W.W. Rostow. Teori Tahapan Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan Ekonomi Modernisasi yang paling populer yaitu teori dari ekonom W.W. Rostow yang ditulis dalam bukunya The Stage of Economic Growth: A Non-Comunist Manifesto (1960) dan juga dalam The Process of Economic Growth (1953), kajiannya menggunakan pendekatan sejarah dalam menjelaskan proses perkembangan ekonomi. Menurut Rostow, perkembangan ekonomi suatu masyarakat mencakup lima tahap perkembangan, yaitu tahap masyarakat tradisional, tahap prakondisi tinggal landas, tahap tinggal landas, tahap kematangan (maturity), tahap konsumsi massa tinggi atau besar-besaran.
a. Tahap Tradisional
Masyarakat tradisional diartikan sebagai suatu masyarakat yang strukturnya berkembang di sepanjang fungsi produksi berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi pra-Newtonian, yaitu zaman dinasti-dinasti Cina, Peradaban Timur Tengah, tempat Mediterania, dan dunia Eropa pada Abad Pertengahan (Rostow, 1960:5). Dalam masyarakat ini, pertanian masih mendominasi acara ekonomi dan kekuatan politik umumnya masih pada penguasaan tanah. Ini tidak berarti bahwa pada masyarakat tersebut tidak ada perubahan ekonomi. Sebenarnya, banyak tanah sanggup digarap, skala dan rujukan perdagangan sanggup diperluas, manufaktur sanggup dibangun, dan produktivitas pertanian sanggup ditingkatkan sejalan dengan pertambahan penduduk yang nyata. Namun, fakta memperlihatkan bahwa impian untuk menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi modern secara teratur dan sistematis masih bertabrakan dengan suatu batas, yaitu tingkat output perkapita yang sanggup dicapai. Selain itu, struktur sosial masyarakat ibarat itu berjenjang, kekerabatan dan keluarga memainkan peranan yang memilih (Jhingan, 1994: 180).
b. Tahap Prakondisi Tinggal Landas
Tahap ini merupakan masa transisi di mana prasyarat-prasyarat pertumbuhan swadaya dibangun dan diciptakan. Di Eropa Barat, semenjak simpulan kala ke-15 dan awal kala ke-16 menempatkan kekuatan budi sehat (reasoning) dan ketidakpercayaan (skepticism) yang merupakan imbas empat kekuatan, yaitu Renaissance, Kerajaan Baru, Dunia Baru, dan Agama Baru atau Protestan, sebagai pengganti dogma (faith) dan kewenangan (authority), mengakhiri feodalisme, membawa ke kebangkitan negara kebangsaan, menanamkan semangat pengembaraan yang menghasilkan banyak sekali penemuan, dan dominannya kaum borjuis dalam dunia usaha. Manusia-manusia gres yang mau bekerja keras muncul memasuki sektor ekonomi swasta, pemerintah, atau keduanya, insan gres yang bersemangat menggalakkan tabungan dan berani mengambil risiko dalam mengejar keuntungan. Bank dan forum lain bermunculan untuk mengerahkan modal sehingga investasi meningkat di banyak sekali bidang, yaitu pengangkutan, perhubungan, dan materi mentah yang mempunyai daya tarik hemat bagi bangsa lain. Jangkauan perdagangan dari dalam dan luar negeri menjadi makin luas. Di mana-mana muncul perusahaan manufaktur yang menggunakan metode gres (Rostow, 1960: 6-7).
c. Tahap Tinggal Landas
Merupakan masa awal yang memilih di dalam suatu kehidupan masyarakat. “Ketika pertumbuhan mencapai kondisi normalnya... kekuatan modernisasi berhadapan dengan adat istiadat dan lembaga-lembaga. Nilai-nilai dan kepentingan masyarakat tradisional menciptakan terobosan yang memilih dan kepentingan bersama membentuk struktur masyarakat tersebut... bahwa pertumbuhan biasanya berjalan berdasarkan deret ukur, ibarat rekening tabungan yang bunganya dibiarkan bergabung dengan simpanan pokok,... revolusi industri yang berkaitan secara pribadi dengan perubahan radikal di dalam metode produksi yang dalam jangka waktu relatif singkat menyebabkan konsekuensi yang memilih (Rostow, 1960:9-11).
d. Tahap Kematangan (Maturity)
Rostow mendefinisikan tahap ini merupakan tahapan saat masyarakat telah dengan efektif menerapkan serangkaian teknologi modern terhadap keseluruhan sumber daya mereka. Masa ini pun merupakan suatu tahap pertumbuhan swadaya jangka panjang yang merentang melebihi masa empat dasawarsa. Teknik produksi gres menggantikan teknik yang lama. Berbagai sektor penting gres tercipta. Tingkat investasi neto lebih dari 10% dari pendapatan nasional.
Perekonomian bisa menahan segala guncangan yang tidak terduga. Dalam hal ini, Rostow memperlihatkan bukti-bukti simbolis kematangan teknologi pada negara-negara industri, ibarat Inggris (1850), Amerika Serikat (1900), Jerman (1910), Prancis (1910), Swedia (1930), Jepang (1940), Rusia (1950), dan Kanada (1950) (Jhingan, 1994:187).
e. Tahap Konsumsi Massa Tinggi atau Besar-besaran
Merupakan suatu masa yang ditandai dengan pencapaian banyak sektor penting (leading sector) dalam perekonomian berubah menuju produksi barang dan jasa konsumsi. Abad konsumsi besar-besaran pun ditandai dengan migrasi ke pinggiran kota, pemakaian kendaraan beroda empat secara luas, serta barang-barang konsumen dan peralatan rumah tangga yang tahan lama. Pada tahap ini, keseimbangan perhatian masyarakat beralih dari penawaran ke permintaan, dari duduk kasus produksi ke duduk kasus konsumsi, dan kesejahteraan dalam arti luas. Ada tiga kekuatan yang tampak dalam tahap purna remaja ini, yaitu sebagai berikut.
1. Penerapan kebijaksanaan untuk meningkatkan kekuasaan dan imbas melampaui batas-batas nasional
2. Ingin mempunyai suatu negara kesejahteraan dengan pemerataan pendapatan nasional yang lebih adil melalui pajak progresif, peningkatan jaminan sosial, dan akomodasi hiburan bagi para pekerja
3. Keputusan untuk membangun sentra perdagangan dan sektor penting ibarat mobil, rumah murah, banyak sekali peralatan rumah tangga yang menggunakan listrik, dan sebagainya (Jhingan, 1994:114)
Download
Sumber
Supardan, Dadang. 2008. Pengantar Ilmu Sosial; Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bumi Aksara. Jakarta
a. Tahap Tradisional
Masyarakat tradisional diartikan sebagai suatu masyarakat yang strukturnya berkembang di sepanjang fungsi produksi berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi pra-Newtonian, yaitu zaman dinasti-dinasti Cina, Peradaban Timur Tengah, tempat Mediterania, dan dunia Eropa pada Abad Pertengahan (Rostow, 1960:5). Dalam masyarakat ini, pertanian masih mendominasi acara ekonomi dan kekuatan politik umumnya masih pada penguasaan tanah. Ini tidak berarti bahwa pada masyarakat tersebut tidak ada perubahan ekonomi. Sebenarnya, banyak tanah sanggup digarap, skala dan rujukan perdagangan sanggup diperluas, manufaktur sanggup dibangun, dan produktivitas pertanian sanggup ditingkatkan sejalan dengan pertambahan penduduk yang nyata. Namun, fakta memperlihatkan bahwa impian untuk menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi modern secara teratur dan sistematis masih bertabrakan dengan suatu batas, yaitu tingkat output perkapita yang sanggup dicapai. Selain itu, struktur sosial masyarakat ibarat itu berjenjang, kekerabatan dan keluarga memainkan peranan yang memilih (Jhingan, 1994: 180).
b. Tahap Prakondisi Tinggal Landas
Tahap ini merupakan masa transisi di mana prasyarat-prasyarat pertumbuhan swadaya dibangun dan diciptakan. Di Eropa Barat, semenjak simpulan kala ke-15 dan awal kala ke-16 menempatkan kekuatan budi sehat (reasoning) dan ketidakpercayaan (skepticism) yang merupakan imbas empat kekuatan, yaitu Renaissance, Kerajaan Baru, Dunia Baru, dan Agama Baru atau Protestan, sebagai pengganti dogma (faith) dan kewenangan (authority), mengakhiri feodalisme, membawa ke kebangkitan negara kebangsaan, menanamkan semangat pengembaraan yang menghasilkan banyak sekali penemuan, dan dominannya kaum borjuis dalam dunia usaha. Manusia-manusia gres yang mau bekerja keras muncul memasuki sektor ekonomi swasta, pemerintah, atau keduanya, insan gres yang bersemangat menggalakkan tabungan dan berani mengambil risiko dalam mengejar keuntungan. Bank dan forum lain bermunculan untuk mengerahkan modal sehingga investasi meningkat di banyak sekali bidang, yaitu pengangkutan, perhubungan, dan materi mentah yang mempunyai daya tarik hemat bagi bangsa lain. Jangkauan perdagangan dari dalam dan luar negeri menjadi makin luas. Di mana-mana muncul perusahaan manufaktur yang menggunakan metode gres (Rostow, 1960: 6-7).
c. Tahap Tinggal Landas
Merupakan masa awal yang memilih di dalam suatu kehidupan masyarakat. “Ketika pertumbuhan mencapai kondisi normalnya... kekuatan modernisasi berhadapan dengan adat istiadat dan lembaga-lembaga. Nilai-nilai dan kepentingan masyarakat tradisional menciptakan terobosan yang memilih dan kepentingan bersama membentuk struktur masyarakat tersebut... bahwa pertumbuhan biasanya berjalan berdasarkan deret ukur, ibarat rekening tabungan yang bunganya dibiarkan bergabung dengan simpanan pokok,... revolusi industri yang berkaitan secara pribadi dengan perubahan radikal di dalam metode produksi yang dalam jangka waktu relatif singkat menyebabkan konsekuensi yang memilih (Rostow, 1960:9-11).
d. Tahap Kematangan (Maturity)
Rostow mendefinisikan tahap ini merupakan tahapan saat masyarakat telah dengan efektif menerapkan serangkaian teknologi modern terhadap keseluruhan sumber daya mereka. Masa ini pun merupakan suatu tahap pertumbuhan swadaya jangka panjang yang merentang melebihi masa empat dasawarsa. Teknik produksi gres menggantikan teknik yang lama. Berbagai sektor penting gres tercipta. Tingkat investasi neto lebih dari 10% dari pendapatan nasional.
e. Tahap Konsumsi Massa Tinggi atau Besar-besaran
Merupakan suatu masa yang ditandai dengan pencapaian banyak sektor penting (leading sector) dalam perekonomian berubah menuju produksi barang dan jasa konsumsi. Abad konsumsi besar-besaran pun ditandai dengan migrasi ke pinggiran kota, pemakaian kendaraan beroda empat secara luas, serta barang-barang konsumen dan peralatan rumah tangga yang tahan lama. Pada tahap ini, keseimbangan perhatian masyarakat beralih dari penawaran ke permintaan, dari duduk kasus produksi ke duduk kasus konsumsi, dan kesejahteraan dalam arti luas. Ada tiga kekuatan yang tampak dalam tahap purna remaja ini, yaitu sebagai berikut.
1. Penerapan kebijaksanaan untuk meningkatkan kekuasaan dan imbas melampaui batas-batas nasional
2. Ingin mempunyai suatu negara kesejahteraan dengan pemerataan pendapatan nasional yang lebih adil melalui pajak progresif, peningkatan jaminan sosial, dan akomodasi hiburan bagi para pekerja
3. Keputusan untuk membangun sentra perdagangan dan sektor penting ibarat mobil, rumah murah, banyak sekali peralatan rumah tangga yang menggunakan listrik, dan sebagainya (Jhingan, 1994:114)
Download
Sumber
Supardan, Dadang. 2008. Pengantar Ilmu Sosial; Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bumi Aksara. Jakarta