Materi Sosiologi Kelas Xii Kepingan 6. Penilaian Agresi Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013)
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari belahan ini, peserta didik diharapkan dapat:
1. Mengevaluasi agresi pemberdayaan komunitas sebagai bentuk kemandirian dalam menyikapi ketimpangan sosial
2. Memaparkan inisiatif, usulan, alternatif, dan rekomendasi menurut hasil penilaian agresi pemberdayaan komunitas.
A. Konsep-Konsep Pemantauan dan Evaluasi Pemberdayaan Komunitas
1. Pengertian Evaluasi Pemberdayaan Komunitas
Kata “evaluasi” dalam kehidupan sehari-hari sering diartikan sebagai padanan istilah dari “penilaian”, yaitu suatu tindakan pengambilan keputusan untuk menilai suatu objek, keadaan, peristiwa, atau kegiatan tertentu yang sedang diamati (Hornby dan Parnwell, 1972). Pokok-pokok pengertian ihwal evaluasi.
a. Evaluasi yaitu kegiatan pengamatan dan analisis terhadap suatu keadaan, peristiwa, tanda-tanda alam, atau sesuatu objek
Baca Juga
c. Melakukan penilaian, atas segala sesuatu yang diamati, menurut hasil perbandingan atau pengukuran yang dilakukan
Kegiatan penilaian selalu meliputi kegiatan berikut.
a. Observasi (pengamatan)
b. Membanding-bandingkan antara hasil pengamatan dengan pedoman yang ada atau telah ditetapkan lebih dahulu
c. Pengambilan keputusan atau penilaian atas objek yang diamati
Kegiatan penilaian merupakan kegiatan yang terjadwal dan sistematis yang meliputi hal-hal berikut.
a. Pengamatan untuk pengumpulan data atau fakta
b. Penggunaan “pedoman” yang telah ditetapkan
c. Pengukuran atau membandingkan hasil pengamatan dengan pedoman-pedoman yang sudah ditetapkan terlebih dahulu
d. Penilaian dan pengambilan keputusan
Evaluasi harus “objektif”, dalam arti harus dilakukan menurut data atau fakta, bukan menurut praduga atau intuisi seseorang. Evaluasi juga harus memakai pedoman-pedoman tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
2. Ragam Evaluasi dan Aksi Pemberdayaan Komunitas
a. Evaluasi Formatif dan Evaluasi Sumatif
Evaluasi formatif yaitu penilaian yang dilaksanakan terhadap aktivitas atau kegiatan yang telah dirumuskan, sebelum aktivitas atau kegiatan itu sendiri dilaksanakan. Sedangkan penilaian sumatif merupakan kegiatan penilaian yang dilakukan sesudah aktivitas selesai dilaksanakan.
b. On-Going Evaluation dan Ex-Post Evaluation
On-going evaluation yaitu penilaian yang dilaksanakan pada dikala aktivitas atau kegiatan itu masih/sedang dilaksanakan, yang dimaksudkan untuk mengetahui ada/tidaknya penyimpangan pelaksanaan kegiatan dibanding aktivitas atau planning yang telah ditetapkan. Sedangkan ex-post evaluation bahwasanya sama dengan penilaian sumatif, yaitu penilaian yang dilaksanakan pada dikala aktivitas atau kegiatan yang direncanakan telah selesai dikerjakan.
c. Evaluasi Intern dan Evaluasi Ekstern
Ditinjau dari pelaksana kegiatan evaluasi, kegiatan penilaian dibedakan antara penilaian intern dan penilaian ekstern. Pada penilaian intern, pengambilan inisiatif diadakannya penilaian maupun pelaksanaan kegiatan penilaian yaitu orang-orang atau abdnegara yang terlibat pribadi dengan aktivitas yang bersangkutan. Sementara itu, penilaian ekstern yaitu penilaian yang dilaksanakan oleh pihak luar (di luar organisasi pemilik/pelaksana program) meskipun inisiatif dilakukanya penilaian sanggup muncul dari kalangan orang luar, atau justru diminta oleh organisasi pemilik/pelaksana aktivitas yang bersangkutan.
d. Evaluasi Teknis dan Evaluasi Ekonomi
Dilihat dari aspek kegiatan yang dievaluasi, dikenal adanya penilaian teknis (fisik). Evaluasi teknis (fisik) yaitu kegiatan penilaian yang peserta manfaat dan ukurannya memakai ukuran-ukuran teknis (fisik). Sementara itu, penilaian ekonomi atau keuangan, peserta keuntungannya yaitu pengelolaan keuangan dan peserta ini memakai ukuran-ukuran ekonomi.
e. Evaluasi Program, Pemantauan Program, dan Evaluasi Dampak Program
1) Evaluasi Program, adalam penilaian yang dilakukan untuk mengkaji kembali draft/usulan aktivitas yang sudah dirumuskan sebelum aktivitas itu dilaksanakan.
2) Pemantauan Program, diartikan sebagai proses pengumpulan warta (data dan fakta) dan pengambilan keputusan-keputusan yang terjadi selama proses pelaksanaan program.
3) Evaluasi Dampak Program, sebagian besar kegiatan penilaian umumnya diarahkan untuk mengevaluasi tujuan aktivitas atau dampak kegiatan yang telah dihasilkan oleh pelaksanaan aktivitas yang telah direncanakan.
f. Evaluasi Proses dan Evaluasi Hasil
1) Evaluasi proses yaitu penilaian yang dilakukan untuk mengevaluasi seberapa jauh proses kegiatan yang telah dilaksanakan itu sesuai (dalam arti kuantitatif ataupun kualitatif) dengan proses kegiatan yang seharusnya dilaksanakan sesuai yang dirumuskan dalam programnya.
2) Evaluasi hasil yaitu penilaian yang dilakukan untuk mengevaluasi ihwal seberapa jauh tujuan-tujuan yang direncanakan telah sanggup dicapai, baik dalam pengertian kuantitatif maupun kualitatif.
3. Tujuan Evaluasi dan Aksi Pemberdayaan Komunitas
Pada dasarnya tujuan penilaian yaitu untuk mengetahui seberapa jauh kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai atau menyimpang dari pedoman yang telah ditetapkan.
4. Kegunaan Evaluasi Pemberdayaan Komunitas
a. Kegunaan operasional
1) Dengan penilaian kita sanggup mengetahui cara yang sempurna untuk mencapai tujuan yang dikehendaki dan sekaligus sanggup mengidentifikasi faktor-faktor kritis (critical factors) yang sangat memilih keberhasilan kegiatan (pemberdayaan) yang dilakukan.
3) Melalui penilaian akan sanggup dikembangkan tujuan-tujuan serta analisis warta yang bermanfaat bagi pelaporan kegiatan
b. Kegunaan analitis bagi pengembangan program
1) Untuk berbagi dan mempertajam tujuan aktivitas dan perumusannya
2) Untuk menguji asumsi-asumsi yang digunakan, dan untuk lebih menegaskannya lagi secara eksplisit
3) Untuk membantu dalam mengkaji ulang proses kegiatan demi tercapainya tujuan simpulan yang dikehendaki
c. Kegunaan kebijakan
1) Berlandaskan hasil penilaian sanggup dirumuskan kembali, taktik pembangunan, pendekatan yang digunakan, serta asumsi-asumsi dan hipotesis-hipotesis yang akan diuji
2) Untuk menggali dan meningkatkan kemampuan pengetahuan ihwal kekerabatan antarkegiatan pembangunan, yang sangat bermanfaat bagi peningkatan efektivitas dan efisiensi kegiatan di masa-masa mendatang
5. Landasan Evaluasi Pemberdayaan Komunitas
a. Evaluasi dilandasi oleh impian untuk mengetahui sesuatu
b. Menjungjung tinggi nilai-nilai kebenaran
c. Objektif
B. Prinsip-Prinsip Evaluasi Aksi Pemberdayaan Komunitas
1) Kegiatan penilaian harus merupakan belahan integral yang tak terpisahkan dari kegiatan perencanaan aktivitas artinya tujuan penilaian harus selaras dengan tujuan yang ingin dicapai yang telah dinyatakan dalam perencanaan programnya.
2) Setiap penilaian harus memenuhi persyaratan berikut
a. Objektif
b. Menggunakan pedoman tertentu yang telah dibakukan (standarized)
c. Menggunakan metode pengumpulan data yang sempurna dan teliti
d. Menggunakan alat ukur yang sempurna (valid, sahih) dan sanggup mengemban amanah (teliti, reliable)
3) Setiap penilaian harus memakai alat ukur yang berbeda untuk mengukur tujuan penilaian yang berbeda pula.
4) Evaluasi harus dinyatakan dalam bentuk data kuantitatif dan uraian kualitatif
5) Evaluasi harus efektif dan efisien
C. Kualifikasi Evaluasi Aksi Pemberdayaan Komunitas
Untuk memperoleh hasil penilaian yang baik, setiap penilaian harus dilaksanakan biar memenuhi persyaratan berikut ini.
1) Memiliki tujuan terperinci dan spesifik
2) Menggunakan instrumen yang sempurna dan teliti
3) Memberikan citra terperinci ihwal perubahan sikap peserta manfaat
4) Evaluasi harus praktis
5) Objektif
D. Pendekatan dalam Pelaksanaan Evaluasi Aksi Pemberdayaan Komunitas
1. Pendekatan Kebutuhan, artinya harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat peserta manfaat
2. Pendekatan Informan Kunci (Key Informan), pengumpulan data dibatasi pada informan kunci yang biasanya terdiri dari tokoh-tokoh masyarakat setempat yang menguasai ihwal kebutuhan dan hal-hal yang dirasakan oleh masyarakat peserta manfaat
3. Pendekatan Forum Masyarakat
4. Pendekatan Indikator, dengan membatasi pada sejumlah indikator-indikator yang strategis
5. Survei dan Sensus
E. Pendekatan Sistem dalam Evaluasi Pemberdayaan Komunitas
Mengacu pada pengertian ihwal pemberdayaan dan analisis ihwal pendidikan sebagai suatu sistem, kegiatan pemberdayaan sanggup dipandang sebagai suatu sistem pendidikan, yang terdiri atas,
1. Raw input atau materi baku yang berupa peserta manfaat didik atau masyarakat yang menjadi peserta manfaat pemberdayaan
2. Instrumen input, atau perlengkapan yang berupa: fasilitator, materi pemberdayaan, metode pemberdayaan, dan keadaan kegiatan pemberdayaan
3. Environment input, atau lingkungan (sosial, ekonomi, budaya) asal masyarakat yang menjadi peserta manfaat pemberdayaan
4. Proses pemberdayaan itu sendiri
5. Output atau hasil pemberdayaan yang berupa hasil pribadi (perubahan perilaku) dan hasil simpulan (peningkatan produktivitas, pendapatan, dan kesejahteraan masyarakat peserta manfaat)
Oleh alhasil diharapkan adanya penilaian yang diarahkan untuk mengevaluasi keseluruhan unsur (sub sistem) dari sistem pemberdayaan itu,
a. Evaluasi akal (tujuan) program
b. Evaluasi proses (belajar-mengajar) yang diprogramkan
c. Evaluasi logistik yang diperlukan
d. Evaluasi sistem pengawasan
F. Pendekatan dalam Pelaksanaan Pemantauan Aksi Pemberdayaan Komunitas
Beberapa pendekatan yang sanggup diterapkan untuk melaksanakan pemantauan, yaitu
1. Penggunaan catatan-catatan atau rekaman data, yaitu kegiatan pemantauan yang dilakukan dengan membandingkan catatan aktivitas kegiatan (termasuk target-targetnya), dengan warta yang sanggup dikumpulkan selama pelaksanaan program.
2. Survei terhadap peserta aktivitas atau peserta manfaat dan pemangku kepentingan yang lain.
3. Survei terhadap seluruh warga masyarakat, baik yang terlibat pribadi maupun tidak pribadi dalam aktivitas pemberdayaan.
G. Pendekatan dalam Evaluasi Dampak Program Aksi Pemberdayaan Komunitas
Pelaksanaan penilaian terhadap dampak aktivitas bertujuan untuk menilai seberapa jauh tingkat efektivitas aktivitas dan dampaknya terhadap masyarakat peserta manfaat, baik yang terlibat pribadi dalam pelaksanaan aktivitas maupun tidak. Ada beberapa pendekatan dalam penilaian dampak aktivitas agresi pemberdayaan komunitas, yaitu
1. Pendekatan Eksperimental, dengan merancang kegiatan penilaian sebagai suatu riset eksperimental
2. Pendekatan yang Berorientasi pada Tujuan (Goal Orientation Approach), dilakukan dalam penilaian keberhasilan atau ketercapaian tujuan kegiatan, yang memfokuskan kepada indikator-indikator ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan.
3. Pendekatan yang Berfokus pada Keputusan (The Decision Focused Approach), ditujukan untuk pengelola program, bagi pengambilan keputusan-keputusan yang terkait dengan keberlanjutan aktivitas (perbaikan, pengembangan penghentian, dan lain-lain)
4. Pendekatan yang Berorientasi pada Pemakai (The User Focused Approach), mengutamakan pada penilaian ihwal seberapa jauh tingkat korbanan dan atau kemanfaatan aktivitas bagi peserta manfaat, baik dilihat yang terkait dengan proses, hasil, maupun dampak kegiatannya
5. Pendekatan yang Responsive (The Responsive Approach), sangat unik, alasannya evaluator harus mendengar warta dari semua pemangku kepentingan untuk kemudian melaksanakan analisis dan sintesis melalui bermacam-macam sudut pandang yang dilatarbelakangi bermacam-macam kepentingan
6. Pendekatan yang Bebas Tujuan (Goal Free Approach), pendekatan ini memperlihatkan kebebasan untuk merumuskan tujuan dan metode evaluasinya.
H. Model-Model Evaluasi Pemberdayaan Komunitas
Model yaitu abstraksi suatu entitas di mana abstraksi yaitu penyederhanaan bentuk asli, dan entitas yaitu suatu kenyataan atau keadaan keseluruhan suatu benda, proses, ataupun insiden (Yaya dan Nandang, 2009). Dalam kekerabatan ini terdapat bermacam-macam model, yaitu
1. Model fisik yaitu menggambarkan entitas dalam bentuk tiga dimensi
2. Model naratif yaitu menggambarkan entitas dalam bentuk ekspresi dan atau tulisan
3. Model grafik menggambarkan entitas dalam bentuk garis dan simbol
4. Model matematik yaitu menggambarkan entitas dengan memakai rumus-rumus persamaan ihwal keterkaitan variabel
5. Model deskriptif, model ini menggambarkan situasi sebuah sistem tanpa rekomendasi dan peramalan
6. Model prediktif, model ini memperlihatkan apa yang akan terjadi, kalau sesuatu terjadi
7. Model normatif, model ini menyediakan tanggapan terbaik terhadap satu persoalan. Model ini memberi rekomendasi tindakan-tindakan yang perlu diambil
8. Model ikonik, yaitu model yang menirukan sistem aslinya, tetapi dalam suatu skala tertentu
9. Model analog, yaitu suatu model yang menirukan sistem aslinya dengan hanya mengambil beberapa karakteristik utama dan menggambarkanya dengan benda atau sistem lain secara analog
10. Model simbolis, yaitu suatu model yang menggambarkan sistem yang ditinjau dengan simbol-simbol biasanya dengan simbol-simbol matematis.
Sumber
Mulyadi, Yad dkk. 2014. Sosiologi Sekolah Menengan Atas Kelas XII. Yudhistira. Jakarta
Soal-Soal Klik di Sini
Download Materi di Sini
Lihat Juga
1. Video Evaluasi Aksi Pemberdayaan Komunitas (Youtube Chanel. https://youtu.be/Y0gNHAncb2M ) Jangan lupa like, komen, dan subscribe yah...
2. Video Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas (Youtube Chanel. https://youtu.be/xk0-bS8ATCs ) Jangan lupa like, komen, dan subscribe yah..
Media
1. Power Point 1
2. Power Point 2
3. Video Penunjang
4. Materi Pengayaan Sosiologi. Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas
Kamus
Kamus Sosiologi
Teori-Teori Sosiologi Relevan Materi
1. Biografi dan Autobiografi Tokoh-Tokoh Sosiologi
2. Konstruksi Teoretis Teori-Teori Sosiologi
3. Polemik Internal Teori-Teori Sosiologi
4. Teori-Teori Sosiologi dari Klasik, Kontemporer, dan Postmodern
Teori-Teori Filsafat Relevan Materi
1. Biografi Filsuf
2. Aliran-Aliran Filsafat
3. Teori-Teori Filsafat dari Yunani, Modern, dan Postmodern
4. Teori-Teori Cultural Studies
Artikel Terkait Lainnya
1. Artikel Sosiologi Terkait Materi
2. Pengetahuan Umum Terkait Materi