Emile Durkheim. Solidaritas Mekanis Dan Organis

Perubahan di dalam pembagian kerja memiliki implikasi-implikasi yang sangat besar bagi struktur masyarakat. Durkheim*, paling tertarik pada cara yang berubah yang menghasilkan solidaritas sosial, dengan kata lain, cara yang berubah yang mempersatukan masyarakat dan bagaimana para anggotanya melihat dirinya sebagai bab dari suatu keseluruhan. Untuk menangkap perbedaan tersebut, Durkheim* mengacu kepada dua tipe solidaritasmekanis dan organik. Suatu masyarakat yang dicirikan oleh solidaritas mekanis bersatu alasannya semua orang yakni generalis.
Ikatan di antara orang-orang itu ialah alasannya mereka semua terlibat di dalam kegiatan-kegiatan yang seakan-akan dan memiliki tanggung jawab tanggung jawab yang mirip. Sebaliknya, suatu masyarakat yang dicirikan oleh solidaritas organik dipersatukan oleh perbedaan-perbedaan di antara orang-orang, oleh fakta bahwa semuanya memiliki tugas-tugas dan tanggung jawab yang berbeda.

Karena orang-orang di dalam masyarakat modern melakukan sederet kiprah yang relatif sempit, mereka membutuhkan banyak orang lain supaya sanggup bertahan hidup. Keluarga primitif dikepalai oleh ayah pemburu dan ibu pengumpul masakan yang nyaris swasembada, tetapi keluarga modern membutuhkan grosir, pemanggang roti, tukang jagal, otomekanik, guru, polisi, dan seterusnya. Sebaliknya, orang-orang tersebut memerlukan banyak sekali jenis pelayanan yang disediakan orang lain supaya sanggup hidup di dunia modern. Oleh alasannya itu, masyarakat modern di  dalam pandangan Durkheim* dipersatukan oleh spesialisasi orang-orang dan kebutuhan mereka untuk layanan-layanan dari banyak orang lain. Spesialisasi itu tidak hanya meliputi para individu, tetapi juga kelompok-kelompok, struktur-struktur, dan lembaga-lembaga.


Durkheim* berargumen bahwa masyarakat-masyarakat primitif memiliki nurani kolektif yang lebih kuat, yakni pengertian-pengertian, norma-norma, dan kepercayaan-kepercayaan yang lebih banyak dianut bersama. Pembagian kerja yang bertambah telah menyebabkan berkurangnya nurani kolektif. Nurani kolektif jauh kurang berarti dalam masyarakat dengan solidaritas organik daripada dalam masyarakat mekanik. Manusia dalam masyarakat modern lebih mungkin dipertahankan bersama dengan pembagian kerja dan kebutuhan yang dihasilkan sebagai fungsi yang dilakukan oleh orang lain, bahkan mereka sendiri melalui nurani kolektif bersama yang kuat. Namun demikian, masyarakat-masyarakat organik pun memiliki suatu nurani kolektif, meskipun dalam bentuk yang lebih lemah yang memungkinkan perbedaan-perbedaan individual yang lebih banyak.

Empat Dimensi Nurani Kolektif


Anthony Giddens* (1972) mengatakan bahwa nurani kolektif di dalam kedua tipe masyarakat sanggup dibedakan menurut empat dimensi—volume, intensitas, kekakuan, dan isi.
Volume mengacu pada jumlah orang yang diliputi oleh nurani kolektif; intensitas mengacu kepada seberapa dalam para individu merasakannya; kekakuan, mengacu kepada seberapa terang ia didefinisikan; dan isi, mengacu kepada bentuk yang diambil nurani kolektif itu di dalam kedua tipe masyarakat. Di dalam suatu masyarakat yang dicirikan oleh solidaritas mekanis, nurani kolektif bekerjsama meliputi seluruh masyarakat dan segenap anggotanya; ia dipercaya dengan intensitas yang besar; ia sangat kaku; dan isinya sangat bersifat agamis. Pada masyarakat dengan solidaritas organik, nurani kolektif terbatas pada kelompok-kelompok khusus; ia dipatuhi dengan intensitas yang kurang; ia tidak begitu kaku; dan isinya yakni peninggian arti penting individu bagi pemikiran moral.

Download di Sini


Sumber
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.


Baca Juga
1. Emile Durkheim. Biografi 
2. Emile Durkheim. Teori Agama--Yang Sakral dan Yang Profan
3. Emile Durkheim. Tipe-Tipe Fakta Sosial Non-Material
4. Emile Durkheim. Masyarakat Normal dan Patologis
5. Emile Durkheim. Suicide
6. Emile Durkheim. Agama
7. Emile Durkheim. Fakta-Fakta Sosial Material dan Non-Material
8. Emile Durkheim. Sekilas Pemikiran
9. Emile Durkheim. Fakta-Fakta Sosial
10. Emile Durkheim. The Division of Labor in Society
11. Tokoh-Tokoh yang Mempengaruhi Perkembangan Ilmu Sosiologi
12. Emile Durkheim. Hukum Represif dan Restitutif
13. Pokok Bahasan Sosiologi  
14. Emile Durkheim. Anomie Theory (Teori Anomi)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel