Kesadaran

Konsep kesadaran mempunyai makna inti yang merujuk pada suatu kondisi atau kontinum di mana kita bisa merasakan, berpikir, dan menciptakan persepsi (Wright, 2000: 162). Kesadaran pun sangat dipengaruhi oleh sudut pandang individual, dan kita mungkin sanggup menyampaikan bahwa aspek-aspek subjektif dari kesadaran itu berada di luar klarifikasi sistem ilmu pengetahuan yang didasarkan pada pemahaman bersama, bahkan berada di luar semua makna yang terkonstruksikan secara sosial.
Dalam hal ini, William James* mengawali kritik dan sintesis apakah pikiran itu bersumber pada otak bahan ataukah jiwa nonmateri, yang selanjutnya menjadi sumber perdebatan sengit pada masa ke-19. Kemudian ia menyimpulkan bahwa pikiran secara psikologis ada pada otak, namun pikiran mempunyai hukum-hukum tersendiri. Analisisnya mengenai kesadaran dimulai dengan introspeksi, secara umum kesadaran dipandang sebagai suatu rangkaian dan senantiasa berubah, serta terkait dengan persepsi* diri, selalu mempunyai objek, bersikap selektif dan evaluatif. Dikatakan berubah alasannya dalam kesadaran mempunyai rentang tertentu, bersifat terbatas, dan ada pula keterbatasan dalam memori pribadi sehingga daya ingat kita perihal masa lampau pun terbatas dan fluktuatif. Dengan demikian, kesadaran tergantung pada fungsi-fungsi otak tertentu.


Serangkaian studi pada pasien yang mengalami kerusakan otak menunjukan hal itu. jikalau konteks visual salah satu sisi otak ada gangguan jawaban penyempitan pembuluh darah maka sisi yang terdapat pada bab otak visual akan lenyap sampai separuhnya. Bahkan, pada kasus tertentu, pasien akan kehilangan penglihatan (Wright, 2000: 163). Hal itu berarti ada disosiasi antara pengalaman sadar dalam melihat sesuatu dengan proses visual yang diharapkan otak untuk memberi tahu kita bahwa mata kita melihat sesuatu. Visi yang tanpa mempunyai kesadaran disebut blindsight (Weiskrantz, 1986). Jika korteks bab kanan rusak, pasien cenderung mengalami suatu sindrom yang dikenal dengan pengabaian unilateral. Dalam hal ini, mereka kehilangan kesadaran diri. Menurut Bisiach dan Luzzatti (1978) menunjukkan bahwa pengabaian unilateral sanggup merusak daya imajinasi maupun pemahaman terhadap dunia nyata. Bahkan, gangguan tersebut merupakan bentuk acara berskala tinggi, di mana reaksi pasien menyerupai itu terhadap stimuli apa pun akan bersifat otomatis, termasuk bercakap-cakap tanpa disadarinya.


Download


Sumber
Supardan, Dadang. 2008. Pengantar Ilmu Sosial; Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bumi Aksara. Jakarta

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel