Roger Garaudy

Seorang filsuf berhaluan Marxistis yang telah mengalami perkembangan cukup spektakuler yaitu Roger Garaudy (1913-). Ia berguru di Universitas Sorbonne dan memperoleh gelar docteur es lettres. Ia meraih lagi doktorat dari Akademi Ilmu Pengetahuan Soviet di Moskwa. Setelah mengajar di banyak sekali kawasan lain ia diangkat sebagai profesor filsafat di Universitas Poitiers. Sudah beberapa kali ia bercerita bagaimana pada umur 20 tahun (1933: tahun krisis di Eropa) ia masuk agama Nasrani Protestan dan serentak juga menjadi anggota Partai Komunis.
Ia sendiri tidak mengalami kesulitan dalam memperdamaikan pilihan ganda itu. agama Kristen—ia jelaskan—memberi orientasi kepada kehidupan pribadinya, setelah sudah usang ia mencari makna hidup. Dan Partai Komunis membuka perspektif gres untuk menghadapi persoalan-persoalan sosial dan politik. Garaudy menunaikan banyak sekali jabatan penting dalam partai. Ia menjadi anggota Komite Pusat Partai Komunis Prancis, lagi pula eksekutif Centre d’etudes et de recherches Marxistes (Pusat studi dan penelitian Marxistis) dan semenjak tahun 1956 anggota Politbiro Partai Komunis Prancis, organ yang memilih dan mengawasi masalah-masalah teoretis dalam partai. Garaudy menulis banyak sekali dan melibatkan diri dalam hampir semua diskusi yang menyangkut Marxisme setelah Perang Dunia II. Antara lain pada tahun 40-an ia ikut dalam diskusi antara Marxisme dan eksistensialisme, khususnya Sartre.

Perubahan besar dalam pemikirannya terjadi setelah tahun 1956, dikala destalinisasi mulai dilaksanakan juga dalam Partai Komunis Prancis. Stalin telah meninggal tahun 1953. Pada Kongres ke-20 Partai Komunis Uni Soviet yang diadakan tahun 1956, Krusychev menawarkan pidato termasyhur yang mengkritik Stalin dan menjadi awal mula destalinisasi dalam dunia komunis seluruhnya. Partai Komunis Prancis, termasuk Garaudy sendiri, selama itu masih berpegang pada garis Stalinistis. Dalam proses destalinisasi itu pemikiran Garaudy semakin bertambah kritis terhadap Marxisme dan terbuka terhadap golongan-golongan non-komunis. Antara lain ia memainkan peranan besar dalam obrolan antara beberapa Marxis dan tokoh-tokoh Nasrani yang berlangsung pada tahun 60-an. Hubungan Garaudy dengan partai semakin tegang, terutama sebab ia melontarkan kritik tajam atas sistem pemerintahan Uni Soviet, khususnya dalam kaitan dengan penyerbuan Rusia di Cekoslovakia tahun 1968. Jabatan-jabatannya dalam Partai dicopot satu demi satu dan hasilnya tahun 1970 ia dipecat juga sebagai anggota partai. Sesudah itu Garaudy menulis buku yang memuat semua dokumen yang menyangkut kesulitan-kesulitannya dengan partai. Pada tahun 60-an Garaudy melibatkan diri dalam diskusi dengan strukturalisme dan juga mengkritik interpretasi perihal filsafat Marx* yang diberikan oleh L. Althusser*. Ia beropini bahwa Althusser membuang apa yang harus dianggap sebagai inti pemikiran Marx*: praksis manusiawi sebagai pelaku dan sentra sejarah.


Menjelang hari ulang tahunnya yang ke-70 namanya sekali lagi tampil dalam pers internasional, dikala ia mengumumkan keputusannya untuk masuk agama Islam, agama istrinya yang berasal dari Aljazair. Dalam beberapa artikel dan wawancara ia telah menjelaskan langkahnya itu. Penjelasannya dalam harian Le Monde diakhiri dengan mengatakan: “Datang ke Islam bagi saya tidak berarti menyangkal Yesus dan Marx*. Saya kini sudah menemukan titik yang selalu sudah saya cari, yaitu titik di mana kreativitas artistik, agresi politik, dan keimanan membentuk kesatuan yang sungguh-sungguh. Kendatipun adanya sarkasme dan ancaman, saya telah mencapai—sebagaimana sudah saya tulis—kegembiraan yang paling besar, yaitu bahwa pada usia hampir 70 tahun saya masih tetap setia pada imipian saya dikala berusia 20 tahun”.

Sumber
Bertens. K. 2001. Filsafat Barat Kontemporer; Prancis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta


Download

Artikel Terkait

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel