Anthony Giddens. Teori Strukturasi

Pemaduan Agensi-Struktur Anthony Giddens
Salah satu perjuangan menggabungkan agensi dan struktur yang paling populer dan diungkapkan dengan paling terang yaitu teori strukturasi Anthony Giddens*. Giddens melangkah begitu jauh dengan mengatakan, “Setiap penyelidikan riset di dalam ilmu-ilmu sosial atau sejarah terlibat di dalam menghubungkan tindakan [sering dipakai secara sinonim dengan agensi] dengan struktur... tidak ada pengertian ketika struktur ‘menentukan’ tindakan atau sebaliknya” (1984:219).

Meskipun Giddens bukan seorang Marxis, ada dampak Marxian yang sangat berpengaruh di dalam karyanya, dan ia bahkan melihat The Constitution of Society sebagai suatu refleksi yang diperluas atas ucapan Marx* yang intinya terpadu: “Manusia menciptakan sejarah, tetapi mereka tidak membuatnya sama persis menyerupai yang mereka senangi; mereka tidak membuatnya di bawah keadaan-keadaan yang mereka pilih sendiri, tetapi di bawah keadaan-keadaan yang pribadi dijumpai, yang sudah ada, dan terpancar dari masa lampau” (Marx, 1869/1963:15).


Teori Marx* hanyalah salah satu dari banyak input teoretis ke dalam teori strukturasi. Pada suatu ketika dan pada ketika yang lain, Giddens* telah menganalisis dan mengkritik sebagian besar orientasi teoritis utama dan memperoleh sederetan wangsit yang bermanfaat dari mereka. Teori strukturasi luar biasa eklektik; dalam faktanya, Craib (1992: 20-31) menggarisbawahi sembilan input utama ke dalam pemikiran Giddens.

Giddens menyurvei sederetan luas teori-teori yang mulai dengan individu/agen (contohnya, interaksionisme simbolik) atau masyarakat/struktur (contohnya, fungsionalisme struktural) dan menolak kedua alternatif kutub tersebut. Giddens berargumen bahwa yang lebih sempurna yaitu kita harus mulai dengan “praktik-praktik sosial yang berulang” (1989:252). Untuk memberi rincian sedikit lagi, ia berargumen: “Domain dasar dari studi-studi ilmu sosial, berdasarkan teori strukturasi, bukan pengalaman pemain drama individual, juga bukan keberadaan segala bentuk totalitas sosial, tetapi praktik-praktik sosial yang tersusun lintas ruang dan waktu” (Giddens, 1984:2).

Inti teori strukturasi Giddens*, dengan fokusnya pada praktik-praktik sosial, yaitu suatu teori mengenai hubungan antara agensi dan struktur. Menurut Richard J. Bernstein: “Inti persis teori strukturasi dimaksudkan untuk menjelaskan dualitas dan pengaruh-mempengaruhi dialektis antara agensi dan struktur” (1989:23). Oleh alasannya yaitu itu, agensi dan struktur tidak sanggup dianggap sebagai bab dari satu sama lain; mereka yaitu dua sisi dari mata uang yang sama. Di dalam istilah Giddens*, mereka yaitu suatu dualitas. Semua tindakan sosial mencakup struktur, dan semua struktur mencakup tindakan sosial. Agensi dan struktur terjalin tidak terpisahkan di dalam acara atau praktik-praktik insan yang berkelanjutan.

Seperti ditunjukkan sebelumnya, titik tolak analisis Giddens* yaitu praktik-praktik manusia, tetapi ia menegaskan bahwa mereka sanggup dilihat sebagai hal yang berulang. Yakni, kegiatan-kegiatan yang “tidak diciptakan oleh aktor-aktor sosial, tetapi senantiasa diciptakan kembali oleh mereka melalui cara-cara yang sama yang mereka gunakan untuk mengungkapkan diri mereka sebagai aktor. Di dalam dan melalui kegiatan-kegiatan mereka para biro menghasilkan kondisi-kondisi yang memungkinkan kegiatan-kegiatan itu” (Giddens, 1984:2). Dengan demikian, kegiatan-kegiatan tidak dihasilkan oleh kesadaran, melalui konstruksi sosial atas realitas, juga tidak dihasilkan melalui struktur sosial. Lebih tepatnya, di dalam mengungkapkan diri sebagai aktor, orang-orang yang sedang terlibat di dalam praktik, dan melalui praktik itulah dihasilkan kesadaran maupun struktur. Berfokus pada sifat struktur yang berulang, Held dan Thompson berargumen bahwa “struktur diproduksi di dalam dan melalui rangkaian praktik yang diletakan yang diaturnya” (1989:7).

Hal yang sama sanggup dikatakan wacana kesadaran. Giddens* memerhatikan kesadaran, atau refleksivitas. Akan tetapi, dalam bersikap refleksif, pemain drama insan tidak hanya sadar diri, tetapi juga ikut dalam pemantauan pedoman terus-menerus kegiatan-kegiatan dan kondisi-kondisi struktural. Bernstein berargumen bahwa “agensi itu sendiri disiratkan secara refleksif dan dekursif di dalam struktur-struktur sosial” (1989:23). Secara lebih umum, sanggup diargumenkan bahwa Giddens* memerhatikan proses dialektis ketika praktik, struktur, dan kesadaran dihasilkan. Dengan demikian, Giddens membahas info agensi-struktur dengan cara yang historis, prosesual, dan dinamis.

Bukan hanya pemain drama sosial yang refleksif, tetapi juga para peneliti sosial yang mempelajarinya. Ide itu mendorong Giddens* ke arah ide-idenya yang populer mengenai “hermeneutika rangkap”. Para pemain drama sosial dan sosiolog memakai bahasa. Para pemain drama memakai bahasa untuk menjelaskan apa yang mereka lakukan, dan para sosiolog, sebaliknya, memakai bahasa untuk menjelaskan tindakan-tindakan para pemain drama sosial. Oleh alasannya yaitu itu, kita perlu memperhatikan hubungan antara bahasa awam dan bahasa ilmiah. Secara khusus kita perlu sadar akan fakta bahwa pengertian ilmuwan sosial atas dunia sosial mungkin memiliki dampak terhadap pengertian para pemain drama yang sedang dipelajari. Dengan demikian, para peneliti sosial sanggup mengubah dunia yang sedang mereka pelajari sehingga menghasilkan temuan-temuan dan kesimpulan-kesimpulan yang menyimpang.


Download di Sini


Sumber.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.


Baca Juga
1. Anthony Giddens. Biografi
2. Anthony Giddens. Unsur-Unsur Teori Strukturasi 
3. Anthony Giddens. Modernitas dan Identitas
4. Anthony Giddens. Juggernaut Modernitas
5. Anthony Giddens. Globalisasi sebagai "Dunia Tidak Terkendali"
6. Teori-Teori Modernitas dan Postmodernitas
7. Teori-Teori Globalisasi

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel