Metode Brainstorming

Metode curah pendapat (brainstorming) yaitu metode pengumpulan sejumlah besar gagasan dari sekelompok orang dalam waktu singkat. Metode ini sering dipakai dalam pemecahan/penyelesaian problem yang kreatif dan sanggup dipakai sendiri atau sebagai bab dari taktik lain. Kegiatan curah pendapat sangat berkhasiat untuk membangkitkan semangat berguru dan suasana menyenangkan dalam acara kelompok, serta menyebarkan wangsit kreatif masing-masing akseptor didik. Metode ini dipakai untuk menghasilkan sebanyak mungkin gagasan mengenai topik tertentu.

Brainstorming dirancang semoga diskusi menjadi menyenangkan dan santai, tetapi harus mentaati hukum yang ditetapkan semoga berhasil. Ada perangkat hukum bagi akseptor yang harus diikuti dan mekanisme yang dirancang secara terperinci terhadap seluruh kegiatan.  Aturan-aturan tersebut dirancang untuk membantu proses berpikir kreatif dan mengatasi banyak sekali kendala untuk menyebarkan ide-ide gres yang dimiliki setiap orang. Peraturan dalam melaksanakan brainstorming yaitu sebagai berikut.
1. Tidak ada kritik
Guru tidak boleh mengkritik wangsit yang disampaikan dan setiap wangsit diperbolehkan/dicatat. Peserta didik juga tidak boleh menilai atau mengkritik wangsit dalam tahap mengeluarkan ide. Penilaian ditangguhkan hingga tahap penilaian ide. Jika tidak ada penilaian dan kritik pada tahap penyampaian ide, kendala dalam memberikan wangsit sanggup diatasi sehingga potensi kreatif individu atau kelompok sanggup berkembang.
2. Bebas dan santai
Setiap akseptor didik bebas untuk menyumbangkan wangsit setiap ketika dan membangun ide-ide lain bagi dirinya.
3. Fokus pada kuantitas wangsit (bukan kualitas)
Tujuan acara yaitu untuk menghasilkan wangsit sebanyak mungkin. Pada tahap awal kegiatan, sangat penting untuk menggali wangsit sebanyak mungkin tanpa memperhatikan kualitas wangsit yang disampaikan akseptor didik. Guru sebaiknya memutuskan target, contohnya seratus wangsit dalam 20 menit.
4. Setiap wangsit harus dicatat
Setiap wangsit harus ditulis, walaupun bukan merupakan wangsit yang anggun atau seolah-olah dengan wangsit yang telah disampaikan sebelumnya, asalkan dikemukakan dengan cara yang berbeda.
5. Inkubasi sebelum mengevaluasi
Langkah ini merupakan langkah yang sering dilupakan, namun penting untuk dilakukan. Peserta didik harus diberi kesempatan untuk berhenti atau istirahat (beberapa menit atau mungkin satu malam) sehabis tahap mengemukakan ide.

Tahapan yang umum dilakukan dalam dalam mengumpulkan dan mengevaluasi wangsit melalui brainstorming yaitu sebagai berikut.

Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan brainstorming pada umumnya yaitu 20 hingga 30 menit untuk tahap pembangkitan wangsit dan 40 hingga 60 menit untuk tahap evaluasi. Kegiatan ini sanggup memakai flipchart atau papan tulis (whiteboard/blackboard) dengan kelengkapan alat tulisnya (spidol atau kapur).

Tahapan pelaksanaan acara curah pendapat (brainstorming) yaitu sebagai berikut
1. Pahami hukum untuk melaksanakan brainstorming dan sampaikan atau kemukakan kembali hukum tersebut, serta menempelkannya di dinding sehingga semua akseptor didik sanggup melihat lembaran hukum tersebut.
2. Tuliskan topik bahasan pada flipchart atau papan tulis/white board, yakni: apa yang akan dibahas dalam brainstorming? Topik sanggup dipersiapkan sesuai silabus atau diperoleh menurut pola aktual dari kelompok atau membuat topik menyenangkan untuk penguasaan sebuah teknik.


3. Guru menunjuk seorang akseptor didik untuk menulis ide-ide di flipchart/papan tulis. Peserta didik yang dipilihhendaknya sanggup menulis dengan cepat dan terbaca.
4. Guru meminta akseptor didik atau kelompok untuk mengemukakan wangsit yang terkait dengan topik yang dibahas. Ide yang dikemukakan dicatat di flipchart/papan tulis. Jika halaman flipchart sudah penuh, kertas flipchart ditempelkan di dinding sehingga semua wangsit terpajang. Jika memakai papan tulis buat intrisarinya saja sehingga sanggup ditulis semuanya. Pengumpulan wangsit tidak boleh bila tidak ada lagi wangsit yang dihasilkan atau batas waktu pengumpulan wangsit telah tercapai.
5. Berhenti dan istirahat untuk menetaskan wangsit (masa inkubasi). Jika direncanakan untuk melanjutkan ketahap penilaian (pada satu pertemuan), istirahat sanggup diselingi dengan diskusi untuk mengklarifikasi ide-ide tersebut, bukan untuk mengkritik.
6. Tahap penilaian ide. Evaluasi dilakukan sehabis masa inkubasi. Sebelum memilah dan menentukan wangsit praktis, biarkan kelompok untuk meninjau setiap ide. Gunakan acara peninjauan ini sebagai kerikil loncatan untuk menyebarkan wangsit menjadi pilihan praktis. Kelompok mulai mengurangi daftar wangsit yang telah dicatat menjadi beberapa wangsit potensial dan menarik untuk dianalisis dan dipertimbangkan lebih lanjut.

Kegiatan brainstorming sanggup dilakukan pada masing-masing kelompok dengan memperhatikan kualitas wangsit yang diajukan. Kertas ukuran kuarto sanggup dipakai bila flipchart tidak tersedia. Setiap kelompok harus menghasilkan wangsit yang baik dan tidak dimonopoli oleh pimpinan kelompok . bila anggota kelompok tidak aktif menyumbangkan wangsit akhir manipulasi ketua kelompok, guru perlu menekankan kembali hukum dan prose, dan membangun reaksi positif kelompok menjadi latihan dan proses. Hal lain yang perlu ditinjau pada kelompok yaitu kualitas pemimpin/ketua kelompok yang seharusnya antusias, mempunyai rasa humor, bisa mengemukakan wangsit sendiri ketika wangsit kelompok mulai mengering, dan hal lain yang sanggup membantu keberhasilan kelompok.

Sumber
Sani, Ridwan Abdullah. 2015. Inovasi Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta


Download

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel