Periklanan
Istilah periklanan mengacu pada suatu komunikasi pasar yang dilakukan para penjual barang dan jasa. Pada mulanya, yang paling banyak memerhatikan bidang ini yaitu para ekonom, yang pembahasannya didasarkan pada konsep kunci gosip dalam konteks struktur pasar, baik di tingkat lokal maupun nasional (Jhally, 2000: 7). Walaupun sudah banyak penelitian empiris dilakukan untuk melihat efektivitas periklanan dalam meningkatkan undangan produk, baik iklan yang sifatnya individual maupun untuk pasar secara keseluruhan, namun dari keseluruhan penelitian tidak sanggup menyimpulkan secara tegas seberapa efektif periklanan itu kuat faktual secara hemat (Albion dan Faris, 1981).
Terdapat beberapa penelitian perihal peranan iklan dalam perekonomian. Struart Owen dalam karyanya Captains of Consciousness (1979), periklanan mempunyai fungsi kembar terhadap kapitalisme, yaitu membuat undangan untuk menampung kapasitas barang-barang industri; mengalihkan perhatian dari konflik kelas di kawasan kerja dengan mendefinisikan identitas berdasarkan konsumsi, bukan produksi. Kemudian teoretisi budaya Raymond Williams (1980) menambahkan bahwa periklanan merupakan sebuah “sistem sihir” yang menjauhkan perhatian orang dari sifat kelas dalam masyarakat dengan menekankan konsumsi.
Dengan demikian, sanggup disimpulkan bahwa periklanan dilihat sebagai suatu lokomotif utama dalam penciptaan kebutuhan semu.
Sekarang ini telah terjadi pergeseran di mana periklanan tidaklah semata-mata bernuansa ekonomi, tetapi merambah ke bidang-bidang lainnya. Leiss dan kawan-kawan dalam Social Communication (1990) berusaha menempatkan iklan dalam suatu perspektif kelembagaan (menjembatani korelasi antara bisnis dan media) di mana duduk perkara iklan dalam penjualan tidak begitu penting dan menarik lagi, dibanding kiprahnya sebagai lokomotif komunikasi sosial. Di sini bagaimana iklan mencoba menarik para konsumen dengan dimensi-dimensi yang tidak bekerjasama eksklusif dengan barang-barang tersebut, baik dimensi identitas individual, kelompok atau keluarga, kebahagiaan dan kepuasan, gender seksual, dan sebagainya. Bahkan, Kline dalam karyanya Out of the Garden (1994) lebih pesimis dan negatif lagi bahwa iklan pemasaran produk mainan belum dewasa telah mengakibatkan sekian dampak jelek terhadap jenis permainan yang dimainkan anak-anak, salah satunya membatasi imajinasi dan kreativitas anak, serta terhadap interaksi antargender dan interaksi orang bau tanah dan anak.
Download
Sumber
Supardan, Dadang. 2008. Pengantar Ilmu Sosial; Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bumi Aksara. Jakarta
Terdapat beberapa penelitian perihal peranan iklan dalam perekonomian. Struart Owen dalam karyanya Captains of Consciousness (1979), periklanan mempunyai fungsi kembar terhadap kapitalisme, yaitu membuat undangan untuk menampung kapasitas barang-barang industri; mengalihkan perhatian dari konflik kelas di kawasan kerja dengan mendefinisikan identitas berdasarkan konsumsi, bukan produksi. Kemudian teoretisi budaya Raymond Williams (1980) menambahkan bahwa periklanan merupakan sebuah “sistem sihir” yang menjauhkan perhatian orang dari sifat kelas dalam masyarakat dengan menekankan konsumsi.
Download
Sumber
Supardan, Dadang. 2008. Pengantar Ilmu Sosial; Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bumi Aksara. Jakarta