Pierre Bourdieu. Habitus

Pemaduan Agensi dan Struktur 
Habitus yaitu “struktur-struktur mental atau kognitif” melalui mana orang berurusan dengan dunia sosial. Orang dikaruniai dengan serangkaian denah yang diinternalisasi melalui itu mereka merasakan, mengerti, mengapresiasi, dan mengevaluasi dunia sosial. Atau dengan kata lain melalui skema-skema itu orang menghasilkan praktik-praktik mereka maupun mencicipi dan mengevaluasinya. Secara dialektis, habitus yaitu “produk internalisasi struktur-struktur” dunia sosial (Bourdieu, 1989:18).

Mereka yaitu sesuatu menyerupai suatu “akal sehat” (Holton, 2000). Mereka mencerminkan pembagian objektif struktur kelas, menyerupai kelompok-kelompok, gender, dan kelas sosial. Suatu habitus diperoleh sebagai hasil pekerjaan jangka panjang dalam suatu posisi di dunia sosial.

Dengan demikian, habitus bervariasi tergantung pada hakikat posisi seseorang di dunia tersebut, atau tidak setiap orang memiliki habitus yang sama. Akan tetapi, para pemangku posisi yang sama di dalam dunia sosial cenderung memiliki habitus yang sama.

Dari pengertian di atas, habitus juga sanggup menjadi semacam fenomena kolektif. Habitus mengizinkan orang untuk memaknai dunia sosial, tetapi keberadaan banyak habitus berarti bahwa dunia sosial dan struktur-strukturnya tidak memaksakan dirinya secara seragam pada semua aktor.

Habitus tersedia pada suatu waktu tertentu telah diciptakan selama rangkaian sejarah kolektif. Habitus yang dinyatakan di dalam setiap individu tertentu diperoleh selama rangkaian sejarah individual dan merupakan suatu fungsi titik tertentu di dalam sejarah sosial daerah ia terjadi. Habitus bersifat langgeng dan arahnya sanggup dibalik—yakni, sanggup dipindahkan dari satu medan ke medan lainnya. Akan tetapi, orang-orang dimungkinkan untuk memiliki suatu habitus yang tepat, menderita alasannya yaitu apa yang disebut Boudieu* hysteresis. Contoh yang baik yaitu seseorang yang tercerabut dari kehidupan pertanian di dalam masyarakat prakapitalis kontemporer dan bekerja di Wall Street. Habitus yang diperoleh dalam masyarakat prakapitalis tidak akan memungkinkan orang itu mengatasi kehidupan di wall Street dengan sangat baik.

Habitus memproduksi dan diproduksi oleh dunia sosial. Di satu sisi habitus yaitu suatu “struktur yang menstrukturkan”; yakni, ia yaitu struktur yang menyusun dunia sosial. Di sisi lain, ia yaitu “struktur yang distrukturkan”; yakni, ia yaitu struktur yang disusun oleh dunia sosial. Dalam istilah-istilah lain, Bourdieu* melukiskan habitus sebagai “dialektika internalisasi eksternalitas dan eksternalisasi internalitas” (1977:72). Dengan demikian habitus mengizinkan Bourdieu* untuk terhindar dari keharusan untuk menentukan di antara subjektivisme dan objektivisme.

Praktiklah yang menengahi antara habitus dan dunia sosial. Di satu sisi, melalui praktiklah habitus di ciptakan; di sisi lain, dunia sosial diciptakan sebagai hasil dari praktik. Sementara praktik cenderung membentuk habitus, sebaliknya, habitus membantu mempersatukan maupun membangkitkan praktik. Meskipun habitus yaitu struktur yang diinternalisasi yang membatasi anutan dan pilihan tindakan, ia tidak menentukannya (Myles, 1999). Kurangnya determinisme yaitu salah satu hal utama yang membedakan pendirian Bourdieu* dari pendirian strukturalis arus utama. Habitus hanya “menyarankan” apa yang seharusnya dipikirkan dan seharusnya dipilih orang untuk dilakukan. Orang-orang terlibat di dalam pertimbangan-pertimbangan mendalam yang sadar atas pilihan-pilihan, meskipun proses pembuatan keputusan tersebut mencerminkan pelaksanaan habitus. Habitus memperlihatkan prinsip-prinsip yang dipakai orang untuk menciptakan pilihan-pilihan dan menentukan strategi-strategi yang akan mereka gunakan di dunia sosial.

Robbins menggarisbawahi poin bahwa kecerdikan mudah yaitu “’politetik’—yaitu bahwa kecerdikan mudah bisa menopang secara serempak multiplisitas makna-makna yang membingungkan dan berkontradiksi secara logis (dari segi kecerdikan formal) atau hal itu alasannya yaitu konteks yang menolak pengoperasian praktisnya” (1991-112).

Pernyataan itu penting bukan hanya alasannya yaitu ia menggarisbawahi perbedaan antara kecerdikan mudah dan rasionalitas (logika formal), tetapi juga alasannya yaitu mengingatkan kita pada “relasionisme” Bourdieu*. Hal ini penting alasannya yaitu menuntun kita untuk mengakui bahwa habitus bukan suatu struktur tetap yang tidak berubah, tetapi lebih tepatnya ia diubahsuaikan para individu yang terus menerus berubah dalam menghadapi situasi-situasi yang bertentangan daerah mereka menemukan diri.

Habitus berfungsi “di bawah level kesadaran dan bahasa, di luar jangkauan investigasi introspektif yang teliti dan pengendalian oleh kehendak” (Bourdieu, 1984a:466). Meskipun kita tidak sadar atas habitus dan pelaksanaannya, ia menyatakan dirinya dalam aktivitas-aktivitas kita yang paling praktis, menyerupai cara kita makan, berjalan, berbicara, dan bahkan membuang ingus. Habitus bekerja sebagai sebuah struktur, tetapi orang tidak sekedar merespon secara mekanis kepadanya atau kepada struktur-struktur eksternal yang bekerja pada mereka, oleh alasannya yaitu itu, di dalam pendekatan Bourdieu* kita menghindari ekstrem-ekstrem kebaruan yang tidak sanggup diramalkan dan determinisme total.


Download di Sini


Sumber.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.


Baca Juga
1. Pierre Bourdieu. Biografi
2. Pierre Bourdieu. Habitus dan Medan
3. Pierre Bourdieu. Medan

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel