Peter M. Blau. Diferensiasi Kekuasaan

Blau* memberi batasan kekuasaan sesuai dengan pengertian Weberian, yaitu "kemampuan orang atau kelompok memaksakan kehendaknya pada pihak lain, walaupun terdapat penolakan melalui perlawanan, baik dalam bentuk pengurangan sumbangan ganjaran secara teratur maupun dalam bentuk penghukuman, sejauh kedua hal itu ada, dengan memperlakukan hukuman negatif". Dengan demikian kekuasaan hanya dilihat sebagai pengendalian melalui sanksi-sanksi negatif, di mana kekerasan fisik atau ancamannya--merupakan kutub poler dari kekuasaan.

Untuk menjelaskan hubungan-hubungan ketergantungan kekuasaan (power-dependence), Blau* mengutip denah Richard Emerson*, sebagai dasar untuk menganalisa ketimpangan kekuasaan yang terdapat di dalam dan di antara kelompok-kelompok. Individu yang membutuhkan pelayanan orang lain harus memperlihatkan alternatif berikut ini:


1. Mereka sanggup memberi pelayanan yang sangat ia diharapkan sehingga cukup untuk membuat orang tersebut memperlihatkan jasanya sebagai imbalan, walau hanya apabila mereka mempunyai sumber daya yang diharapkan untuk itu; hal ini akan menjurus pada pertukaran timbal balik.

2. Mereka sanggup memperoleh pelayanan yang diharapkan itu dimana-mana (dengan perkiraan bahwa ada penyedia alternatif), yang menjurus pada pertukaran timbal balik, sekalipun dalam bentuk kekerabatan yang berbeda.

3. Mereka sanggup memaksa seseorang menyediakan pelayanan (dengan perkiraan orang tersebut bisa melakukannya). Bilamana pemaksaan yang demikian terjadi, maka mereka yang bisa memperoleh pelayanan tersebut membuat dominasi terhadap penyedia (supplier).

4. Mereka sanggup mencar ilmu menarik diri tanpa mengharap pelayanan atau menemukan beberapa pengganti pelayanan serupa itu.

Untuk setiap alternatif terdapat sejumlah alternatif. Di sini kita akan menggunakan pola hipotesis berupa pergulatan seorang konsumen individual melawan duduk kasus kenaikan harga. Selama bertahun-tahun Jones, sebagai orang konsumen, terlibat dalam apa yang dianggap sebagai pertukaran timbal balik dengan perusahaan yang dihubunginya; lantaran sudah membayar maka rumahnya memperoleh pelayanan energi. Tetapi kenaikan harga menyebabkan pertukaran ini harus ditinjau kembali, dan Jones berkesimpulan bahwa kekerabatan tersebut tidak layak. Dia mempertimbangkan pilihannya. Seandainya di tempat itu ada penyedia lain yang bersaing dengan penyedia pertama, maka Jones akan berpaling pada penyedia lain tersebut untuk merundingkan pertukaran timbal balik yang lebih sepadan. Bilamana tidak ada penyedia lain maka Jones terang berada dalam posisi tergantung dan sangat mungkin untuk dipaksa membayar harga tinggi atau menghadapi pemutusan persediaan energi listriknya. Satu-satunya cara menghindari ketergantungan terhadap kekuasaan perusahaan tersebut di mana tidak terdapat penyedia alternatif ialah berhenti sama sekali atau menemukan pengganti energi itu. Hal yang terakhir digambarkan oleh seorang yang membangun rumah di bawah tanah dan menggunakan kayu sebagai materi bakar untuk pemanasan rumah tersebut.

Keempat alternatif itu memperlihatkan kondisi-kondisi ketergantungan sosial dari mereka yang membutuhkan pelayanan tertentu.

Bilamana orang-orang yang menginginkan pelayanan itu tidak bisa memenuhi salah satu dari alternatif tersebut (yang oleh lantaran itu memperlihatkan kebebasan penyedia) maka mereka tidak mempunyai pilihan kecuali menuruti kehendak penyedia "sebab kelangsungan persediaan pelayanan yang diharapkan tersebut hanya sanggup diperoleh sesuai dengan kepatuhan mereka". Ketergantungan ini menempatkan penyedia pada posisi kekuasaan. Agar sanggup mempertahankan posisinya penyedia ini harus tetap bersikap masuk akal terhadap laba yang diperoleh atas pertukaran pelayanan itu dan harus merintangi penyedia lain dalam aktivitas pelayanan yang sama. Dengan demikian diferensiasi kekuasaan dilihat sebagai hasil dari barang-barang yang langka. Hasil dari usaha ini ialah suatu sistem stratifikasi atau penjenjangan kekuasaan.

Walaupun kemampuan memaksa atau mendesak orang untuk mematuhi perintah sanggup merupakan bentuk simpulan dari kekuasaan, tetapi kekuasaan demikian penuh dengan banyak sekali masalah. Oleh lantaran penggunaan kekuasaan yang bersifat memaksa itu segera melahirkan perlawanan yang adakala bahkan sangat aktif, maka dalam suatu masyarakat, hasil dari kontradiksi kekuasaan itu lebih baik tetap berada pada tingkat minimum. Agar masyarakat sanggup berfungsi dengan baik, maka yang berada di bawah perlu mematuhi dan melaksanakan kewajiban-kewajiban mereka sehari-hari, dengan pengarahan dari yang menduduki kekuasaan. Dengan demikian ialah bijaksana bagi yang berkuasa untuk sebanyak mungkin memperendah potensi penggunaan daya paksa tersebut. Perusahaan yang digunakan oleh Jones sebagai konsumen itu lebih baik mengurangi kekuasaan potensialnya dan mencoba meyakinkan Jones dan konsumen lain (mungkin lewat iklan) bahwa energi itu masih berada pada tingkat harga yang wajar.


Download di Sini


Sumber.
Poloma, Margaret. M. 2007. Sosiologi Kontemporer. Jakarta. PT. RajaGrafindo Perkasa


Baca Juga
1. Peter M. Blau. Biografi
2. Peter M. Blau. Strukturalisme Pertukaran
3. Peter M. Blau. Pertukaran dan Kekuasaan dalam Kehidupan Sosial
4. Peter M. Blau. Kekuatan-Kekuatan Dialektis Perubahan Sosial
5. Peter M. Blau. Keabsahan Kekuasaan dalam Kelompok

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel