Tiga Macam Siklus Mencar Ilmu Lawson
Ada tiga macam siklus belajar: deskriptif, empiris-induktif, dan hipotesis-deduktif. Perbedaan antara ketiga macam siklus belajar ini terletak pada derajat keterlibatan para siswa dalam mengumpulkan data apakah secara deskriptif murni atau dimulai dengan menguji hipotesis secara terpimpin. Oleh lantaran itu, ketiga macam siklus berguru itu mewakili tiga titik sepanjang suatu kontinum sains deskriptif ke sains eksperimental.
Dengan sendirinya ketiga macam siklus berguru berbeda dalam inisiatif siswa, pengetahuan, dan kemampuan menalar. Dalam hal menalar, siklus berguru deskriptif pada umumnya hanya menghendaki pola-pola deskriptif (seriasi, klasifikasi, konservasi), sedangkan siklus berguru hipotesis-deduktif menghendaki penggunaan tumpuan tingkat tinggi (mengendalikan variabel, daypikir korelasional, daypikir hipotesis-deduktif). Siklus berguru empiris-deduktif yakni intermediate dan menghendaki pola-pola daypikir deskriptif, tetapi biasanya melibatkan pula beberapa tumpuan tingkat tinggi.
1. Siklus berguru deskriptif
Dalam siklus berguru deskriptif para siswa menemukan dan menggambarkan suatu tumpuan empiris dalam konteks khusus (eksplorasi); guru memberi tumpuan nama (pengenalan istilah); lalu tumpuan diidentifikasi dalam konteks-konteks lain (aplikasi konsep). Macam siklus berguru ini disebut deskriptif lantaran para siswa dan guru hanya menguraikan apa yang mereka amati, tanpa perjuangan menyusun hipotesis untuk membuktikan pengamatan-pengamatan mereka. Siklus berguru deskriptif menjawab Apa, tetapi tidak mengakibatkan pertanyaan sebab, yaitu mengapa.
2. Siklus berguru empiris-induktif
Dalam siklus berguru empiris-induktif, para siswa juga menemukan dan menggambarkan suatu tumpuan empiris dalam konteks khusus (eksplorasi), tetapi mereka melanjutkan dengan memperlihatkan sebab-sebab yang memungkinkan tumpuan itu. Hal ini membutuhkan penggunaan daypikir analogi untuk memindahkan istilah/konsep yang telah dipelajari dalam konteks lain pada konteks yang gres (pengenalan istilah). Istilah-istilah itu sanggup dikemukakan oleh para siswa, guru, atau keduanya. Dengan bimbingan guru, lalu para siswa menyaring data yang telah dikumpulkan selama fase eksplorasi untuk melihat apakah sebab-sebab yang dihipotesiskan konsisten dengan data itu dan fenomena lain yang dikenal (aplikasi konsep). Dengan kata lain, observasi dilakukan dengan cara deskriptif, tetapi siklus berguru ini berjalan terus untuk menghasilkan dan mulai menguji suatu lantaran (sebab-sebab). Oleh lantaran itu, disebut empiris-induktif.
3. Siklus berguru hipotesis-deduktif
Siklus berguru ketiga, hipotesis- deduktif, dimulai dengan suatu pertanyaan lantaran dan para siswa diminta untuk menyusun balasan yang mungkin (hipotesis). Kemudian, lalu para siswa diminta untuk menurunkan konsekuensi logis hipotesa-hipotesa ini, dan secara eksplisit merencanakan dan melakukan eksperimen untuk menguji hipotesis itu (eksplorasi). Analisis hasil-hasil eksperimen sanggup menolak beberapa hipotesis, yang lain diterima, dan istilah-istilah diperkenalkan (pengenalan istilah). Akhirnya konsep-konsep yang relevan dan pola-pola daypikir yang terlibat dan ddiskusikan sanggup di lalu hari diterapkan dalam situasi-situasi lain (aplikasi konsep). Secara eksplisit pengajuan dan pengujian hipotesis dengan membandingkan deduksi-deduksi logis dengan hasil-hasil empiris diharapkan dalam siklus berguru ini sehingga diberi nama hipotesis-deduktif.
Sumber
Dahar, Ratna Wilis. 2006. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Erlangga. Jakarta
Download
Baca Juga
1. Teori Pembelajaran Lawson
2. Perkembangan Siklus Belajar Lawson
3. Pembelajaran dan Siklus Belajar Lawson
1. Siklus berguru deskriptif
Dalam siklus berguru deskriptif para siswa menemukan dan menggambarkan suatu tumpuan empiris dalam konteks khusus (eksplorasi); guru memberi tumpuan nama (pengenalan istilah); lalu tumpuan diidentifikasi dalam konteks-konteks lain (aplikasi konsep). Macam siklus berguru ini disebut deskriptif lantaran para siswa dan guru hanya menguraikan apa yang mereka amati, tanpa perjuangan menyusun hipotesis untuk membuktikan pengamatan-pengamatan mereka. Siklus berguru deskriptif menjawab Apa, tetapi tidak mengakibatkan pertanyaan sebab, yaitu mengapa.
2. Siklus berguru empiris-induktif
Dalam siklus berguru empiris-induktif, para siswa juga menemukan dan menggambarkan suatu tumpuan empiris dalam konteks khusus (eksplorasi), tetapi mereka melanjutkan dengan memperlihatkan sebab-sebab yang memungkinkan tumpuan itu. Hal ini membutuhkan penggunaan daypikir analogi untuk memindahkan istilah/konsep yang telah dipelajari dalam konteks lain pada konteks yang gres (pengenalan istilah). Istilah-istilah itu sanggup dikemukakan oleh para siswa, guru, atau keduanya. Dengan bimbingan guru, lalu para siswa menyaring data yang telah dikumpulkan selama fase eksplorasi untuk melihat apakah sebab-sebab yang dihipotesiskan konsisten dengan data itu dan fenomena lain yang dikenal (aplikasi konsep). Dengan kata lain, observasi dilakukan dengan cara deskriptif, tetapi siklus berguru ini berjalan terus untuk menghasilkan dan mulai menguji suatu lantaran (sebab-sebab). Oleh lantaran itu, disebut empiris-induktif.
3. Siklus berguru hipotesis-deduktif
Siklus berguru ketiga, hipotesis- deduktif, dimulai dengan suatu pertanyaan lantaran dan para siswa diminta untuk menyusun balasan yang mungkin (hipotesis). Kemudian, lalu para siswa diminta untuk menurunkan konsekuensi logis hipotesa-hipotesa ini, dan secara eksplisit merencanakan dan melakukan eksperimen untuk menguji hipotesis itu (eksplorasi). Analisis hasil-hasil eksperimen sanggup menolak beberapa hipotesis, yang lain diterima, dan istilah-istilah diperkenalkan (pengenalan istilah). Akhirnya konsep-konsep yang relevan dan pola-pola daypikir yang terlibat dan ddiskusikan sanggup di lalu hari diterapkan dalam situasi-situasi lain (aplikasi konsep). Secara eksplisit pengajuan dan pengujian hipotesis dengan membandingkan deduksi-deduksi logis dengan hasil-hasil empiris diharapkan dalam siklus berguru ini sehingga diberi nama hipotesis-deduktif.
Sumber
Dahar, Ratna Wilis. 2006. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Erlangga. Jakarta
Download
Baca Juga
Baca Juga
1. Teori Pembelajaran Lawson
2. Perkembangan Siklus Belajar Lawson
3. Pembelajaran dan Siklus Belajar Lawson