Transmigrasi

Transmigrasi ialah suatu sistem pembangunan terpadu, upaya untuk mencapai keseimbangan penyebaran penduduk, juga dimaksudkan untuk membuat ekspansi kesempatan kerja sehingga sanggup meningkatkan produktivitas dan pendapatan melalui perpindahan penduduk dari tempat yang padat (Jawa, Madura, dan Bali) ke daerah-daerah yang jarang penduduknya (Martono, 1986: 180).

Menurut Swasono kegiatan transmigrasi tersebut perlu ditempatkan dalam proposisi yang wajar  di dalam proses pembangunan. Mungkin akan menggusarkan beberapa pihak dan tidak lezat didengar. Akan tetapi, baginya kegiatan transmigrasi harus dilihat sebagai proyek turunan (derived project) dan bukan sebagai proyek utama (main project).

Artinya, transmigrasi bukan merupakan proyek itu sendiri, tetapi transmigrasi ada alasannya ialah adanya proyek induk atau proyek utama. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa transmigrasi tidak memegang peranan penting dalam proyek itu. Sebab dalam keterkaitan hubungan proyek utama dan turunan tersebut bukanlah hubungan subordinasi, tetapi hubungan integratif (Swasono, 1986: 333). Jika kita tetap membiarkan semata-mata alasannya ialah berpikir demografis-sentris yang sama, menyerupai zaman Raffles dan Du Bus, berlanjut ke zaman Heyting (1905), zaman pra-Depernas, zaman Depernas hingga sekarang, hal ini dikhawatirkan program-program yang lebih fundamental di luar itu akan terabaikan. Bukankah angka perpindahan penduduk Jawa sepanjang sejarahnya tidak pernah mengatakan pertambahan penduduk Jawa sekitar 2 juta jiwa per tahunnya selama kita menjalankan kegiatan transmigrasi tersebut (Swasono, 1986: 332). Belum lagi masalah-masalah sosial budaya yang terjadi antara penduduk transmigran dengan pribumi, sering menimbulkan hambatan pembatas antaretnis tersebut.

Download


Sumber
Supardan, Dadang. 2008. Pengantar Ilmu Sosial; Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bumi Aksara. Jakarta

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel