Pythagoras Dan Mazhab Pythagoeran. Pedoman Perihal Bilangan-Bilangan

Suatu inovasi dalam bidang musik yang menjadi kerikil sendi untuk seluruh pandangan dunia Pythagorean, agaknya berasal dari Pythagoras sendiri. Yang dimaksudkan ialah inovasi bahwa interval-interval yang utama dari tangga nada sanggup diekspresikan dengan perbandingan antara bilangan-bilangan. Dengan demikian oktaf sesuai dengan perbandingan 1 : 2 kuint sesuai dengan perbandingan 2 : 3 dan kuart sesuai dengan perbandingan 3 : 4. Penemuan ini dihasilkan dengan membagi tali "monochord" (alat musik yang memiliki satu tali saja), kemudian membandingkan ukuran bagian-bagian tali dengan nada-nada yang dikeluarkan. Anehnya bahwa yang memainkan peranan dalam perbandingan-perbandingan ini ialah keempat bilangan yang pertama dan mereka tolong-menolong menghasilkan bilangan 10. Oleh kaum Pythagorean bilangan 10 ini disebut tetraktys. Bilangan ini sanggup dilukiskan sebagai segitiga.

Kaum Pythagorean menganggap bilangan ini sebagai sesuatu yang keramat dan konon mereka bersumpah demi tetraktys ini. Penemuan Pythagoras ini memiliki konsekuensi besar, lantaran di sini untuk pertama kalinya dinyatakan bahwa suatu tanda-tanda fisis--yakni nada-nada--dikuasai aturan matematis. Itu berarti bahwa kenyataan atau realitas sanggup dicocokkan dengan kategori-kategori matematis dari rasio manusia. Ilmu pengetahuan modern sama sekali bersandar pada prinsip ini. Galilei akan menyampaikan bahwa alam tertulis dalam bahasa matematika.

Mazhab Pythagorean memiliki jasa-jasa besar dalam memperkembangkan ilmu pasti. Kira-kira pada tahun 300 SM Eukleides dari Alexandian (seorang Inggris menyampaikan "Euclid") akan mengumpulkan seluruh pengetahuan Yunani ihwal ilmu niscaya dalam karangan populer yang disebut Elementa dan terdiri dari 11 buku. Buku I - IV dan Buku VI sebagian besar berasal dari perjuangan mazhab Pythagorean. Tidak tidak mungkin bahwa yang oleh ilmu ukur disebut "dalil Pythagoras" atau "theorema Pythagoras" memang berasal dari Pythagoras. Tetapi cara Eukleides menandakan dalil itu, niscaya tidak berasal dari Pythagoras sendiri.

Menurut kesaksian tradisi, Pythagoras beropini bahwa segala-galanya ialah bilangan. Agaknya kesimpulan ini ditarik dari kenyataan bahwa nada-nada musik sanggup dijabarkan ke perbandingan antara bilangan-bilangan. Oleh lantaran itu, sanggup dinyatakan mengapa hal yang sama tidak berlaku pula untuk segala-galanya yang ada. Kalau segala-galanya ialah bilangan, itu berarti bahwa unsur-unsur atau prinsip-prinsip bilangan merupakan juga unsur-unsur yang terdapat dalam segala sesuatu. Menurut kalangan Pythagorean, unsur-unsur atau prinsip-prinsip bilangan ialah genap dan ganjil, terbatas dan tak terbatas. Oktaf merupakan harmoni yang dihasilkan dengan menggabungkan hal-hal yang berlawanan, yaitu bilangan 1 (bilangan ganjil) dan bilangan 2 (bilangan genap). Demikian juga seluruh dunia merupakan suatu harmoni yang memperdamaikan hal-hal yang berlawanan. Itulah sebabnya kaum Pythagorean mengambil alih anutan Anaximandros* bahwa kosmos seluruhnya terdiri dari hal-hal yang berlawanan. Menurut kesaksian Aristoteles*, kaum Pythagorean telah mengajarkan bahwa ada sepuluh prinsip semacam itu, yang disusun dalam dua lajur.


terbatas : tak terbatas
ganjil : genap
satu : banyak
kanan : kiri
laki-laki : perempuan
diam : gerak
lurus : bengkok
terang : gelap
baik : jahat
bujur kandang : empat persegi panjang

Seorang Pythagorean lainnya menafsirkan anutan bahwa segala-galanya ialah bilangan, dengan mengenakan bilangan kepada segala sesuatu. Demikianlah--dan ihwal ini terdapat juga kesaksian pada Aristoteles*--perkawinan dikaitkan dengan bilangan 3; keadilan dikaitkan dengan bilangan 4; dikala yang harmonis (kairos) dikaitkan dengan bilangan 7. Spekulasi-spekulasi mengenai bilangan akan dilanjutkan lagi dalam filsafat postingan berikutnya, terutama ihwal platonisme dan neoplatonisme.


Download di Sini


Sumber.

Bertens, K. 1999. Sejarah Filsafat yunani. Kanisius. Yogyakarta.

Baca Juga
1. Pythagoras dan Mazhab Pythagoeran. Biografi dan Karya
2. Pythagoras dan Mazhab Pythagorean. Ajaran ihwal Jiwa 
3. Pythagoras dan Mazhab Pythagorean. Tarekat Pythagorean
4. Pythagoras dan Mazhab Pythagorean. Kosmologi

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel