Strukturalisme Prancis Dan Humanisme

Berkaitan dekat dengan dilema subjektivitas tadi timbul suatu dilema lain. Fenomenologi, dan terutama dalam bentuk eksistensialisme, selalu mengutamakan humanism. Sebuah buku kecil Sartre* yang dimaksudkan untuk publik lebih luas berjudul L’existentialisme est humanism (1946) (Eksistensialisme yakni Suatu Humanisme). Juga Marxisme Prancis pada waktu itu memiliki kekerabatan dekat dengan humanism. Mungkin salah satu alasan untuk sukses Marxisme sempurna sehabis Perang Dunia II yakni bahwa Marxisme memperkenalkan diri sebagai humanism yang dinanti-nantikan masyarakat Prancis waktu itu. Dan aliran personalisme yang sekitar waktu yang sama menerima banyak perhatian di kalangan Katolik (Emmanuel Mounier dan majalah Esprit) terperinci juga memperlihatkan kecenderungan ke arah humanism. Karena itu terlihat suatu kontras cukup tajam, kalau strukturalisme tampil ke muka sebagai suatu aliran anti-humanistis.
Dalam hal itu mereka terang-terangan dan tidak berusaha untuk menyembunyikan tendensi anti-humanistis itu. Mereka memandang humanism dulu sebagai suatu alienasi, mistifikasi, atau ideologi. Dalam wawancara dengan majalah La Quinzaine Litterare yang sudah disebut di atas Foucault* menegaskan bahwa kiprah serta tanggungan filsafat kini ini ialah melepaskan kita secara definitif dari humanism. Dan Althusser* memberi suatu interpretasi gres perihal pedoman Marx* di mana sebagai salah satu unsurnya ditolaknya bahwa humanism sanggup terhitung pemikiran Marx* yang sebenarnya. Menurut ia Marxisme yang sejati tidak bersifat humanistis. Dengan demikian bagi strukturalisme seluruhnya kata “humanism” itu berbau jelek.

Dapat dimengerti kalau banyak filsuf yang termasuk generasi lebih bau tanah mengemukakan kritik tajam atas anti-humanisme itu. Suatu pola yang mencolok mata yakni buku yang ditulis Mikel Dufrenne*, yang sudah kita kenal sebagai tokoh fenomenologi Prancis. Judul bukunya Pour l’homme (1968) (Demi Manusia) cukup terperinci mengekspresikan keberatan utama terhadap strukturalisme yang terdapat pada generasi filsuf-filsuf lebih tua.


Download di Sini


Sumber:
Bertens. K. "Filsafat Barat Kontemporer: Prancis. 2001. Gramedia. Jakarta.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel