Edwin M. Lemert. Labelling Theory (Teori Label)
Pemberian label dilakukan oleh orang lain terhadap perbuatan yang dilakukan oleh seseorang. Oleh alasannya yakni itu, teori labeling berkonsentrasi pada aspek psikologi sosial, yaitu suatu kondisi yang menunjukkan label penyimpangan pada individu maupun kelompok. Dalam teori label memakai pendekatan interaksionis, artinya label diberikan kepada individu maupun kelompok sebagai hasil interaksi dengan individu maupun kelompok lainnya, atau antara penyimpang dengan masyarakat.
Teori label dikemukakan oleh banyak tokoh di antaranya Lemert (1951), Mead* (lihat Blumer* 1969:52), Tennambaum (1938), dan Schutz* (1967). Di dalam goresan pena ini akan diuraikan teori label yang dikemukakan oleh Lemert. Teori label lebih menekankan pada definisi sosial dan hukuman sosial yang mendorong seseorang untuk melaksanakan penyimpangan.
Fokus perhatian teori label bukan pada individu dan perilakunya tetapi pada keterlibatan individu di dalam pendefinisian yang diberikan orang lain terhadap tindakan sosialnya sebagai penyimpang. Proses perkembangan terhadap label hingga terjadinya penyimpangan dilakukan secara sedikit demi sedikit mulai dari tahap inisiasi, penerimaan, kesepakatan hingga menjadi terpenjara dalam suatu tugas menyimpang. Proses penyimpangan tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Traub dan Little pada tahun 1985. Analisa proses penyimpangan ini dipusatkan pada reaksi orang lain yang menunjukkan definisi atau pemberi label terhadap individu atau sikap yang dianggap negatif menurut evaluasi orang lain.
Di dalam teori labeling ada dua hal yang terpenting yaitu konsep penyimpangan dan konsekuensi dari pelaksanaan kontrol sosial. Kedua hal tersebut sanggup memperjelas perihal asal mula terjadinya penyimpangan dan macam-macam penyimpangan. Penyimpangan yang dilakukan individu atau kelompok sanggup dibagi menjadi dua macam yaitu penyimpangan primer (hasil perbuatan yang menerima label dari masyarakat), dan penyimpangan sekunder (pelaksanaan penyimpangan sesudah menerima label dari masyarakat).
Berikutnya. Perbuatan Menyimpang sebagai Hasil Reaksi
Download
Baca Juga
1. Edwin M. Lemert. Perbuatan Menyimpang sebagai Hasil Reaksi
2. Edwin M. Lemert. Kekuasaan Pemberian Label
Teori label dikemukakan oleh banyak tokoh di antaranya Lemert (1951), Mead* (lihat Blumer* 1969:52), Tennambaum (1938), dan Schutz* (1967). Di dalam goresan pena ini akan diuraikan teori label yang dikemukakan oleh Lemert. Teori label lebih menekankan pada definisi sosial dan hukuman sosial yang mendorong seseorang untuk melaksanakan penyimpangan.
Fokus perhatian teori label bukan pada individu dan perilakunya tetapi pada keterlibatan individu di dalam pendefinisian yang diberikan orang lain terhadap tindakan sosialnya sebagai penyimpang. Proses perkembangan terhadap label hingga terjadinya penyimpangan dilakukan secara sedikit demi sedikit mulai dari tahap inisiasi, penerimaan, kesepakatan hingga menjadi terpenjara dalam suatu tugas menyimpang. Proses penyimpangan tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Traub dan Little pada tahun 1985. Analisa proses penyimpangan ini dipusatkan pada reaksi orang lain yang menunjukkan definisi atau pemberi label terhadap individu atau sikap yang dianggap negatif menurut evaluasi orang lain.
Di dalam teori labeling ada dua hal yang terpenting yaitu konsep penyimpangan dan konsekuensi dari pelaksanaan kontrol sosial. Kedua hal tersebut sanggup memperjelas perihal asal mula terjadinya penyimpangan dan macam-macam penyimpangan. Penyimpangan yang dilakukan individu atau kelompok sanggup dibagi menjadi dua macam yaitu penyimpangan primer (hasil perbuatan yang menerima label dari masyarakat), dan penyimpangan sekunder (pelaksanaan penyimpangan sesudah menerima label dari masyarakat).
Berikutnya. Perbuatan Menyimpang sebagai Hasil Reaksi
Download
Baca Juga
Baca Juga
1. Edwin M. Lemert. Perbuatan Menyimpang sebagai Hasil Reaksi
2. Edwin M. Lemert. Kekuasaan Pemberian Label