Talcott Parsons. Makro Fungsionalisme

Walaupun konsep tindakan sosial tetap digunakan sebagai dasar teori, perburuan intelektual Parsons* secara perlahan ternyata bergeser dari tekanan atas tindakan sosial ke struktur dan fungsi masyarakat. Konseptualisasi struktur dibentuk dalam kaitannya dengan sistem yang saling mempengaruhi dan bagian-bagian yang tidak otonom. Walaupun kencan intelektualnya dengan Weber* masih terus berlangsung, akan tetapi imbas goresan pena Durkheim* dan Pareto* mulai tampil ke permukaan. Dalam tahun 1940-an, Parsons* mulai menekankan arti penting fungsionalisme sebagai suatu teori sosiologis, sebagaimana yang terlihat pada pidato inagurasinya sebagai Presiden "American Sociological Society" dengan judul "kedudukan teori sosiologis". Usaha Parsons* yang sistematis dan maksimal dalam membangun teori fungsional ialah The Social System yang terbit tahun 1951. Buku tersebut sangat bertumpu pada pengembangan Pareto ihwal "sistem sosial", Seperti halnya karya awal Parsons* yang bertumpu pada konseptualisasi "tindakan sosial" dari Weber*. Walaupun Parsons tetap menggunakan konsep "tindakan sosial" tetapi itu hanya merupakan elemen saja di atas mana terbentuk "sistem sosial".

Parsons* melihat sistem sosial sebagai satu dari tiga cara di mana tindakan sosial sanggup terorganisir. Di samping itu terdapat dua sistem tindakan lain yang saling melengkapi yaitu, sistem kultural yang mengandung nilai dan simbol-simbol serta sistem kepribadian para pelaku individual. Parsons* sangat terkait sekali dengan teori sistem sosial sebagaimana termuat dalam risalah tahun 51-nya itu. Masyarakat yaitu sistem sosial yang dilihat secara total. Bilamana sistem sosial dilihat sebagai sebuah sistem parsial, maka masyarakat itu sanggup berupa setiap jumlah dari sekian banyak sistem yang kecil-kecil, contohnya keluarga, sistem pendidikan, dan lembaga-lembaga keagamaan.

Kita sanggup menghubungkan individu dengan sistem sosial dan menganalisanya melalui konsep status dan peranan. Status yaitu kedudukan dalam sistem sosial, ibarat guru, ibu, atau presiden, dan peranan (dipakai dalam pengertian kaum fungsional) yaitu sikap yang diperlukan atau sikap normatif yang menempel pada status guru, ibu atau presiden tersebut. Dengan kata lain dalam sistem sosial individu menduduki suatu daerah (status), dan bertindak (peranan) sesuai dengan norma atau aturan-aturan yang dibentuk oleh sistem. Peranan bersifat timbal balik dalam arti mengandung pengharapan yang bersifat timbal balik pula. Kaprikornus status sebagai seorang suami mengandung peranan normatif (misalnya sebagai seorang pencari nafkah yang baik), tetapi ini bukan peranan satu-satunya. Peranan sebagai seorang suami bersifat timbal balik dalam arti meliputi saling ketergantungan dengan peranan istri.

Menurut Parsons* sistem sosial cenderung bergerak ke arah keseimbangan atau stabilitas. Dengan kata lain keteraturan merupakan norma sistem. Bilamana terjadi kekacauan norma-norma, maka sistem akan mengadakan pembiasaan dan mencoba kembali mencapai keadaan normal. Konsep keseimbangan sistem yaitu konsep yang dipinjam Parsons* dari sosiolog-engineer Vilfredo Pareto*.

Konsepsi Parsons* ihwal masyarakat sebagai suatu sistem keseimbangan sanggup ditelusuri pada Pareto*, sedangkan pandangannya mengenai integrasi sistem itu yaitu berkat jasa besar Durkheim*. Dalam periode ini jugalah Parsons menyebarkan "Pattern Variables" sebagai sarana untuk mengintegrasikan tindakan atau untuk mengklasifikasikan tipe-tipe peranan dalam sistem sosial. Lima buah denah ini dilihat sebagai kerangka teoritis utama dalam analisa sistem sosial yang diturunkan dari dikotomi klasik Tonnies* mengenai Gemeinscaft dan Gesellschaft. The Pattern Variables itu yaitu :
Pertama, Affective versus affective neutrality. Dalam kekerabatan sosial orang sanggup bertindak untuk pemuasan afeksi/kebutuhan emosional atau bertindak tanpa unsur afeksi itu. Misalnya tindakan yang dilakukan oleh suami istri berbeda dengan tindakan yang dilakukan antara penjual dan pembeli di pasar.

KeduaSelf-orientation versus collective-orientation. Dalam kekerabatan yang berorientasi hanya pada dirinya, orang mengejar kepentingan pribadi, sedang dalam kekerabatan berorientasi kolektif, kepentingan yang sebelumnya telah didominir oleh kelompok.
   
Ketiga, Universalism versus particularism. Dalam kekerabatan yang universalistis, para pelaku saling berafiliasi berdasarkan kriteria yang sanggup diterapkan kepada semua orang, sedangkan dalam kekerabatan partikularistis digunakan ukuran-ukuran tertentu.

Keempat, Quality versus performance. Variabel quality menunjuk pada status askrib (ascribed status) atau keanggotaan dalam kelompok berdasarkan kelahiran. Performance berarti prestasi (achievment) atau apa yang dicapai seseorang.

Kelima, Specificity versus diffusness. Dalam kekerabatan yang spesifik, orang dengan orang lain berafiliasi dalam situasi yang terbatas atau segmented. Seorang penjual dan pelanggan merupakan ilustrasi kekerabatan sangat terbatas yang berdasarkan jual-beli. Dipihak lain, kekerabatan keluarga yaitu referensi dari kekerabatan diffuse, dimana semua orang (bukan sebab status tertentu) terlibat dalam proses interaksi.


Menurut Parsons* untuk menjelaskan setiap tindakan dalam sistem sosial, pattern variabel sanggup digabungkan. Hubungan itu ditandai oleh efektivitas dan kualitas, ibarat kekerabatan ayah dan anak (yang bersifat muasal) dan memuaskan kebutuhan-kebutuhan afeksi. Atau dalam suatu kekerabatan yang kurang intim, ibarat antara sopir taksi dengan penumpangnya, di sini terlihat ilustrasi kekerabatan spesifik dan kekerabatan secara afeksi netral. Pattern variabel ini ditilik Parsons* sebagai landasan ratifikasi teori bertindaknya (action-theory) di dalam kompleksitas sistem sosial.

Teori kelompok Parsonian selama dua fase pertama terperinci lebih banyak bersinggungan dengan deskripsi statis struktur sosial ketimbang dengan isu-isu dinamis perubahan sosial. Parsonlah yang menetapkan bahwa komponen sistem harus lebih dulu diuraikan sebelum andal teori berikutnya membahas perubahan sosial. Diteruskan dengan tradisi teoritis dasar yang dimulainya hampir empat puluh tahun sebelumnya, Parsons* mencoba memasukkan unsur-unsur perubahan ke dalam modelnya yang statis itu.


Download di Sini


Sumber.
Poloma, Margaret M. 1979. Sosiologi Kontemporer. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.


Baca Juga
1. Talcott Parsons. Biografi
2. Talcott Parsons. Sekilas Pemikiran
3. Talcott Parsons. Skema AGIL
4. Talcott Parsons. The Structure of Social Action
5. Talcott Parsons. Teori Sistem yang Umum
6. Fungsionalisme Struktural

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel