompka, 2010). Sementara, pengertian sistem berdasarkan Hedwig yaitu kombinasi atas beberapa komponen yang bekerja tolong-menolong dan melaksanakan pekerjaan tertentu. Dalam kaitan ini, komponen sanggup bekerja sendiri maupun berupa komponen yang saling berkesinambungan antara satu dengan yang lain. Sedangkan konsep sosial maknanya yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan komunitas yang di dalamnya ada hubungan atau interaksi antara individu dengan yang lain.

Dari definisi sistem dan sosial tersebut, sanggup kita tarik kesimpulan bahwa sistem sosial merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh individu atau kelompok dalam lingkungan masyarakat dengan melibatkan individu atau kelompok lain di mana di dalamnya terjadi proses interaksi, komunikasi, dan saling efek mensugesti sebagai satu kesatuan yang saling melengkapi dan mendukung.

Dengan demikian, terperinci kiranya bahwa insan sebagai makhluk hidup juga merupakan sebuah sistem. Sistem sosial sanggup mewujud dari aneka macam tingkatan menyerupai makro, mezo, dan mikro. Dalam tataran makro, masyarakat dunia merupakan sebuah sistem. Pada tingkat menengah (mezo), nation-state dan kesatuan politik regional atau aliansi militer merupakan sebuah sistem. Pada tingkat mikro, komunitas usaha, asosiasi, keluarga, dan sebagainya merupakan sebuah sistem.

Pengertian sistem sosial secara konseptual yaitu keseluruhan susunan tugas, kiprah dan tata hukum yang mengatur interaksi antar-status dan kiprah dalam suatu hukum sosial yang disebut struktur sosial*. Jadi, struktur sosial* meliputi susunan status dan kiprah yang terdapat di dalam satuan sosial, ditambah nilai-nilai* dan norma-norma* yang mengatur interaksi antar-status dan kiprah sosial.

Dalam kegiatan sehari-hari, setiap pelaksana kiprah menyerupai ayah, ibu dan anak berinteraksi di dalam keluarga. Demikian juga antara guru dosen dan mahasiswa berinteraksi dalam suatu proses belajar-mengajar dalam kelas. Setiap hari, terjadi proses pelaksanaan peran. Proses pelaksanaan kiprah itu berupa interaksi antar-penyandang kiprah sosial berdasarkan status, peran, nilai-nilai*, dan norma-norma* yang terdapat di dalam suatu satuan interaksi antar-status dan peran. Interaksi itu dilakukan sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang ada pada suatu satuan sosial. Jadi, proses sosial merupakan segi dinamis suatu struktur sosial*. Keseluruhan struktur sosial dan proses sosial itu dinamakan sistem sosial.


Download


1. Masyarakat sebagai Sebuah Sistem Sosial
2. Unsur-unsur Sistem Sosial

Sumber
Syarbaini, Syahrial dan Fatkhuri. 2016. Teori Sosiologi; Suatu Pengantar. Ghalia Indonesia. Jakarta.


Materi Sosiologi SMA
1. Materi Sosiologi Kelas X. Bab 1. Sosiologi sebagai Ilmu wacana Masyarakat (KTSP)
2. Materi Sosiologi Kelas X. Bab 1. Fungsi dan Peran Sosiologi (Kurikulum 2013)
3. Materi Sosiologi Kelas X Bab 1.1 Fungsi Sosiologi untuk Mengenali Gejala Sosial di Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)
4. Materi Sosiologi Kelas X Bab 1.2 Fungsi Sosiologi untuk Mengenali Gejala Sosial di Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)
5. Materi Ujian Nasional Kompetensi Teori dan Pengetahuan Sosiologi

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel