Howard Gardner. Teori Kecerdasan Majemuk

Howard Gardner dilahirkan di Seranton Pennsylvania pada tahun 1943. Setelah menuntaskan Ph.D, Gardner bekerja untuk Jerome S. Bruner* spesialis psikologi perkembangan kognisi. Pengaruh Bruner* sangat kuat. Ia banyak mengkritik teori Piaget* wacana teori tahap perkembangan kognisi. Baginya teori tersebut sudah tidak memadai lagi. Inti ajaran Piaget* ialah konsepsi wacana anak sebagai “bakal ilmuwan” (incipient scientist). Namun, pendidikan musik dan ketertarikan Gardner pada karya seni lainnya, mengatakan bahwa ilmuwan tidak sanggup menjadi teladan bentuk tertinggi kognisi manusia.
Pada tahun 1970-an, Gardner mulai merumuskan teori kognisi yang berlawanan dengan teori Piaget*, terkait dengan konsepsinya wacana “ilmuwan luar biasa” (preeminent scientist) dan dengan teori psikometris yang berkenaan dengan konsep kecerdasan umum atau general intelligence atau “g”.

Menurut Gardner, kemungkinan ajaran dan kepandaian insan sesungguhnya sanggup dijelaskan. Kesempatan membuatkan teori ini terwujud pada awal tahun 1980-an, dikala Gardner menjadi anggota kehormatan Project of Human Potential. Selama kegiatannya, dia membukukan dalam Frames of Mind yang membahas teori kecerdasan beragam (multiple intelligence). Teori Gardner tidak menyerupai teori-teori lain dengan metode psikometri tradisional, bukan merupakan balasan dari pertanyaan tersirat, kemampuan kognitif apa yang mendasari skor tes IQ yang baik? Tetapi Multiple Intelligence adalah balasan pertanyaan tersurat, kemampuan kognitif apa yang memungkinkan insan menjalankan peran-peran orang remaja atau keadaan paripurna pada banyak sekali kebudayaan?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Gardner meneliti banyak sekali literatur sains dan ilmu sosial untuk memperoleh kecerdasan potensial (candidate intelligence). Kecerdasan bukan hanya didukung oleh tes psikometri, melainkan juga dibuktikan dengan hasil dari tugas-tugas dalam psikologi eksperimental. Kecerdasan mengatakan sekumpulan acara pengolahan, menyerupai pencarian titik nada dalam musik atau sintaksis dalam bahasa, yang dirancang oleh info yang relevan dengan kecerdasan itu (Kornhaber, 2003:487).

Dengan memakai kriteria tersebut, Gardner mengidentifikasi delapan kecerdasan yang relatif otonom, yakni
a. Kecerdasan linguistik
b. Kecerdasan budi matematika
c. Kecerdasan spasial


d. Kecerdasan kinestetik jasmaniah
e. Kecerdasan interpersonal
f. Kecerdasan intrapersonal
g. Kecerdasan naturalis (membuat kategorisasi dan menemukan ciri-ciri lingkungan)

Baginya, kecerdasan sanggup ditambah jumlahnya, jikalau memenuhi sebagian besar kriterianya. Jumlah kecerdasan kurang penting daripada kemajemukan kecerdasan, dan bahwa tiap insan mempunyai adonan kekuatan serta kelemahan kecerdasan yang unik.


Download


Sumber
Supardan, Dadang. 2008. Pengantar Ilmu Sosial; Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bumi Aksara. Jakarta

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel