Metode Permainan
Metode permainan mempunyai variasi yang sangat banyak dan tidak semuanya dibahas. Beberapa metode permainan yang sanggup dilakukan yakni sebagai berikut.
1. Talking Stick atau Talking Doll
Prosedur dalam melaksanakan metode ini yakni sebagai berikut.
a. Guru menyiapkan sebuah tongkat pendek atau boneka kecil yang lembut
b. Guru memberikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian menunjukkan kesempatan kepada penerima didik untuk membaca dan mempelajari materi
c. Setelah selesai membaca dan mempelajari materi dari materi bimbing atau buku pelajaran, penerima didik menutup bukunya
d. Guru mengambil tongkat atau boneka dan menunjukkan kepada salah seorang penerima didik. Kemudian, guru menunjukkan pertanyaan dan penerima didik yang memegang tongkat tersebut diminta untuk menjawab pertanyaan
e. Peserta didik yang telah menjawab pertanyaan menunjukkan tongkat atau melempar boneka kepada temannya, dilanjutkan dengan pertanyaan lain oleh guru yang harus dijawab oleh penerima didik yang memegang tongkat atau boneka
f. Tongkat disampaikan secara estafet kepada penerima didik yang lain atau boneka dilempar kepada penerima didik yang lain, disertai dengan aktivitas tanya jawab, hingga sebagian besar penerima didik menerima bab untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru
g. Guru membimbing penerima didik menciptakan kesimpulan
h. Guru melaksanakan penilaian pada final pembelajaran
2. Beach Ball
Metode ini menyerupai dengan talking stick dan talking doll, namun perbedaannya terletak pada cara memberikan bola. Sama dengan metode talking stick/doll, metode ini dipakai untuk meningkatkan partisipasi penerima didik dalam berbicara dan mencegah penerima didik tertentu memonopoli pembicaraan. Prosedur yang diterapkan dalam beach ball yakni sebagai berikut.
a. Guru memberikan tujuan pembelajaran dan topik yang akan didiskusikan. Guru memberikan hukum dalam melaksanakan diskusi dengan memakai beach ball
b. Guru mempersiapkan sebuah bola, kemudian memberikannya kepada seorang penerima didik yang diminta untuk mulai mendiskusikan topik yang telah ditetapkan
c. Peserta didik lain yang ingin berbicara harus mengangkat tangan untuk meminta bola dan berbicara bila bola telah dipegangnya
d. Diskusi dilanjutkan hingga batas waktu yang telah ditetapkan atau beberapa konsep penting telah disampaikan oleh penerima didik
e. Guru membimbing penerima didik menciptakan kesimpulan
f. Guru melaksanakan penilaian pada final pembelajaran
3. Lempar Bola Salju (Snowball Throwing)
Prosedur dalam melaksanakan metode ini yakni sebagai berikut.
a. Guru memberikan materi yang akan disajikan
b. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masig-masing ketua kelompok untuk menunjukkan klarifikasi perihal materi
c. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
d. Masing-masing penerima didik kemudian diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
e. Kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibentuk menyerupai bola dan dilempar dari satu penerima pada penerima didik yang lain selama ± 15 menit
f. Setelah penerima didik memperoleh satu bola/satu pertanyaan, diberikan kesempatan kepada penerima didik untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
g. Guru melaksanakan penilaian pada final pembelajaran
4. Bola Salju (Snowball)
Metode ini berbeda dengan metode lempar bola salju alasannya yakni penerima didik tidak membentuk kelompok. Pada metode ini, jumlah kelompok terus bertambah hingga semua penerima didik dalam satu kelas menjadi satu kelompok besar. Tahapan pelaksanaan metode ini yakni sebagai berikut.
a. Guru memberikan tujuan pembelajaran, menjelaskan aktivitas yang akan dilakukan, dan menyajikan warta atau mekanisme yang perlu dikuasai dalam pembelajaran
b. Guru menunjukkan pertanyaan yang bersifat divergen atau permasalahan yang perlu diselesaikan
c. Masing-masing penerima didik menulis solusi atau pendapatnya untuk penyelesaian masalah
d. Peserta didik membentuk kelompok yang terdiri dari dua orang dan mendiskusikan balasan mereka. Jawaban yang disetujui ditulis pada kertas kerja kelompok
e. Pasangan penerima didik membentuk kelompok yang terdiri dari empat orang dan mendiskusikan balasan yang tepat. Jawaban yang disetujui ditulis pada kertas kerja kelompok yang baru
f. Dua kelompok bergabung dan membentuk kelompok gres yang terdiri dari delapan orang. Kelompok mendiskusikan balasan dan balasan yang disepakati ditulis pada kertas kerja kelompok
g. Penggabungan kelompok dilakukan hingga semua penerima didik dalam satu kelas tergabung menjadi satu kelompok dan mendiskusikan balasan atas pertanyaan yang disampaikan oleh guru
h. Guru memantau perkembangan yang dilakukan kelompok dan berdiskusi perihal balasan yang disampaikan oleh juru bicara kelas
i. Guru melaksanakan penilaian untuk mengecek pemahaman penerima didik
5. Lingkaran Kecil dan Lingkaran Besar
Metode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan dengan mekanisme sebagai berikut
a. Guru mengatur membagi penerima didik dalam dua kelompok, di mana separuh kelas diminta bangun membentuk lingkaran kecil dengan menghadap keluar, sedangkan kelompok lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama dengan menghadap ke dalam
b. Dua penerima didik yang berpasangan dari lingkaran kecil dan lingkaran besar menyebarkan informasi. Pertukaran warta ini sanggup dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan
c. Peserta didik yang berada di lingkaran kecil membisu di tempat, sementara penerima didik yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam
d. Selanjutnya giliran penerima didik berada di lingkaran besar yang membagi informasi
e. Pergeseran penerima didik di lingkaran besar dilanjutkan dan disertai pertukaran warta antarpeserta didik yang berhadapan
6. Tari Bambu
Metode ini menyerupai dengan metode dua lingkaran (lingkaran besar dan lingkaran kecil), namun penerima didik diminta bangun berhadapan secara sejajar. Prosedur dalam pelaksanaan metode ini yakni sebagai berikut.
a. Guru membagi penerima didik dalam dua kelompok (jika jumlah penerima didik tidak terlalu banyak) atau dalam empat kelompok
b. Satu kelompok penerima didik bangun berjajar di depan kelas, sedangkan kelompok kedua bangun berjajar menghadap jajaran yang pertama
c. Dua penerima didik yang saling berhadapan dari kedua jajaran tersebut saling menyebarkan informasi
d. Salah satu jajaran bergeser ke kiri atau ke kanan dan penerima didik yang bangun di ujung salah satu jajaran dan tidak menerima pasangan yang berhadapan harus pindah ke jajaran di depannya sehingga memperoleh pasangan. Pergeseran dilakukan dengan memastikan bahwa masing-masing penerima didik menerima pasangan yang gres untuk menyebarkan informasi
e. Dua penerima didik yang saling berhadapan saling menyebarkan warta yang telah didapatkan dari pasangan sebelumnya. Pergeseran sanggup dilanjutkan sesuai dengan kebutuhan.
7. Keliling Kelompok
Langkah-langkah dalam melaksanakan metode ini yakni sebagai berikut
1) Guru membagi penerima didik dalam beberapa kelompok dan mengatur biar mereka duduk berkeliling
2) Guru menunjukkan kiprah pada kelompok berkaitan dengan materi yang dipelajari
3) Guru meminta salah seorang penerima didik dalam masing-masing kelompok untuk menilai kiprah yang sedang mereka kerjakan dengan menunjukkan pandangan dan pemikirannya
4) Selanjutnya penerima didik yang lain ikut menunjukkan kontribusinya secara bergantian. Giliran berbicara sanggup dilaksanakan arah perputaran jarum jam atau dari kiri ke kanan
Metode ini menyerupai dengan metode meja bulat atau round robin, di mana masing-masing kelompok duduk mengelilingi meja. Masing-masing anggota kelompok menyediakan pena untuk menulis balasan atau respons terhadap pertanyaan yang diajukan oleh guru melalui ketua kelompok. Jawaban ditulis pada selembar kertas secara bergantian oleh anggota kelompok dengan urutan giliran berlawanan arah atau searah putaran jarum jam. Anggota kelompok harus berhenti menulis bila waktu yang ditentukan sudah habis.
Sumber
Sani, Ridwan Abdullah. 2015. Inovasi Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta
Download
1. Talking Stick atau Talking Doll
Prosedur dalam melaksanakan metode ini yakni sebagai berikut.
a. Guru menyiapkan sebuah tongkat pendek atau boneka kecil yang lembut
b. Guru memberikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian menunjukkan kesempatan kepada penerima didik untuk membaca dan mempelajari materi
c. Setelah selesai membaca dan mempelajari materi dari materi bimbing atau buku pelajaran, penerima didik menutup bukunya
d. Guru mengambil tongkat atau boneka dan menunjukkan kepada salah seorang penerima didik. Kemudian, guru menunjukkan pertanyaan dan penerima didik yang memegang tongkat tersebut diminta untuk menjawab pertanyaan
e. Peserta didik yang telah menjawab pertanyaan menunjukkan tongkat atau melempar boneka kepada temannya, dilanjutkan dengan pertanyaan lain oleh guru yang harus dijawab oleh penerima didik yang memegang tongkat atau boneka
f. Tongkat disampaikan secara estafet kepada penerima didik yang lain atau boneka dilempar kepada penerima didik yang lain, disertai dengan aktivitas tanya jawab, hingga sebagian besar penerima didik menerima bab untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru
g. Guru membimbing penerima didik menciptakan kesimpulan
h. Guru melaksanakan penilaian pada final pembelajaran
2. Beach Ball
Metode ini menyerupai dengan talking stick dan talking doll, namun perbedaannya terletak pada cara memberikan bola. Sama dengan metode talking stick/doll, metode ini dipakai untuk meningkatkan partisipasi penerima didik dalam berbicara dan mencegah penerima didik tertentu memonopoli pembicaraan. Prosedur yang diterapkan dalam beach ball yakni sebagai berikut.
a. Guru memberikan tujuan pembelajaran dan topik yang akan didiskusikan. Guru memberikan hukum dalam melaksanakan diskusi dengan memakai beach ball
b. Guru mempersiapkan sebuah bola, kemudian memberikannya kepada seorang penerima didik yang diminta untuk mulai mendiskusikan topik yang telah ditetapkan
c. Peserta didik lain yang ingin berbicara harus mengangkat tangan untuk meminta bola dan berbicara bila bola telah dipegangnya
d. Diskusi dilanjutkan hingga batas waktu yang telah ditetapkan atau beberapa konsep penting telah disampaikan oleh penerima didik
e. Guru membimbing penerima didik menciptakan kesimpulan
f. Guru melaksanakan penilaian pada final pembelajaran
3. Lempar Bola Salju (Snowball Throwing)
Prosedur dalam melaksanakan metode ini yakni sebagai berikut.
a. Guru memberikan materi yang akan disajikan
b. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masig-masing ketua kelompok untuk menunjukkan klarifikasi perihal materi
c. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
d. Masing-masing penerima didik kemudian diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
e. Kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibentuk menyerupai bola dan dilempar dari satu penerima pada penerima didik yang lain selama ± 15 menit
f. Setelah penerima didik memperoleh satu bola/satu pertanyaan, diberikan kesempatan kepada penerima didik untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
g. Guru melaksanakan penilaian pada final pembelajaran
4. Bola Salju (Snowball)
Metode ini berbeda dengan metode lempar bola salju alasannya yakni penerima didik tidak membentuk kelompok. Pada metode ini, jumlah kelompok terus bertambah hingga semua penerima didik dalam satu kelas menjadi satu kelompok besar. Tahapan pelaksanaan metode ini yakni sebagai berikut.
a. Guru memberikan tujuan pembelajaran, menjelaskan aktivitas yang akan dilakukan, dan menyajikan warta atau mekanisme yang perlu dikuasai dalam pembelajaran
b. Guru menunjukkan pertanyaan yang bersifat divergen atau permasalahan yang perlu diselesaikan
c. Masing-masing penerima didik menulis solusi atau pendapatnya untuk penyelesaian masalah
d. Peserta didik membentuk kelompok yang terdiri dari dua orang dan mendiskusikan balasan mereka. Jawaban yang disetujui ditulis pada kertas kerja kelompok
e. Pasangan penerima didik membentuk kelompok yang terdiri dari empat orang dan mendiskusikan balasan yang tepat. Jawaban yang disetujui ditulis pada kertas kerja kelompok yang baru
f. Dua kelompok bergabung dan membentuk kelompok gres yang terdiri dari delapan orang. Kelompok mendiskusikan balasan dan balasan yang disepakati ditulis pada kertas kerja kelompok
g. Penggabungan kelompok dilakukan hingga semua penerima didik dalam satu kelas tergabung menjadi satu kelompok dan mendiskusikan balasan atas pertanyaan yang disampaikan oleh guru
h. Guru memantau perkembangan yang dilakukan kelompok dan berdiskusi perihal balasan yang disampaikan oleh juru bicara kelas
i. Guru melaksanakan penilaian untuk mengecek pemahaman penerima didik
5. Lingkaran Kecil dan Lingkaran Besar
Metode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan dengan mekanisme sebagai berikut
a. Guru mengatur membagi penerima didik dalam dua kelompok, di mana separuh kelas diminta bangun membentuk lingkaran kecil dengan menghadap keluar, sedangkan kelompok lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama dengan menghadap ke dalam
b. Dua penerima didik yang berpasangan dari lingkaran kecil dan lingkaran besar menyebarkan informasi. Pertukaran warta ini sanggup dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan
c. Peserta didik yang berada di lingkaran kecil membisu di tempat, sementara penerima didik yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam
d. Selanjutnya giliran penerima didik berada di lingkaran besar yang membagi informasi
e. Pergeseran penerima didik di lingkaran besar dilanjutkan dan disertai pertukaran warta antarpeserta didik yang berhadapan
6. Tari Bambu
Metode ini menyerupai dengan metode dua lingkaran (lingkaran besar dan lingkaran kecil), namun penerima didik diminta bangun berhadapan secara sejajar. Prosedur dalam pelaksanaan metode ini yakni sebagai berikut.
a. Guru membagi penerima didik dalam dua kelompok (jika jumlah penerima didik tidak terlalu banyak) atau dalam empat kelompok
b. Satu kelompok penerima didik bangun berjajar di depan kelas, sedangkan kelompok kedua bangun berjajar menghadap jajaran yang pertama
c. Dua penerima didik yang saling berhadapan dari kedua jajaran tersebut saling menyebarkan informasi
d. Salah satu jajaran bergeser ke kiri atau ke kanan dan penerima didik yang bangun di ujung salah satu jajaran dan tidak menerima pasangan yang berhadapan harus pindah ke jajaran di depannya sehingga memperoleh pasangan. Pergeseran dilakukan dengan memastikan bahwa masing-masing penerima didik menerima pasangan yang gres untuk menyebarkan informasi
e. Dua penerima didik yang saling berhadapan saling menyebarkan warta yang telah didapatkan dari pasangan sebelumnya. Pergeseran sanggup dilanjutkan sesuai dengan kebutuhan.
7. Keliling Kelompok
Langkah-langkah dalam melaksanakan metode ini yakni sebagai berikut
1) Guru membagi penerima didik dalam beberapa kelompok dan mengatur biar mereka duduk berkeliling
2) Guru menunjukkan kiprah pada kelompok berkaitan dengan materi yang dipelajari
3) Guru meminta salah seorang penerima didik dalam masing-masing kelompok untuk menilai kiprah yang sedang mereka kerjakan dengan menunjukkan pandangan dan pemikirannya
4) Selanjutnya penerima didik yang lain ikut menunjukkan kontribusinya secara bergantian. Giliran berbicara sanggup dilaksanakan arah perputaran jarum jam atau dari kiri ke kanan
Metode ini menyerupai dengan metode meja bulat atau round robin, di mana masing-masing kelompok duduk mengelilingi meja. Masing-masing anggota kelompok menyediakan pena untuk menulis balasan atau respons terhadap pertanyaan yang diajukan oleh guru melalui ketua kelompok. Jawaban ditulis pada selembar kertas secara bergantian oleh anggota kelompok dengan urutan giliran berlawanan arah atau searah putaran jarum jam. Anggota kelompok harus berhenti menulis bila waktu yang ditentukan sudah habis.
Sumber
Sani, Ridwan Abdullah. 2015. Inovasi Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta
Download