Materi Sosiologi Kelas Xii Potongan 1.2 Perubahan Sosial Dan Dampaknya (Kurikulum 2013)

C. Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial
1. Perubahan Lambat (Evolusi*)
Perubahan secara lambat memerlukan waktu yang lama. Biasanya, perubahan ini merupakan rentetan-rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat. Pada evolusi, perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa planning atau kehendak tertentu. Berikut ada beberapa teori wacana evolusi.
a. Unilinear Theories of Evolution
Teori ini beropini bahwa insan dan masyarakat termasuk kebudayaannya akan mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan-tahapan tertentu dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks dan hasilnya hingga ke tahapan yang sempurna. Pelopor teori ini antara lain yaitu Auguste Comte* dan Herbert Spencer*.

Vilfredo Pareto* (Cyclical Theories) beropini bahwa masyarakat dan kebudayaannya memiliki tahap-tahap perkembangan yang berbentuk lingkaran, tahap tertentu sanggup dilalui secara berulang-ulang. Kemudian, Pitirim A. Sorokin* menyatakan bahwa masyarakat berkembang melalui tahap-tahap yang masing-masing didasarkan pada suatu sistem kebenaran.

b. Universal Theory of Evolution
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Menurut Herbert Spencer*, prinsip teori ini yaitu bahwa masyarakat merupakan hasil perkembangan dari kelompok homogen ke kelompok yang heterogen, baik sifat maupun susunannya.

c. Multilined Theories of Evolution
Teori ini lebih menekankan pada penelitian terhadap tahap-tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Misalnya, penelitian wacana efek perubahan sistem mata pencaharian dari berburu ke pertanian terhadap sistem kekeluargaan dalam sebuah masyarakat.


2. Perubahan Cepat (Revolusi*)
Perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau sendi-sendi kehidupan masyarakat. Dalam revolusi, perubahan yang terjadi sanggup direncanakan atau tanpa direncanakan dan sanggup dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan. Ukuran kecepatan suatu perubahan relatif lantaran revolusi pun sanggup memakan waktu lama.

Secara sosiologis, persyaratan-persyaratan berikut ini harus dipenuhi semoga suatu revolusi sanggup tercapai
a. Adanya harapan dari masyarakat untuk mengadakan perubahan
b. Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang bisa memimpin masyarakat untuk mengadakan perubahan
c. Ada pemimpin yang sanggup menampung harapan atau aspirasi rakyat dan merumuskan aspirasi tersebut menjadi suatu acara kerja
d. Ada tujuan faktual yang sanggup dicapai
e. Ada momentum yang tepat untuk mengadakan revolusi, yaitu ketika keadaan sudah tepat dan baik untuk mengadakan suatu gerakan

3. Perubahan Kecil
Adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa efek pribadi atau berarti bagi masyarakat.

4. Perubahan Besar
Adalah perubahan yang besar lengan berkuasa terhadap masyarakat dan lembaga-lembaganya, ibarat sistem kerja, hak milik tanah, korelasi kekeluargaan, dan stratifikasi masyarakat.

5. Perubahan yang Dikehendaki atau Direncanakan
Merupakan perubahan yang dikehendaki (intended change) atau direncanakan (planned change) merupakan perubahan yang diperkirakan atau yang direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan dalam masyarakat. Pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan ini dinamakan pelaku perubahan (agent of change), yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat doktrin masyarakat sebagai pemimpin dalam perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan.

Cara-cara untuk memengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan direncanakan terlebih dahulu dinamakan rekayasa sosial (social engineering) atau sering pula dinamakan perencanaan sosial (social planning).

6. Perubahan yang Tidak Dikehendaki atau Tidak Direncanakan
Perubahan yang tidak dikehendaki (unintended change) atau tidak direncanakan (unplaned change) merupakan perubahan yang terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat atau kemampuan manusia. Perubahan ini sanggup mengakibatkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diperlukan masyarakat.

7. Perubahan Struktural dan Perubahan Proses
a. Perubahan struktural, yaitu perubahan yang sangat fundamental yang mengakibatkan timbulnya reorganisasi dalam masyarakat
b. Perubahan proses, perubahan yang sifatnya tidak mendasar. Perubahan tersebut hanya merupakan penyempurnaan dari perubahan sebelumnya.

D. Faktor Penyebab Perubahan Sosial
1. Faktor Internal
Perubahan sosial terjadi berasal dari dalam masyarakat itu sendiri. Faktor-faktor tersebut di antaranya
a. Bertambah atau berkurangnya penduduk
b. Penemuan-penemuan baru
Penemuan gres dibedakan dalam pengertian invention* dan discovery. Invention yaitu proses menghasilkan suatu unsur kebudayaan gres dengan mengombinasi atau menyusun kembali unsur-unsur kebudayaan usang dalam masyarakat. Discovery yaitu inovasi unsur kebudayaan baru, baik berupa alat ataupun gagasan. Discovery sanggup menjadi invention* jika masyarakat sudah mengakui, menerima, bahkan menerapkan inovasi tersebut. Sering kali, proses dari discovery hingga ke invention membutuhkan suatu rangkaian penciptaan.

Ada beberapa faktor pendorong bagi individu perihal penemuan-penemuan baru, yaitu sebagai berikut
1) Kesadaran individu-individu akan kekurangan dalam kebudayaannya
2) Kualitas para mahir dalam suatu kebudayaan
3) Perangsang bagi aktivitas-aktivitas penciptaan dalam masyarakat

Penemuan gres umumnya menimbulkan majemuk efek pada masyarakat, di antanya
1) Penemuan gres akan menimbulkan efek pada bidang-bidang lain.

2) Penemuan gres menimbulkan perubahan-perubahan yang menjalar dari satu forum kemasyarakatan ke forum kemasyarakatan lainnya.
3) Beberapa inovasi gres sanggup menimbulkan satu jenis perubahan.
Penemuan-penemuan gres tidak hanya terjadi pada unsur-unsur kebudayaan jasmaniah (materiil) saja, tetapi terjadi pada unsur kebudayaan rohaniah (immateriil). Ogburn* dan Nimkoff penemuan-penemuan gres tersebut diberi nama social invention, yaitu penciptaan pengelompokan individu-individu baru, watak istiadat, dan sikap baru.

c. Pertentangan masyarakat (konflik sosial)
d. Terjadinya pemberontakan atau revolusi

2. Faktor dari Luar (eksternal)
a. Lingkungan fisik yang ada di sekitar manusia
b. Peperangan
c. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain

E. Faktor-Faktor Penghambat Perubahan Sosial
1. Faktor Pendorong Perubahan Sosial
a. Kontak dengan kebudayaan lain
Hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua masyarakat memiliki kecenderungan untuk menimbulkan efek timbal balik. Artinya, masing-masing masyarakat selain memengaruhi juga mendapatkan efek dari masyarakat yang lain.

Penyebaran kebudayaan atau efek dari satu tempat ke tempat lain sanggup terjadi secara pribadi ataupun tidak langsung. Proses ini disebut difusi*. Menurut Soerjono Soekanto* (2003), ada dua tipe difusi* yaitu difusi intramasyarakat dan difusi antarmasyarakat
1) Difusi intramasyarakat, yaitu penyebaran kebudayaan yang terjadi di dalam masyarakat itu sendiri
2) Difusi antarmasyarakat, yaitu penyebaran kebudayaan yang terjadi antara dua masyarakat atau lebih

Masuknya efek suatu kebudayaan terhadap kebudayaan lain sanggup pula dilakukan dengan penetrasi (pemasukan)
1) Penetrasi Damai (Penetration Pasifique), artinya, masuknya sebuah kebudayaan dilakukan dengan jalan damai. Penyebaran kebudayaan secara hening akan menghasilkan hal-hal berikut.
a) Akulturasi*, perpaduan dua kebudayaan yang menghasilkan suatu bentuk kebudayaan gres dengan tidak menghilangkan unsur aslinya
b) Asimilasi, bercampurnya dua kebudayaan yang menghasilkan kebudayaan baru
c) Sintesis, percampuran dua kebudayaan yang menghasilkan kebudayaan gres yang berbeda dari keduanya

2) Penetrasi Paksa (Penetration Violence), artinya, masuknya sebuah kebudayaan dilakukan secara paksa dan merusak.

b. Sistem pendidikan formal yang maju
c. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan harapan untuk maju
d. Toleransi
e. Sistem pelapisan masyarakat yang terbuka
f. Penduduk yang heterogen
g. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu
h. Orientasi ke masa depan
i. Adanya nilai bahwa insan harus berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya

2. Faktor Penghambat Perubahan Sosial
a. Kurangnya korelasi dengan masyarakat lain yang mengakibatkan suatu masyarakat tidak mengetahui perkembangan yang terjadi di masyarakat lain yang sanggup memperkaya kebudayaan masyarakat tersebut
b. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat yang disebabkan oleh kehidupan masyarakat yang tertutup
c. Sikap masyarakat yang masih mengagungkan tradisi masa lampau dan cenderung konservatif*
d. Adanya kepentingan yang sudah tertanam kuat (vested interest). Orang selalu mengidentifikasi diri dengan jasa-jasanya
e. Rasa takur akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan
f. Prasangka terhadap hal-hal gres atau gila atau sikap yang tertutup terutama yang tiba dari Barat.
g. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis
h. Kebiasaan tertentu dalam masyarakat yang cenderung sukar diubah lantaran sudah mendarah daging
i. Nilai bahwa hidup pada hakikatnya jelek dan mustahil diperbaiki

F. Akibat Perubahan Sosial
Masyarakat merupakan suatu organisasi  yang terdiri atas unsur-unsur yang merupakan satu kesatuan, yang disebut sebagai sistem. Apabila dalam suatu sistem salah satu unsurnya tidak berfungsi dengan baik, keseimbangan sistem akan terganggu secara keseluruhan. Ketidakseimbangan atau ketidakserasian unsur dalam masyarakat akan menimbulkan timbulnya disorganisasi sosial yang lama-kelamaan berkembang menjadi disintegrasi sosial. Soerjono Soekanto* menyampaikan bahwa disorganisasi dan disintegrasi sosial yaitu proses berpudarnya norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat lantaran perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan.

Apabila terjadi disintegrasi sosial, situasi di dalam masyarakat itu lama-kelamaan akan mengalami chaos (kacau). Pada keadaan yang demikian, akan dijumpai anomie* (tanpa aturan), yaitu suatu keadaan di ketika masyarakat tidak memiliki pegangan apa yang baik dan buruk, dan tidak bisa melihat batasan apa yang benar dan salah.

Proses disintegrasi juga akan dijumpai pada keadaan ketertinggalan budaya (cultural lag*), yaitu perbedaan taraf kemajuan antara banyak sekali serpihan dalam suatu kebudayaan. Cultural lag* juga sanggup diartikan sebagai perbedaan laju perubahan dari dua unsur kebudayaan yang memiliki korelasi (hubungan) yang tidak sebanding, sehingga unsur yang satu tertinggal oleh unsur lainnya. Teori cultural lag* ini dikemukakan oleh William F. Ogburn*.

Selain anomie* dan cultural lag*, disorganisasi/disintegrasi juga sanggup dijumpai pada kondisi percampuran kebudayaan. Percampuran kebudayaan ini biasa disebut mestizo culture, yaitu percampuran dua kebudayaan atau lebih yang memiliki warna dan sifat yang berbeda.

Situasi disintegrasi biasanya ditandai oleh hal-hal berikut.
1) Sebagian besar anggota masyarakat tidak lagi mematuhi norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat
2) Timbul ketidaksepahaman di antara anggota kelompok dalam hal tujuan sehingga hilang rasa kesatupaduan dan solidaritas dalam kelompok
3) Sanksi* yang diberikan kepada pelanggar norma tidak dilaksanakan dengan konsekuen sehingga ada kesan bahwa sanksi* sudah tidak berfungsi lagi
4) Menurunnya kewibawaan para tokoh masyarakat dan pimpinan masyarakat sehingga warga masyarakat galau siapa yang masih bisa dijadikan panutan atau teladan

Proses disintegrasi sebagai akhir perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat antara lain sanggup berbentuk pergolakan, demonstrasi yang anarkis, kriminalitas, dan kenakalan remaja
1) Pergolakan Daerah
Pergolakan tempat terjadi lantaran adanya ketidakpuasan dari kelompok-kelompok tertentu terhadap pemerintah. Pergolakan ini banyak dilatarbelakangi oleh ideologi politik, ekonomi, dan sosial budaya.

2) Aksi Protes dan Demonstrasi*
Aksi protes merupakan gerakan yang sanggup dilakukan secara perorangan ataupun bantu-membantu untuk memberikan rasa tidak puas terhadap tindakan atau kebijakan seseorang atau forum tertentu. Secara sosiologis, agresi protes dan demonstrasi* merupakan alat kontrol sosial yang sanggup membawa perubahan ke arah perbaikan lantaran kontrol dilakukan terhadap forum pemerintah secara terbuka. Namun, jikalau tidak terorganisasi dengan baik, tidak jarang agresi protes dan demonstrasi menjadi anarki dan membawa kerugian bagi masyarakat.

3) Kriminalitas
Kriminalitas atau tindakan kriminal merupakan tindakan sosial yang disosiatif. Kriminalitas ditandai dengan perilaku-perilaku menyimpang yang cenderung melawan aturan atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.

4) Kenakalan Remaja
Remaja merupakan anggota masyarakat yang masih berusia muda. Menurut ukuran biologis, usia remaja berkisar antara 12-15 tahun. Sedangkan dilihat dari segi budaya dan fungsional, remaja yaitu mereka yang berusia 12-18 tahun. Kenakalan remaja diambil dari konsep psikologis, juvenile deliquency yang berarti kejahatan yang dilakukan oleh anak bukan orang dewasa. Dengan kata lain, belum dewasa yang melaksanakan tindakan kejahatan. Menurut M.A Meriil dalam bukunya yang berjudul Problems of Child Deliquency mengemukakan bahwa seseorang anak digolongkan sebagai deliquent apabila padanya tampak kecenderungan antisosial yang berakibat pada munculnya dan menimbulkan gangguan-gangguan sehingga memaksa pihak berwajib melaksanakan penangkapan (Gunawan, 2000).


Download


G. Modernisasi dan Perubahan Sosial, & H. Proses Perubahan Sosial dan Kesinambungan Masyarakat Indonesia

Sumber
Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2015. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas XII: Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Esis Erlangga. Jakarta


Lihat Juga
Video Perubahan Sosial dan Dampaknya (Youtube Chanel. https://youtu.be/_Lnx_Rw9Uvs ) Jangan lupa like, komen, dan subscribe yah

Media
1. PPT Materi Sosiologi Kelas XII Perubahan Sosial dan Dampaknya (Kurikulum 2013)
2. PPT Materi Sosiologi Kelas XII Modernisasi dan Perubahan Sosial (Kurikulum 2013)
3. Video Penunjang
4. Materi Pengayaan Sosiologi. Perubahan Sosial dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Masyarakat

Soal-Soal
1. Pilihan Ganda
2. Pilihan Ganda. Evaluasi Semester 1
3. Esai, Skala Sikap, Penilaian Diri, dan Kecakapan Hidup
4. Esai. Evaluasi Semester 1

Soal-Soal Lain
1. Soal-soal Standar Ujian Nasional. Perubahan Sosial Klik di Sini
2. Soal-soal Simulasi Ujian Nasional Sosiologi Kategori C4 dan C5 (HOTS). Materi Perubahan Sosial Klik di Sini
3. Soal-Soal Sosiologi Kelas XII. Kompetensi Perubahan Sosial Klik di Sini
4. Soal-Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) Sosiologi Materi Kelas XII Bab 1. Perubahan Sosial, Modernisasi dan Globalisasi Klik di Sini
5. Soal Ujian Nasional Sosiologi 2012-2017 Kompetensi Perubahan Sosial Klik di Sini
    
Pengertian Ahli
1. Pengertian Perubahan Sosial
2. Pengertian Modernisasi


e-Book
1. Elisanti. Titin Rostini. Sosiologi Kelas XII. Sosiologi 3
2. Bondet Wrahatnala. Sosiologi Kelas XII. Sosiologi 3
3. Ruswanto. Sosiologi Kelas XII. Sosiologi 3
4. Bagja Waluya. Sosiologi Kelas XII. Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat
5. Aman Nur Hidayah. Sosiologi Kelas XII. Sosiologi 3
6. Suhardi. Sri Sunarti. Sosiologi Kelas XII. Sosiologi 3
 


Kamus 
1. Kamus Sosiologi
2. Glosarium Sosiologi. Materi Kelas XII
3. Kamus Istilah Sosiologi. Materi Perubahan Sosial 

Teori-Teori Sosiologi Relevan Materi
1. Biografi dan Autobiografi Tokoh-Tokoh Sosiologi
2. Konstruksi Teoretis Teori-Teori Sosiologi
3. Polemik Internal Teori-Teori Sosiologi
4. Teori-Teori Sosiologi dari Klasik, Kontemporer, dan Postmodern

Teori-Teori Filsafat Relevan Materi
1. Biografi Filsuf
2. Aliran-Aliran Filsafat
3. Teori-Teori Filsafat dari Yunani, Modern, dan Postmodern
4. Teori-Teori Cultural Studies

Artikel Terkait Lainnya
1. Artikel Sosiologi Terkait Materi
2. Pengetahuan Umum Terkait Materi 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel