Project Based Learning
Pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning (PjBL) dilakukan untuk memperdalam pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dengan cara menciptakan karya atau proyek yang terkait dengan materi asuh dan kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh penerima didik. Proyek yang dibentuk sebaiknya terkait dengan kebutuhan masyarakat, contohnya pompa air sederhana untuk menolong masyarakat untuk memperoleh air bersih, pupuk organik dari lingkungan sekitar, model tas dari materi limbah plastik rumah tangga, film wacana kerusakan lingkungan dan lain sebagainya. Proyek yang dibentuk juga sanggup berupa prototipe atau produk sederhana, misalnya: goresan pena untuk koran lokal atau majalah dinding wacana permasalahan lingkungan.
Metode PjBL ini meliputi acara menuntaskan persoalan (problem solving), pengambilan keputusan, keterampilan melaksanakan investigasi, dan keterampilan menciptakan karya. Peserta didik harus fokus pada penyelesaian persoalan atau pertanyaan yang memandu mereka untuk memahami konsep dan prinsip yang terkait dengan proyek. Masing-masing kelompok mencar ilmu mungkin mengajukan proyek yang berbeda untuk menuntaskan permasalahan yang permasalahan yang ditemui. Pembuatan proyek mungkin berlangsung usang dan juga sanggup memerlukan penguasaan beberapa materi mata pelajaran yang berbeda (antarmata pelajaran). Guru berperan dalam membantu penerima didik merencanakan pengerjaan proyek, menganalisis denah atau rancangan proyek kalau diminta oleh kelompok, mengurus kebutuhan kolaborasi yang mungkin diperlukan, dan sebagainya. Namun, tidak menawarkan aba-aba wacana bagaimana menuntaskan proyek yang direncanakan oleh penerima didik. Pemahaman penerima didik secara mendalam wacana konsep dan prinsip merupakan sasaran yang dikehendaki dalam melibatkan mereka mengerjakan sebuah proyek.
Tahap pertama pembelajaran yakni memberikan tujuan pembelajaran, kompetensi yang harus dimiliki oleh penerima didik, dan materi asuh yang harus dikuasai. Selanjutnya penerima didik membentuk kelompok mencar ilmu dan mengidentifikasi permasalahan yang ada di lingkungan atau masyarakat yang terkait dengan tujuan pembelajaran atau materi pembelajaran. Kelompok mencar ilmu menciptakan planning atau rancangan karya untuk mengatasi permasalahan atau menjawab pertanyaan yang diidentifikasi. Kemudian, mereka mengerjakan proyek dan berupaya memahami konsep serta prinsip yang terkait dengan materi asuh secara mendalam.
Tahap terakhir pembelajaran berbasis proyek yakni menampilkan atau memamerkan proyek yang telah dibentuk pada khalayak ramai, contohnya pada acara sekolah yang mengundang orang bau tanah dan masyarakat sekitar. Tahapan ini merupakan penghargaan bagi penerima didik dan pihak-pihak yang membantu dalam mengerjakan proyek. Peserta didik diberi kesempatan untuk menjelaskan wacana proses pembuatan proyek, deskripsi, dan manfaat dari proyek yang dibuat. Tahapan pembelajaran PjBL secara umum digambarkan sebagai berikut.
Sumber
Sani, Ridwan Abdullah. 2015. Inovasi Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta
Download
Lihat Juga
1. Pembelajaran Induktif
2. Pembelajaran Inkuiri
3. Metode Discovery
4. Siklus Belajar (Learning Cycle)
Metode PjBL ini meliputi acara menuntaskan persoalan (problem solving), pengambilan keputusan, keterampilan melaksanakan investigasi, dan keterampilan menciptakan karya. Peserta didik harus fokus pada penyelesaian persoalan atau pertanyaan yang memandu mereka untuk memahami konsep dan prinsip yang terkait dengan proyek. Masing-masing kelompok mencar ilmu mungkin mengajukan proyek yang berbeda untuk menuntaskan permasalahan yang permasalahan yang ditemui. Pembuatan proyek mungkin berlangsung usang dan juga sanggup memerlukan penguasaan beberapa materi mata pelajaran yang berbeda (antarmata pelajaran). Guru berperan dalam membantu penerima didik merencanakan pengerjaan proyek, menganalisis denah atau rancangan proyek kalau diminta oleh kelompok, mengurus kebutuhan kolaborasi yang mungkin diperlukan, dan sebagainya. Namun, tidak menawarkan aba-aba wacana bagaimana menuntaskan proyek yang direncanakan oleh penerima didik. Pemahaman penerima didik secara mendalam wacana konsep dan prinsip merupakan sasaran yang dikehendaki dalam melibatkan mereka mengerjakan sebuah proyek.
Tahap pertama pembelajaran yakni memberikan tujuan pembelajaran, kompetensi yang harus dimiliki oleh penerima didik, dan materi asuh yang harus dikuasai. Selanjutnya penerima didik membentuk kelompok mencar ilmu dan mengidentifikasi permasalahan yang ada di lingkungan atau masyarakat yang terkait dengan tujuan pembelajaran atau materi pembelajaran. Kelompok mencar ilmu menciptakan planning atau rancangan karya untuk mengatasi permasalahan atau menjawab pertanyaan yang diidentifikasi. Kemudian, mereka mengerjakan proyek dan berupaya memahami konsep serta prinsip yang terkait dengan materi asuh secara mendalam.
Sumber
Sani, Ridwan Abdullah. 2015. Inovasi Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta
Download
Lihat Juga
1. Pembelajaran Induktif
2. Pembelajaran Inkuiri
3. Metode Discovery
4. Siklus Belajar (Learning Cycle)