Hasan Hanafi. Islam Sebagai Sebuah Instruksi Etik Universal: Sikap Yang Baik

Segera sesudah transendensi dinyatakan sebagai Prinsip Epistemologi*, Ontologi* dan Aksiologi*, dia tampak dalam tindakan insan sebagai sikap yang baik. Dikarenakan transendensi merupakan sebuah Prinsip Universal, sikap yang baik juga merupakan sikap universal. Pengalaman insan yang terakumulasi sanggup mengatakan sebuah konsensus untuk apa sikap universal itu. Dikarenakan transendensi menyemburkan semua relativisme, subjektivisme, skeptisisme dan agnotisisme, sikap universal sanggup dirasakan oleh semua manusia. Setiap agama mengelu-elukan sikap universal sebagai landasan kepercayaan: tujuh komandan dalam agama Yahudi, khotbah di atas gunung dalam agama Kristen, enam pengasingan dalam agama Budha, semua ini merupakan beberapa pola dari sikap yang baik. Ini sanggup menjadi positif ibarat “cintailah tetanggamu” atau negatif ibarat “kamu dihentikan membunuh”.
Harapan dalam agama Yahudi, kedermawanan dalam agama Katolik dan keimanan dalam agama Islam juga merupakan bentuk dasar (prototype) sikap yang baik. Perilaku yang baik sanggup dirumuskan dalam cara Kantian “berbuatlah seperti perilakumu sanggup dipakai sebagai peraturan bagi semua ma.

Perilaku universal didasarkan pada cita-cita Tuhan. Keinginan Tuhan merupakan pengalaman manusiawi yang dirasakan oleh setiap orang. Ia merupakan ungkapan kesalehan yang dalam, keikhlasan yang sangat tinggi dan kesucian yang absolut. Perilaku baik tanpa didasari niat baik, akan rapuh. Ia akan berhenti segera sesudah motivasinya berubah. Bahkan dia akan menjadi tidak etis lantaran dilandaskan pada kemunafikan dan “perilaku berstandar ganda” (double standar behavior). Perilaku yang baik dalam penampilan lahirnya sanggup saja ditandai dengan niat jahat, yang membiarkan ruangan dalam hati dihinggapi penipuan dan pengkhianatan. Perilaku yang baik yang hanya dibagian luar tidak sanggup dipakai sebagai komponen dalam Etika Global alasannya dia sanggup berubah, tidak kukuh dan mementingkan diri sendiri (self-interested). Hanya sikap baik yang didasari dengan niat yang baik yang akan permanen, kukuh dan tidak mementingkan diri sendiri. Perilaku yang baik yang didasari oleh niat yang baik tampak dari sikap impulsif dan heroik. Dengan memakai istilah Bergsonian*, sikap yang baik merupakan agresi spiritual (spiritual act) “elan vital” yang mengungkapkan kebaikan dari sifat dasar manusia.

Perilaku yang baik merupakan fondasi internal dalam pikiran dan perasaan, dan aktualisasi eksternal dalam ucapan dan perbuatan. Perilaku internal sebagai pikiran dan perasaan yang murni merupakan sebuah perbuatan yang dilakukan secara sadar yang ibarat dengan doa dalam hati dari orang-orang beriman atau bagi kesalehan internal bagi penganut ajaran kebatinan. Etika Global bagi Solidaritas Kemanusiaan memerlukan sikap eksternal, lantaran seluruh dunia tidak sanggup menjadi sebuah candi yang sunyi atau kawasan sepi para penganut kebatinan. Meski demikian, sikap eksternal sendiri tanpa didasari secara internal dalam pikiran dan perasaan—meskipun hal tersebut memuaskan kebutuhan material tertentu—bukan merupakan sikap universal yang baik, lantaran dia kekurangan niat baik. Dalam kasus ini, sikap eksternal sanggup berupa kemunafikan bila dia tampak baik secara eksternal namun secara internal dia tidak mempunyai fondasi, baik dalam pikiran maupun perasaan.

Contoh sikap baik secara internal yang hanya didasari oleh pikiran, tanpa perasaan, yaitu pinjaman asing, dengan adat “memberi dan menerima”, sebuah kalkulus komputer matematika dan jumlah kuantitatif, diberikan kepada yang memerlukan dan dipahami sebagai harta. Harta hanya ditambahkan ke dalam harta yang lain. Kadang-kadang, perasaan baik, simpati, perasaan kasihan, bahkan tanpa sikap eksternal yang diwujudkan dalam satu benda mempunyai nilai yang lebih dibandingkan satu benda yang diberikan tanpa perasaan. Perilaku baik yang secara internal hanya didasari oleh perasaan tanpa pikiran maka dia akan gampang berubah pendirian, menjadi sasaran nafsu dan mood kejiwaan. Rasa kasihan—yang terpisah dari kesadaran teoretis negara di dunia dan distribusi kesejahteraan yang nyata—hanya merupakan simpati murni insan tanpa pengetahuan, membiarkan ilmu alam dan pengetahuan berada di tangan elit politik sosial yang kuat.


Jika sikap baik itu secara internal ditegakkan dengan baik dalam pikiran dan perasaan, namun dia hanya diwujudkan dalam ucapan, berwujud kata-kata dan ungkapan, dalam kalimat dan deklarasi, maka sikap tersebut akan menjadi tidak komplit, lemah, dan tidak manjur. Mencela kejahatan tanpa mencegahnya, atau menyatakan kebaikan tanpa melakukannya merupakan ucapan yang tidak berlaku lagi (basi), hanya adat global bagi solidaritas kemanusiaan yang bersifat retoris. Hal itu penting dalam kampanye politik dan mobilisasi massa, tapi mempunyai keterbatasan dan kekurangan. Orang tidak hanya perlu ucapan tapi juga perbuatan. Kadang-kadang perbuatan merupakan argumen simpel yang lebih meyakinkan daripada kata-kata sederhana sekalipun.

Perilaku yang baik menjadi sinonim dengan transendensi, lantaran keduanya merupakan manifestasi dari Prinsip Universal, satu dikala ada dalam teori dan satu dikala ada dalam praktik. Bahkan bila transendensi jatuh ke dalam gambaran insan dan rumusan bahasa, sikap yang baik sanggup menjadi sebuah alternatif titik persinggungan. Oleh lantaran esensi Islam adalah: afiliasi terhadap Prinsip Universal dan manifestasi dari sikap yang baik, Islam sanggup dengan gampang dipahami sebagai adat global bagi solidaritas kemanusiaan. Prinsip Universal merupakan basis teoretis bagi Etika Global, dan sikap baik merupakan dasar simpel bagi Solidaritas Kemanusiaan.

Sumber
Hasan Hanafi. 2007. Islam dan Humanisme; Aktualisasi Humanisme Islam di Tengah Krisis Humanisme Universal. Pustaka Pelajar. Yogyakarta


Download

Baca Juga

Baca Juga

1. Hasan Hanafi. Sekilas Biografi dan Karya
2. Hasan Hanafi. Pemikiran dan Karya
3. Hasan Hanafi. Esensi Islam 
4. Hasan Hanafi. Islam sebagai Sebuah Prinsip Universal: Transendensi
5. Hasan Hanafi. Islam sebagai Sebuah Aksi yang Menyatu bagi Kelangsungan Hidup Manusia 

Artikel Terkait

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel