Prodikos

Riwayat hidup
Prodikos berasal dari pulau Keos dan ia juga boleh dianggap sebagai mitra sebaya Sokrates*.

Ajaran
Prodikos menganut suatu pandangan hidup yang pesimistis. Kematian dianggapnya sebagai jalan untuk melepaskan diri dari kesusahan hidup manusia. Pendapatnya wacana asal ajakan agama niscaya dihentikan dilupakan di sini. Menurut Prodikos, agama merupakan inovasi manusia. Mula-mula insan memuja tenaga-tenaga alam sebagai dewa, contohnya matahari, bulan, sungai-sungai dan pohon-pohon. Sebagai contoh, ia menunjuk pada pemujaan sungai Nil di Mesir. Taraf berikut ialah bahwa mereka menemukan keahlian tertentu (pertanian, perkebunan anggur, pengolahan besi) dipuja sebagai dewa. Sebagai pola ia menyebut dewa-dewa Yunani Demeter, Dionysos dan Hephaistos yang dalam agama Yunani masing-masing dikaitkan dengan pertanian, anggur, dan besi. Jadi, ia beropini bahwa juga agama merupakan ciptaan insan (nomos). Ia menyangka pula bahwa berdoa itu mubadzir. Rupanya ia mengalami kesulitan dengan pemerintah Athena alasannya yaitu anggapan-anggapan yang kurang ortodoks itu.


Download di Sini


Sumber.
Bertens, K. 1999. Sejarah Filsafat Yunani. Kanisius. Yogyakarta

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel